Energize Gardu Induk Andolo Jadi Kado Hari Listrik Nasional
loading...
A
A
A
KONAWE - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi melakukan energize atau pemberian tegangan pada Gardu Induk (GI) Andolo sebesar 30 MVA. Hal itu sekaligus menjadi kado istimewa di Hari Listrik Nasional ke-76 yang jatuh pada tanggal 27 Oktober 2021.
Dengan energize tersebut, sistem kelistrikan di Kabupaten Konawe Selatan disebut akan semakin andal. Tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi listrik masyarakat, tapi juga bisa menarik investor sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
General Manager PT PLN (Persero) UIP Sulawesi, Defiar Anis mengungkapkan bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke-76, Unit Pelaksana Proyek (UPP) PLN Sulawesi Tenggara memberikan hadiah berupa pengoperasian GI Andolo.
Menurut Anis, beroperasinya GI Andolo membawa manfaat yang sangat besar, baik untuk pelanggan, PLN , hingga pemerintah. Karena bisa menekan penggunaan diesel untuk listrik yang biaya operasionalnya sangat mahal. Subsidi bahan bakar yang harus digelontorkan pemerintah juga berkurang.
Anis melanjutkan, di Konawe Selatan saat ini disuplai sebesar 20 KW dari Kota Kendari, tapi tegangannya sangat rendah utamanya pada malam hari. Karena jaraknya sangat jauh, yaitu 75 kilometer. Dengan beroperasinya GI Andolo, kebutuhan konsumsi listrik masyarakat akan terpenuhi. Dampak yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat adalah kebutuhan listrik untuk peralatan elektronik mereka sudah sesuai.
"Intinya beroperasinya GI Andolo ini adalah untuk perbaikan pelayanan, pengurangan biaya operasional, serta meningkatkan keandalan. Kalau ada masyarakat yang ingin menambah daya juga tidak akan tertahan lagi, utamanya kegiatan yang produktif," ungkap Anis, sesaat sebelum energize dilakukan.
Tak hanya itu, beroperasinya GI Andolo juga disebut akan mampu menarik investor, utamanya pada industri smelter atau pabrik pengolahan nikel menyusul kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bijih nikel.
"Sulawesi ini kaya kandungan nikel, aturan pemerintah terkait nikel yang mewajibkan smelter sehingga industri ini akan tumbuh. PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka, karena cadangan kita di Sulawesi bagian Selatan masih ada 500 MW yang harus kita jual," urai Anis.
Sebagai informasi, pembangunan dan pengoperasian infrastruktur kelistrikan di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kecamatan Andolo, Konawe Selatan, merupakan bagian dari pelaksanaan amanat pemerintah dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030. Melalui RUPTL tersebut, PLN ditugaskan untuk menyatukan Pulau Sulawesi dalam satu sistem kelistrikan dan harus tuntas sebelum tahun 2024 mendatang.
Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga memberikan apresiasi atas upaya PLN dalam menghadirkan GI Andolo . Dia optimistis, investasi akan tumbuh signifikan serta perekonomian akan bergairah berkat suplai listrik yang semakin andal.
"Dengan beroperasinya GI ini, Konawe Selatan sudah merdeka listrik. Kami sangat terbantu dengan gardu induk Andolo ini, akan lebih mudah menarik investor jika infrastruktur listrik siap. Ilndustri rumah tangga juga akan tumbuh. Masyarakat sisa melakukan penambahan daya," katanya di Kantor Bupati, Rabu (27/10/2021).
Dengan energize tersebut, sistem kelistrikan di Kabupaten Konawe Selatan disebut akan semakin andal. Tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi listrik masyarakat, tapi juga bisa menarik investor sehingga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
General Manager PT PLN (Persero) UIP Sulawesi, Defiar Anis mengungkapkan bertepatan dengan Hari Listrik Nasional ke-76, Unit Pelaksana Proyek (UPP) PLN Sulawesi Tenggara memberikan hadiah berupa pengoperasian GI Andolo.
Menurut Anis, beroperasinya GI Andolo membawa manfaat yang sangat besar, baik untuk pelanggan, PLN , hingga pemerintah. Karena bisa menekan penggunaan diesel untuk listrik yang biaya operasionalnya sangat mahal. Subsidi bahan bakar yang harus digelontorkan pemerintah juga berkurang.
Anis melanjutkan, di Konawe Selatan saat ini disuplai sebesar 20 KW dari Kota Kendari, tapi tegangannya sangat rendah utamanya pada malam hari. Karena jaraknya sangat jauh, yaitu 75 kilometer. Dengan beroperasinya GI Andolo, kebutuhan konsumsi listrik masyarakat akan terpenuhi. Dampak yang dirasakan secara langsung oleh masyarakat adalah kebutuhan listrik untuk peralatan elektronik mereka sudah sesuai.
"Intinya beroperasinya GI Andolo ini adalah untuk perbaikan pelayanan, pengurangan biaya operasional, serta meningkatkan keandalan. Kalau ada masyarakat yang ingin menambah daya juga tidak akan tertahan lagi, utamanya kegiatan yang produktif," ungkap Anis, sesaat sebelum energize dilakukan.
Tak hanya itu, beroperasinya GI Andolo juga disebut akan mampu menarik investor, utamanya pada industri smelter atau pabrik pengolahan nikel menyusul kebijakan pemerintah yang melarang ekspor bijih nikel.
"Sulawesi ini kaya kandungan nikel, aturan pemerintah terkait nikel yang mewajibkan smelter sehingga industri ini akan tumbuh. PLN hadir untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka, karena cadangan kita di Sulawesi bagian Selatan masih ada 500 MW yang harus kita jual," urai Anis.
Sebagai informasi, pembangunan dan pengoperasian infrastruktur kelistrikan di Sulawesi Tenggara, khususnya di Kecamatan Andolo, Konawe Selatan, merupakan bagian dari pelaksanaan amanat pemerintah dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2021-2030. Melalui RUPTL tersebut, PLN ditugaskan untuk menyatukan Pulau Sulawesi dalam satu sistem kelistrikan dan harus tuntas sebelum tahun 2024 mendatang.
Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga memberikan apresiasi atas upaya PLN dalam menghadirkan GI Andolo . Dia optimistis, investasi akan tumbuh signifikan serta perekonomian akan bergairah berkat suplai listrik yang semakin andal.
"Dengan beroperasinya GI ini, Konawe Selatan sudah merdeka listrik. Kami sangat terbantu dengan gardu induk Andolo ini, akan lebih mudah menarik investor jika infrastruktur listrik siap. Ilndustri rumah tangga juga akan tumbuh. Masyarakat sisa melakukan penambahan daya," katanya di Kantor Bupati, Rabu (27/10/2021).
(agn)