Dukung Penerapan ESG di Pasar Modal, Begini Cara BEI
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berkomitmen mendukung penerapan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola atau environmental, social, and corporate governance (ESG) di pasar modal Indonesia. Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mengatakan, pihaknya terus melakukan pengembangan ESG di pasar modal.
“Bursa terus memperhatikan tuntutan pasar terkait penerapan ESG. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan benchmarking atas common practice dari bursa-bursa di dunia dalam menerapkan aspek ESG serta melihat standar internasional terkait penerapan ESG yang menjadi perhatian investor asing,” ujar Hasan dalam keterangan tertulis, Minggu (17/10/2021).
Kemudian Hasan menerangkan, pihaknya juga mendukung pelaksanaan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap 2 periode 2021-2025 yang telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini dilakukan dengan keanggotaan BEI dalam Task Force Keuangan Berkelanjutan baik di lingkup industri jasa keuangan maupun di lingkup pasar modal .
“Tantangan dari penerapan ESG adalah bagaimana mendorong penerapan aspek-aspek ESG dan pembuatan Laporan Keberlanjutan tidak hanya bagi perusahaan tercatat di BEI, akan tetapi juga stakeholder lainnya di pasar modal Indonesia,” ujarnya.
Hasan mengungkapkan, berinvestasi pada saham perusahaan yang memperhatikan aspek ESG dalam aktivitas bisnisnya merupakan salah satu bentuk responsible investment. Penerapan ESG yang baik oleh Perusahaan Tercatat dapat mengurangi risiko dampak negatif yang berpotensi terjadi ke depannya.
Karena itu, kata dia, peluang dalam penerapan ESG akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia ke depannya.
“Peluang dalam penerapan ESG ke depannya adalah investor domestik maupun investor asing yang sudah mulai memperhatikan aspek ESG dalam keputusan investasinya. Sebagai contoh, di Eropa seluruh Manajer Investasi wajib untuk mengembangkan kebijakan tentang integrasi risiko terkait keberlanjutan ke dalam proses pengambilan keputusan investasi,” jelasnya.
Lebih jauh lagi, sambung Hasan, penerapan ESG membuat investasi yang dilakukan secara tidak langsung juga turut mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial sekaligus memberikan rasa aman karena investasi dilakukan pada perusahaan yang menerapkan tata kelola yang baik.
“Oleh karena itu, strategi yang dilakukan oleh BEI adalah dengan meningkatkan awareness dari stakeholder di pasar modal Indonesia terkait pentingnya penerapan aspek ESG,” ucapnya.
Di Indonesia sendiri, lanjut Hasan, jika melihat jumlah dan nilai dana kelolaan reksa dana maupun ETF berbasis indeks yang menggunakan metode penilaian berbasis ESG atas saham-saham Perusahaan Tercatat juga mengalami peningkatan.
Pada Juni 2021, terdapat 15 produk reksa dana dengan total dana kelolaan sebesar Rp3,1 triliun, naik dari tahun 2016 yang hanya sebesar Rp42 miliar dari 1 produk.
“Selain itu, terdapat tantangan bagaimana Perusahaan Tercatat melakukan pengungkapan dan perhitungan atas jejak karbon, karena Perusahaan di Indonesia masih banyak yang belum melakukan dan terbiasa melakukan hal ini. Sedangkan dari sisi investor global biasanya hal ini dibutuhkan dalam aspek penilaian ESG,” pungkasnya.
“Bursa terus memperhatikan tuntutan pasar terkait penerapan ESG. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan benchmarking atas common practice dari bursa-bursa di dunia dalam menerapkan aspek ESG serta melihat standar internasional terkait penerapan ESG yang menjadi perhatian investor asing,” ujar Hasan dalam keterangan tertulis, Minggu (17/10/2021).
Kemudian Hasan menerangkan, pihaknya juga mendukung pelaksanaan Roadmap Keuangan Berkelanjutan Tahap 2 periode 2021-2025 yang telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini dilakukan dengan keanggotaan BEI dalam Task Force Keuangan Berkelanjutan baik di lingkup industri jasa keuangan maupun di lingkup pasar modal .
“Tantangan dari penerapan ESG adalah bagaimana mendorong penerapan aspek-aspek ESG dan pembuatan Laporan Keberlanjutan tidak hanya bagi perusahaan tercatat di BEI, akan tetapi juga stakeholder lainnya di pasar modal Indonesia,” ujarnya.
Hasan mengungkapkan, berinvestasi pada saham perusahaan yang memperhatikan aspek ESG dalam aktivitas bisnisnya merupakan salah satu bentuk responsible investment. Penerapan ESG yang baik oleh Perusahaan Tercatat dapat mengurangi risiko dampak negatif yang berpotensi terjadi ke depannya.
Karena itu, kata dia, peluang dalam penerapan ESG akan berdampak positif bagi pasar modal Indonesia ke depannya.
“Peluang dalam penerapan ESG ke depannya adalah investor domestik maupun investor asing yang sudah mulai memperhatikan aspek ESG dalam keputusan investasinya. Sebagai contoh, di Eropa seluruh Manajer Investasi wajib untuk mengembangkan kebijakan tentang integrasi risiko terkait keberlanjutan ke dalam proses pengambilan keputusan investasi,” jelasnya.
Lebih jauh lagi, sambung Hasan, penerapan ESG membuat investasi yang dilakukan secara tidak langsung juga turut mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial sekaligus memberikan rasa aman karena investasi dilakukan pada perusahaan yang menerapkan tata kelola yang baik.
“Oleh karena itu, strategi yang dilakukan oleh BEI adalah dengan meningkatkan awareness dari stakeholder di pasar modal Indonesia terkait pentingnya penerapan aspek ESG,” ucapnya.
Di Indonesia sendiri, lanjut Hasan, jika melihat jumlah dan nilai dana kelolaan reksa dana maupun ETF berbasis indeks yang menggunakan metode penilaian berbasis ESG atas saham-saham Perusahaan Tercatat juga mengalami peningkatan.
Pada Juni 2021, terdapat 15 produk reksa dana dengan total dana kelolaan sebesar Rp3,1 triliun, naik dari tahun 2016 yang hanya sebesar Rp42 miliar dari 1 produk.
“Selain itu, terdapat tantangan bagaimana Perusahaan Tercatat melakukan pengungkapan dan perhitungan atas jejak karbon, karena Perusahaan di Indonesia masih banyak yang belum melakukan dan terbiasa melakukan hal ini. Sedangkan dari sisi investor global biasanya hal ini dibutuhkan dalam aspek penilaian ESG,” pungkasnya.
(akr)