Distribusi Hasil Pertanian Didorong Manfaatkan E-Commerce

Kamis, 04 Juni 2020 - 13:57 WIB
loading...
Distribusi Hasil Pertanian Didorong Manfaatkan E-Commerce
Menjelang fase new normal, menuntut adanya perbaikan sistem distribusi hasil pertanian untuk mempermudah aksesibilitas, memperpendek rantai pasok, dan pemerataan distribusi pangan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menjelang fase new normal di tengah pandemi Covid-19, menuntut adanya perbaikan sistem distribusi hasil pertanian untuk mempermudah aksesibilitas, memperpendek rantai pasok, dan pemerataan distribusi pangan. Selain itu upaya meningkatkan produksi dalam negeri diperlukan untuk memperkuat ketahanan pangan dalam negeri.

Perilaku konsumen saat ini cenderung lebih menyukai belanja dari dalam rumah dan menuntut produsen, termasuk kelompok tani dan koperasi tani untuk beradaptasi dari pemasaran secara offline ke e-commerce.

"Saya melihat sistem e-commerce diperlukan untuk mengurangi tingkat kontak langsung antar manusia. Sistem e-commerce juga lebih cepat dan praktis dalam penggunaannya. Namun sayangnya hingga saat ini banyak daerah dan masyarakat yang belum bisa mengakses e-commerce karena minimnya jaringan internet," ujar anggota Komisi IV DPR RI Ema Umiyyatul Chusnah di Jakarta, Kamis (4/6/2020).

Oleh sebab itu, Ema meminta kepada pemerintah untuk melakukan perbaikan infrastruktur jaringan internet khususnya untuk wilayah desa dan daerah pelosok, sebab para produsen pangan (petani) sebagian besar tinggal di pedesaan yang yang masih sulit dijangkau jaringan internet.

"Kita perlu belajar dari pelaksanaan pendidikan online yang beberapa waktu lalu sejumlah daerah mengalami kendala akibat minimnya jaringan internet. Kendala yang sama dihadapi oleh e-commerce. Selain itu perlu ada peningkatan kualitas SDM di bidang pertanian agar mereka mudah menggunakan fasilitas e-commerce," terang Ema.

Pihaknya menilai sistem e-commerce sangat cocok untuk kalangan muda. "Dan menurut kami, pemerintah perlu serius memberdayakan para milenial agar menggeluti pertanian sehingga ada regenerasi petani," pungkas Ema.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2751 seconds (0.1#10.140)