Sri Mulyani: Dunia Kehilangan Rp170 Kuadriliun Akibat Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan dahsyatnya imbas pandemi Covid-19 memukul perekonomian global. Jutaan manusia meninggal akibat terpapar virus corona. Dari 245 juta orang manusia di dunia 5 juta orang terenggut nyawanya akibat terinfeksi corona. Bahkan hingga saat ini belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir.
"Pandemi Covid-19 begitu dahsyat, menelan korban hampir 5 juta nyawa manusia dan belum menunjukkan tanda berakhir," kata Sri Mulyani dikutip melalui akun Instagram @smindrawati, Sabtu (30/10/2021).
Dampak Covid-19, dunia telah kehilangan USD12 triliun atau sekitar Rp170 kuadriliun (kurs Rp14.228 per dolar AS) dalam bentuk kontraksi ekonomi, biaya kesehatan, kehilangan pekerjaan hingga peningkatkan kemiskinan. Negara-negara dunia juga berbondong-bondong merogoh kocek biaya fiskal untuk mengatasi dampak pandemi.
Di gelaran acara KTT G20 di Roma, Italia negara anggota berkumpul guna mencari solusi terbaik menangani pandemi, yakni bersama-sama mencari jalan keluar bagaimana dunia bisa lebih baik dalam mencegah dan menangani ancaman pandemi saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Berbagai masalah pun muncul baik terkait akses vaksin yang tidak merata hingga sulitnya negara miskin memperoleh vaksin. Negara maju telah mampu mencapai vaksinasi di atas 70 persen populasi sedangkan negara miskin hanya 6 persen yang mendapatkan vaksin.
"Ketidaksetaraan vaksin ini membahayakan seluruh dunia karena Covid-19 akan terus bermutasi dan mengancam siapa saja, di manapun mereka berada," jelasnya.
"Pandemi Covid-19 begitu dahsyat, menelan korban hampir 5 juta nyawa manusia dan belum menunjukkan tanda berakhir," kata Sri Mulyani dikutip melalui akun Instagram @smindrawati, Sabtu (30/10/2021).
Dampak Covid-19, dunia telah kehilangan USD12 triliun atau sekitar Rp170 kuadriliun (kurs Rp14.228 per dolar AS) dalam bentuk kontraksi ekonomi, biaya kesehatan, kehilangan pekerjaan hingga peningkatkan kemiskinan. Negara-negara dunia juga berbondong-bondong merogoh kocek biaya fiskal untuk mengatasi dampak pandemi.
Di gelaran acara KTT G20 di Roma, Italia negara anggota berkumpul guna mencari solusi terbaik menangani pandemi, yakni bersama-sama mencari jalan keluar bagaimana dunia bisa lebih baik dalam mencegah dan menangani ancaman pandemi saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Berbagai masalah pun muncul baik terkait akses vaksin yang tidak merata hingga sulitnya negara miskin memperoleh vaksin. Negara maju telah mampu mencapai vaksinasi di atas 70 persen populasi sedangkan negara miskin hanya 6 persen yang mendapatkan vaksin.
"Ketidaksetaraan vaksin ini membahayakan seluruh dunia karena Covid-19 akan terus bermutasi dan mengancam siapa saja, di manapun mereka berada," jelasnya.
(nng)