Dukung Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional, HSBC Ambil Bagian dalam Konektivitas Investasi Global ke Indonesia

Senin, 01 November 2021 - 08:00 WIB
loading...
Dukung Akselerasi Pemulihan...
Foto: Doc. HSBC
A A A
Investasi menjadi salah satu kunci utama untuk memulihkan perekonomian Indonesia akibat pandemi Covid-19. Hal ini yang menjadi target Presiden Jokowi untuk menarik sebanyak-banyaknya investasi masuk ke Indonesia.

Pada tahun ini, target investasi dipatok Rp 900 triliun dan pada tahun 2022 ditargetkan naik menjadi sekira Rp 1.200 triliun.

"Terlebih dalam kondisi pandemi sekarang ini, investasi kunci utama dalam pemulihan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi seperti dikutip dari official website Sekretariat Kabinet RI belum lama ini .

Dengan pertumbuhan investasi akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selama ini masih ditopang konsumsi rumah tangga. Tercatat, konsumsi rumah pada kuartal II-2021 tumbuh 5,93% secara year on year (yoy).

Tercatat, pada kuartal II-2021 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,07%. Angka ini tertinggi dalam 16 tahun terakhir. Namum masih ada pekerjaan rumah dalam pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 di tengah pandemi Covid-19.

Sempat melambat pada awal kuartal III-2021 akibat PPKM darurat yang kini berubah menjadi PPKM berlevel, ekonomi Indonesia menunjukkan tren perbaikan karena pengaturan gas dan rem yang sesuai, sehingga pembukaan ekonomi dapat dilakukan dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

Cara pemerintah meningkatkan investasi sangat nyata yakni dengan mengeluarkan Omnibus Law Cipta Kerja, yang mengamanatkan penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis risiko melalui Sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko yang diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 9 Agustus 2021.

Hal ini membuat HSBC berkomitmen untuk turut andil dalam memperbanyak investasi di Indonesia. HSBC akan menghubungkan investor global ke Indonesia. Sebab Indonesia berpotensi menjadi salah satu ekonomi utama dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan mempunyai peluang investasi yang sangat besar.

Melalui kemitraan dengan Kementerian Investasi/BKPM, HSBC menyelenggarakan forum diskusi bertajuk “In Conversation with Indonesia”. Forum ini memfasilitasi diskusi bilateral antara klien HSBC global dengan Kementerian Investasi/BKPM untuk membahas tentang peluang besar berinvestasi di Indonesia serta topik lain-lain.

Indonesia berpotensi menjadi tujuan investasi utama bagi para investor asing, selama dapat mempertahankan fokus pada reformasi yang ramah pertumbuhan dan terus melakukan transformasi dalam mengatasi hambatan-hambatan pada sektor perdagangan dan kewirausaahan.

Di seluruh dunia, pola pemulihan berbentuk kurva v telah muncul di negara-negara yang telah mengendalikan virus Covid-19. Di Indonesia, konsumsi domestik yang kuat dan permintaan global yang kembali meningkat, akan memperkuat stimulus jangka pendek. Dalam jangka panjang, Indonesia akan meraih manfaat dari rancangan ekonomi baru yang diciptakan oleh reformasi di bidang-bidang seperti peraturan pasar tenaga kerja dan keuangan.

“Indonesia berhasil memposisikan diri dengan baik untuk bangkit dari Covid-19 dan memulai kembali pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tetapi, ada tiga hal penting yang harus ditangani untuk memaksimalkan momentum pemulihan ini, yaitu – investasi yang berkelanjutan, transformasi dalam penyederhanaan regulasi, dan konektivitas digital,” tutur Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, Francois De Maricourt.

HSBC adalah bank global yang mempunyai kapasitas khusus untuk menghubungkan nasabah internasionalnya dengan berbagai peluang di Indonesia dan membantu nasabah korporasi Indonesia untuk mengakses permodalan internasional, memungkinkan nasabah bisnis untuk memperluas jaringan perdagangan mereka secara aman dan dengan biaya yang efektif, dan nasabah perorangan dapat mendiversifikasi portofolio wealth mereka ke kelas aset internasional.

"Kami telah berada di Indonesia selama 137 tahun, menghubungkan Indonesia dengan dunia dan dunia dengan Indonesia. Asia telah menjadi mesin ekonomi global, dan kami percaya Asia Tenggara pada umumnya dan Indonesia pada khususnya akan memainkan peran yang semakin meningkat dalam mendorong pembangunan dan menciptakan kemakmuran. Itulah sebabnya kami menginvestasikan USD6 miliar selama lima tahun ke depan di Asia untuk melayani Anda dengan lebih baik dan mempermudah Anda dalam mengembangkan bisnis di dalam dan luar negeri," kata Francois De Maricourt.

Sementara itu, data realisasi investasi sepanjang periode April – Juni (Triwulan II) Tahun 2021 yang mencapai Rp223,0 triliun serta data realisasi investasi secara kumulatif sepanjang periode Januari-Juni Tahun 2021 yang mencapai Rp442,8 triliun.

“Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan petunjuk operasionalnya, yaitu PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko telah memberikan sentimen positif bagi para investor untuk tetap merealisasikan investasinya baik yang sedang dalam masa persiapan, masa konstruksi, dan masa produksi. Pada periode April-Juni 2021, investasi menggeliat dan berjalan dengan baik, dimana beberapa perusahaan besar telah melakukan groundbreaking.

Hal ini sejalan dengan capaian realisasi investasi PMA/PMDN pada Triwulan II 2021 sebesar Rp 223,0 Triliun yang lebih besar dibanding Triwulan I 2021,” jelas Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

"Kami masih tetap optimis bahwa target yang diberikan oleh Presiden sebesar Rp900 Triliun, mudah mudahan tercapai dengan harapan pandemi Covid-19 dapat dikendalikan segera”, ujar Bahlil dalam pernyataan tertulisnya melalui siaran pers BKPM beberapa waktu lalu.

Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM, Ricky Kusmayadi, menambahkan, pada tahun ini dirinya melihat Indonesia menjadi masih tujuan investasi di Asia.

"Ada investasi dari Singapura, Hong Kong, Belanda, Jepang dan di peringkat lima ada China, ini sebuah kejutan. Kemudian diikuti Malaysia hingga Amerika Serikat," katanya.

Ricky memaparkan, dalam mencapai target investasi 2021 sebesar Rp900 triliun, pihaknya selalu optimis, baik dalam merencanakan maupun dalam merealisasikan apa yang sudah ditargetkan pemerintah.

"Saya lihat keseriusan pemerintah Indonesia dalam mendatangkan investasi dengan kemudahan izin yang diatur dalam Omnibus Law. Investor dipermudah untuk memanfaatkan peluang investasi di Indonesia," katanya.

Dalam mencapai target tersebut, sebagai poin yang awal adalah dengan terbentuknya Kementerian Investasi yang memiliki fungsi regulasi. Adanya fungsi regulasi ini, tentunya dengan turunan UU Cipta Kerja, Kementerian Investasi/BKPM bisa mengedepankan mana saja sektor-sektor investasi yang menjadi kewenangan Kementerian Investasi/BKPM.

“Salah satunya melalui online single submission (OSS) sebagai sistem yang mengintegrasikan seluruh pelayanan perizinan berusaha," ucapnya.

Ricky menjelaskan adanya OSS yang sifatnya menjadi sentralisasi perizinan semuanya dilakukan melalui online, sehingga calon investor tidak perlu lagi 'tawaf' keliling kementerian atau daerah.

Untuk merealisasikan target investasi 2021, Kementerian Investasi/BKPM juga akan melakukan beberapa hal. Pertama, tentunya menggerakan Satgas Percepatan Investasi yang dipimpin oleh menteri investasi.
“Ini merupakan suatu kunci percepatan realisasi investasi,” ucapnya.

Kedua, Kementerian Investasi akan melakukan targeted investor. "Artinya kita berpromosi di luar di tempat investor-investor yang menjadi target. Saat ini ada delapan Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) yang merupakan garda terdepan dalam melakukan promosi dan fasilitas bagi investor," ucapnya.

Pada triwulan II-2021, lima besar realisasi investasi PMA berdasarkan asal negara adalah: Singapura (US$ 2,1 miliar); Hongkong, RRT (US$ 1,4 miliar); Belanda (US$ 1,1 miliar ); Jepang (US$ 0,7 miliar); dan R.R. Tiongkok (US$ 0,6 miliar).

Untuk informasi lebih lanjut mengenai HSBC Indonesia, kunjungi di sini.
(tar)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1469 seconds (0.1#10.140)