Akhir Tahun, Bank Dunia Targetkan Donasi Rp1.420 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Bank Dunia David Malpass meminta China dapat meningkatkan donasi ke negara-negara miskin melalui Asosiasi Pembangunan Internasional (International Development Association/IDA).
Di tengah krisis energi yang melanda China saat ini, David menyebut ekonomi Beijing telah tumbuh dengan baik dan dapat mengalokasikan dana bantuan mereka lebih dari sumbangan sebelumnya. Pernyataan tersebut diucapkan David di depan Komite Bretton Woods, sebuah organisasi pendonor yang berbasis di Amerika Serikat, dilansir Reuters, Kamis (14/10/2021).
Saat ini Bank Dunia sedang berupaya mengumpulkan donasi dari negara pemberi bantuan, menjangkau Inggris, Rusia, Turkis, hingga China dengan target akhir tahun mencapai USD100 miliar. Dana tersebut diperlukan untuk membantu mengatasi hambatan dalam pembangunan yang disebabkan oleh Covid-19.
Kepada kelompok tersebut, dirinya mengatakan bahwa Bank Dunia sedang berusaha mendapatkan izin khusus dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (United States Securites and Exchange/SEC) untuk menerbitkan obligasi di pasar modal AS. Langkah ini memiliki tujuan untuk membuka peluang masuknya dana dari investor.
Dia mencatat beberapa bank pembangunan telah memiliki izin penerbitan obligasi di bursa AS, seperti Asian Development Bank, Inter American Development Bank, dan Asia Infrastructure Investment Bank.
Belum ada pernyataan resmi dari SEC menyusul kabar ini. Seperti diketahui, pertemuan para pejabat keuangan kelompok G-20 pada Rabu kemarin menitikberatkan adanya suntikan dana yang ambisius.
Pandemi Covid-19 membuat kesenjangan antara negara ekonomi maju dan berkembang semakin memburuk, serta menghambat upaya mengurangi tingkat kemiskinan selama bertahun-tahun. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan global mencapai 5,7% pada 2021 dan 4,4% pada 2022.
Di tengah krisis energi yang melanda China saat ini, David menyebut ekonomi Beijing telah tumbuh dengan baik dan dapat mengalokasikan dana bantuan mereka lebih dari sumbangan sebelumnya. Pernyataan tersebut diucapkan David di depan Komite Bretton Woods, sebuah organisasi pendonor yang berbasis di Amerika Serikat, dilansir Reuters, Kamis (14/10/2021).
Saat ini Bank Dunia sedang berupaya mengumpulkan donasi dari negara pemberi bantuan, menjangkau Inggris, Rusia, Turkis, hingga China dengan target akhir tahun mencapai USD100 miliar. Dana tersebut diperlukan untuk membantu mengatasi hambatan dalam pembangunan yang disebabkan oleh Covid-19.
Kepada kelompok tersebut, dirinya mengatakan bahwa Bank Dunia sedang berusaha mendapatkan izin khusus dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (United States Securites and Exchange/SEC) untuk menerbitkan obligasi di pasar modal AS. Langkah ini memiliki tujuan untuk membuka peluang masuknya dana dari investor.
Dia mencatat beberapa bank pembangunan telah memiliki izin penerbitan obligasi di bursa AS, seperti Asian Development Bank, Inter American Development Bank, dan Asia Infrastructure Investment Bank.
Belum ada pernyataan resmi dari SEC menyusul kabar ini. Seperti diketahui, pertemuan para pejabat keuangan kelompok G-20 pada Rabu kemarin menitikberatkan adanya suntikan dana yang ambisius.
Pandemi Covid-19 membuat kesenjangan antara negara ekonomi maju dan berkembang semakin memburuk, serta menghambat upaya mengurangi tingkat kemiskinan selama bertahun-tahun. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan global mencapai 5,7% pada 2021 dan 4,4% pada 2022.
(uka)