Bakal Muncul 10 Unicorn Lagi, Menlu Retno Tekankan Pentingnya Ekonomi Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI atau Menlu Retno Marsudi menekankan, pentingnya ekonomi kreatif yang memainkan peran utama dalam meningkatkan mata pencaharian dan mengurangi kemiskinan. Selain itu teknologi digital yang berkembang cepat harus ditangkap sebagai potensi, dimana McKinsey berspekulasi bahwa setidaknya 10 unicorn lagi akan muncul.
Hal ini disampaikan Menlu Retno saat membuka acara Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Carribean (INA-LAC). Mengusung tema, “Indonesia and Latin America and the Caribbean Partnership: Recover Together, Recover Stronger” menampilkan pejabat dari Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia.
Dalam kesempatan itu, Retno mengungkapkan, 3 upaya Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia dalam memperkuat hubungan ekonomi. Menlu mengatakan, pentingnya memperdalam kerja sama industri kreatif, ekonomi digital, dan konektivitas.
“Solusi inovatif adalah pendorong utama untuk mempercepat pemulihan ekonomi kita. Industri kreatif juga terbukti sangat pesat, karena telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar selama pandemi,” katanya.
Selain itu, teknologi digital dan informasi telah menjadi pendukung penting bagi kelangsungan bisnis. Ia berkata sektor ini mampu memberikan peluang dengan meningkatkan potensi kerja sama dalam perdagangan digital serta ekonomi kreatif.
“Pada saat yang sama, ekonomi digital juga berkembang. Di Indonesia hal ini tercermin dengan memiliki lebih dari 2.000 start-up, termasuk 5 unicorn dan satu decacorn. McKinsey bahkan berspekulasi bahwa setidaknya 10 unicorn lagi akan muncul dalam dekade berikutnya,” tuturnya.
Langkah selanjutnya adalah memperkuat upaya untuk menghubungkan kembali ekonomi negara. Ia berkata, berbagai tindakan pembatasan telah menghambat interaksi bisnis dan pergerakan manusia.
“Kita harus membuat langkah serius menuju pembukaan kembali dengan aman perbatasan kita. Dengan maksud untuk memfasilitasi koridor perjalanan bisnis yang penting pengaturan dengan protokol kesehatan yang ketat di tempat. Dalam jangka panjang kita bisa memperluas koridor serupa menuju pariwisata tujuan,” kata Retno dalam INA-LAC Business Forum (14/10/2021).
Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut perlu dijajaki saling pengakuan sertifikat vaksin antara Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia. Upaya yang terakhir adalah menjalin kemitraan tentang keberlanjutan dan penghijauan ekonomi.
Menurut Retno, upaya ini dapat berkontribusi tidak hanya dalam penciptaan lapangan kerja, tetapi juga untuk pengembangan energi masa depan. “Pandemi telah memberikan momentum bagi kita untuk mendorong ekonomi hijau. Indonesia dan negara-negara LAC memiliki aspirasi dan komitmen yang sama untuk mengurangi emisi karbon global,” ujarnya.
Oleh karena itu, Retno mengundang negara-negara LAC untuk memperkuat kerja sama investasi ekonomi hijau untuk kepentingan masa depan bersama. “Dalam mencapai hal ini, kami Indonesia telah mendorong pengembangan: ekosistem untuk kendaraan listrik, energi terbarukan termasuk biofuel dan panel surya,” sambungnya.
Ia mengajak negara anggota INA LAC untuk memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan perdagangan dan investasi guna menghidupkan kembali perekonomian negara. “Ini memberikan momentum yang harus kita manfaatkan untuk pemulihan yang diharapkan dan menghidupkan kembali perekonomian kita,” tandasnya.
Menurutnya forum ini bertujuan memperkuat diplomasi ekonomi di kawasan tersebut melalui penciptaan kesepakatan bisnis dan infrastruktur perdagangan seperti perjanjian bilateral. Retno berkata, pada tahun 2021 pandemi covid-19 masih menjadi tantangan bagi berbagai sektor usaha di tahun 2021. Gangguan pada rantai pasok global, masalah logistik, dan imitasi lainnya bagi pelaku usaha untuk beradaptasi dengan ‘new normal’.
Ia berkata, tujuan utama dari forum INA LAC Business Forum adalah untuk memfasilitasi para pemangku kepentingan dari Indoneisa dan America Latin dan Karibia. Menyesuaikan dengan situasi saat ini, pemerintah indonesia mengembangkan platform akses digital untuk menghubungkan sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata indonesia dengan dunia menjalin kerja sama ekonomi yang konkrit dan memperluas jaringan bisnis secara virtual.
Forum ini diselenggarakan secara hybrid dan diikuti dengan peluncuran Platform Digital Forum Bisnis INA-LAC sebagai wadah interaksi para pengusaha dari Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia.
Hal ini disampaikan Menlu Retno saat membuka acara Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Carribean (INA-LAC). Mengusung tema, “Indonesia and Latin America and the Caribbean Partnership: Recover Together, Recover Stronger” menampilkan pejabat dari Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia.
Dalam kesempatan itu, Retno mengungkapkan, 3 upaya Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia dalam memperkuat hubungan ekonomi. Menlu mengatakan, pentingnya memperdalam kerja sama industri kreatif, ekonomi digital, dan konektivitas.
“Solusi inovatif adalah pendorong utama untuk mempercepat pemulihan ekonomi kita. Industri kreatif juga terbukti sangat pesat, karena telah menunjukkan pertumbuhan yang cukup besar selama pandemi,” katanya.
Selain itu, teknologi digital dan informasi telah menjadi pendukung penting bagi kelangsungan bisnis. Ia berkata sektor ini mampu memberikan peluang dengan meningkatkan potensi kerja sama dalam perdagangan digital serta ekonomi kreatif.
“Pada saat yang sama, ekonomi digital juga berkembang. Di Indonesia hal ini tercermin dengan memiliki lebih dari 2.000 start-up, termasuk 5 unicorn dan satu decacorn. McKinsey bahkan berspekulasi bahwa setidaknya 10 unicorn lagi akan muncul dalam dekade berikutnya,” tuturnya.
Langkah selanjutnya adalah memperkuat upaya untuk menghubungkan kembali ekonomi negara. Ia berkata, berbagai tindakan pembatasan telah menghambat interaksi bisnis dan pergerakan manusia.
“Kita harus membuat langkah serius menuju pembukaan kembali dengan aman perbatasan kita. Dengan maksud untuk memfasilitasi koridor perjalanan bisnis yang penting pengaturan dengan protokol kesehatan yang ketat di tempat. Dalam jangka panjang kita bisa memperluas koridor serupa menuju pariwisata tujuan,” kata Retno dalam INA-LAC Business Forum (14/10/2021).
Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut perlu dijajaki saling pengakuan sertifikat vaksin antara Indonesia dengan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia. Upaya yang terakhir adalah menjalin kemitraan tentang keberlanjutan dan penghijauan ekonomi.
Menurut Retno, upaya ini dapat berkontribusi tidak hanya dalam penciptaan lapangan kerja, tetapi juga untuk pengembangan energi masa depan. “Pandemi telah memberikan momentum bagi kita untuk mendorong ekonomi hijau. Indonesia dan negara-negara LAC memiliki aspirasi dan komitmen yang sama untuk mengurangi emisi karbon global,” ujarnya.
Oleh karena itu, Retno mengundang negara-negara LAC untuk memperkuat kerja sama investasi ekonomi hijau untuk kepentingan masa depan bersama. “Dalam mencapai hal ini, kami Indonesia telah mendorong pengembangan: ekosistem untuk kendaraan listrik, energi terbarukan termasuk biofuel dan panel surya,” sambungnya.
Ia mengajak negara anggota INA LAC untuk memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan perdagangan dan investasi guna menghidupkan kembali perekonomian negara. “Ini memberikan momentum yang harus kita manfaatkan untuk pemulihan yang diharapkan dan menghidupkan kembali perekonomian kita,” tandasnya.
Menurutnya forum ini bertujuan memperkuat diplomasi ekonomi di kawasan tersebut melalui penciptaan kesepakatan bisnis dan infrastruktur perdagangan seperti perjanjian bilateral. Retno berkata, pada tahun 2021 pandemi covid-19 masih menjadi tantangan bagi berbagai sektor usaha di tahun 2021. Gangguan pada rantai pasok global, masalah logistik, dan imitasi lainnya bagi pelaku usaha untuk beradaptasi dengan ‘new normal’.
Ia berkata, tujuan utama dari forum INA LAC Business Forum adalah untuk memfasilitasi para pemangku kepentingan dari Indoneisa dan America Latin dan Karibia. Menyesuaikan dengan situasi saat ini, pemerintah indonesia mengembangkan platform akses digital untuk menghubungkan sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata indonesia dengan dunia menjalin kerja sama ekonomi yang konkrit dan memperluas jaringan bisnis secara virtual.
Forum ini diselenggarakan secara hybrid dan diikuti dengan peluncuran Platform Digital Forum Bisnis INA-LAC sebagai wadah interaksi para pengusaha dari Indonesia dan Amerika Latin dan Karibia.
(akr)