Prabowo: Belanja Pertahanan Bergeser Menjadi Investasi Pertahanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah membidik terciptanya kemandirian industri bidang pertahanan dalam negeri. Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan, hal itu dapat mewujudkan dengan menggeser pemahaman dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.
"Industri yang kuat diharapkan mampu memberikan multiplier effect terhadap pembangunan ekonomi maupun penguasaan teknologi bangsa Indonesia," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Energetic Material Center milik PT Dahana (Persero), diikuti Selasa (2/11/2021).
Tak hanya itu, sambung dia, kemandirian industri pertahanan nasional akan mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri. Karena itu, Prabowo menekankan agar BUMN di sektor pertahanan, termasuk Dahana, bekerja sepenuh hati untuk membawa industri pertahanan semakin maju.
Saat ini, Dahana tengah melakukan inovasi di semua lini bisnisnya, termasuk industri propelan yang nantinya akan menjadi bahan baku bagi munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB) untuk pemangku kepentingan pertahanan dan keamanan. Kebutuhan propelan dalam negeri selama ini masih diimpor sehingga membebani devisa negara dan rawan embargo.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden (PP) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2020- 2024 menyebut salah satu sasaran penguasaan teknologi kunci program prioritas 2020-2024 adalah propelan.
Pembangunan pabrik propelan diharapkan dapat menciptakan kemandirian industri hulu pertahanan nasional, menciptakan deterrent effect, multiplier effect, memberikan jaminan suplai munisi dan substitusi impor.
Direktur Utama Dahana Wildan Widarman menjelaskan, pembangunan industri propelan telah berjalan. Fase pertama telah diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan dengan membangun pabrik nitrogliserin, pabrik acid plant serta fasilitas pendukung industri propelan seperti gardu trafo listrik, water treatment plant, laboratorium dan fasilitas uji balistik.
"Bersama Balitbang Kemhan, saat ini sedang dilanjutkan ke tahapan pembangunan pabrik spherical powder,sehingga Indonesia dapat mandiri serta memiliki efek getar di kawasan regional," tegas Wildan.
"Industri yang kuat diharapkan mampu memberikan multiplier effect terhadap pembangunan ekonomi maupun penguasaan teknologi bangsa Indonesia," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Energetic Material Center milik PT Dahana (Persero), diikuti Selasa (2/11/2021).
Tak hanya itu, sambung dia, kemandirian industri pertahanan nasional akan mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri. Karena itu, Prabowo menekankan agar BUMN di sektor pertahanan, termasuk Dahana, bekerja sepenuh hati untuk membawa industri pertahanan semakin maju.
Saat ini, Dahana tengah melakukan inovasi di semua lini bisnisnya, termasuk industri propelan yang nantinya akan menjadi bahan baku bagi munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB) untuk pemangku kepentingan pertahanan dan keamanan. Kebutuhan propelan dalam negeri selama ini masih diimpor sehingga membebani devisa negara dan rawan embargo.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden (PP) Nomor 8 Tahun 2021 tentang Kebijakan Umum Pertahanan Negara Tahun 2020- 2024 menyebut salah satu sasaran penguasaan teknologi kunci program prioritas 2020-2024 adalah propelan.
Pembangunan pabrik propelan diharapkan dapat menciptakan kemandirian industri hulu pertahanan nasional, menciptakan deterrent effect, multiplier effect, memberikan jaminan suplai munisi dan substitusi impor.
Direktur Utama Dahana Wildan Widarman menjelaskan, pembangunan industri propelan telah berjalan. Fase pertama telah diinisiasi oleh Kementerian Pertahanan dengan membangun pabrik nitrogliserin, pabrik acid plant serta fasilitas pendukung industri propelan seperti gardu trafo listrik, water treatment plant, laboratorium dan fasilitas uji balistik.
"Bersama Balitbang Kemhan, saat ini sedang dilanjutkan ke tahapan pembangunan pabrik spherical powder,sehingga Indonesia dapat mandiri serta memiliki efek getar di kawasan regional," tegas Wildan.
(fai)