KAI Irit Bicara Soal Suntikan Dana Segar Kereta Cepat Jakarta-Bandung
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI irit berkomentar ihwal pendanaan baru Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Meski, PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) telah merilis pendanaan yang diterima PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) selaku konsorsium BUMN.
Dari keterangan resmi KCIC, konsorsium BUMN akan menerima pendanaan berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp4,3 triliun dari pemerintah. Bahkan, konsorsium memperoleh komitmen pembiayaan dari China Development Bank (CBD) sebesar USD 4,55 miliar atau setara Rp64,9 triliun.
MNC Portal Indonesia pun berupaya mengkonfirmasi informasi lebih jauh kepada KAI selaku leading atau pimpinan consortium BUMN. Namun, manajemen KAI irit bicara.
"Silahkan konfirmasi ke Kementerian BUMN," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).
Struktur pembiayaan KCJB adalah 75% berasal dari pendanaan China Development Bank dan 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari 25 persen ekuitas, 60 persen berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas.
Sehingga pendanaan konsorsium Indonesia sekitar 15 persen berasal dari proyek. Sedangkan sisanya senilai 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, tanpa adanya jaminan dari pemerintah Indonesia.
Di lain sisi, pengalihan saham anggota konsorsium BUMN kepada KAI pun masih belum diketahui. Sebelumnya, Joni mencatat dalam proses. Dengan demikian, belum diketahui berapa persen saham yang nantinya dialihkan masing-masing anggota kepada KAI.
Pengalihan saham tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.
"Lead itu baru di PP, tapi modal awal atau ekuiti, Wika berapa persen, KAI berapa persen, Jasa Marga berapa persen itu mau dialihkan ke KAI, besarannya berapa belum. Tapi PP-nya bunyinya KAI sebagai lead, tapi besaran-besarannya masih proses," kata Joni.
Adapun komposisi saham PSBI saat ini adalah Wika sebesar 38% atau senilai Rp1,71 miliar, PTPN VIII sebesar 25% atau senilai Rp1,12 miliar, KAI sebesar 25% atau senilai Rp1,12 miliar, dan PT Jasa Marga 12% atau senilai Rp540 juta.
Sementara, ‎komposisi saham dalam KCIC yaitu PBSI memiliki saham sebesar 60% dan China Railway International Group (CRIG) 40%. Joni mencatat, pihaknya sudah ditunjuk Kepala Negara sebagai pimpinan konsorsium BUMN. Karena itu, pihaknya siap mengikuti arahan dan kebijakan pemerintah dan pemegang saham.
Lihat Juga: Jangan Lewatkan! KAI Expo 2024 Hadir di Jakarta dengan Promo Tiket Kereta Mulai Rp79.000
Dari keterangan resmi KCIC, konsorsium BUMN akan menerima pendanaan berupa penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp4,3 triliun dari pemerintah. Bahkan, konsorsium memperoleh komitmen pembiayaan dari China Development Bank (CBD) sebesar USD 4,55 miliar atau setara Rp64,9 triliun.
MNC Portal Indonesia pun berupaya mengkonfirmasi informasi lebih jauh kepada KAI selaku leading atau pimpinan consortium BUMN. Namun, manajemen KAI irit bicara.
"Silahkan konfirmasi ke Kementerian BUMN," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus saat dihubungi, Selasa (2/11/2021).
Struktur pembiayaan KCJB adalah 75% berasal dari pendanaan China Development Bank dan 25 persen dibiayai dari ekuitas konsorsium. Dari 25 persen ekuitas, 60 persen berasal dari konsorsium Indonesia karena menjadi pemegang saham mayoritas.
Sehingga pendanaan konsorsium Indonesia sekitar 15 persen berasal dari proyek. Sedangkan sisanya senilai 85 persen dibiayai dari ekuitas dan pinjaman pihak China, tanpa adanya jaminan dari pemerintah Indonesia.
Di lain sisi, pengalihan saham anggota konsorsium BUMN kepada KAI pun masih belum diketahui. Sebelumnya, Joni mencatat dalam proses. Dengan demikian, belum diketahui berapa persen saham yang nantinya dialihkan masing-masing anggota kepada KAI.
Pengalihan saham tersebut berdasarkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 93 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 107 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Antara Jakarta dan Bandung.
"Lead itu baru di PP, tapi modal awal atau ekuiti, Wika berapa persen, KAI berapa persen, Jasa Marga berapa persen itu mau dialihkan ke KAI, besarannya berapa belum. Tapi PP-nya bunyinya KAI sebagai lead, tapi besaran-besarannya masih proses," kata Joni.
Adapun komposisi saham PSBI saat ini adalah Wika sebesar 38% atau senilai Rp1,71 miliar, PTPN VIII sebesar 25% atau senilai Rp1,12 miliar, KAI sebesar 25% atau senilai Rp1,12 miliar, dan PT Jasa Marga 12% atau senilai Rp540 juta.
Sementara, ‎komposisi saham dalam KCIC yaitu PBSI memiliki saham sebesar 60% dan China Railway International Group (CRIG) 40%. Joni mencatat, pihaknya sudah ditunjuk Kepala Negara sebagai pimpinan konsorsium BUMN. Karena itu, pihaknya siap mengikuti arahan dan kebijakan pemerintah dan pemegang saham.
Lihat Juga: Jangan Lewatkan! KAI Expo 2024 Hadir di Jakarta dengan Promo Tiket Kereta Mulai Rp79.000
(akr)