Oleh-oleh dari Dubai, Menteri Bahlil Kantongi Rp210 Triliun

Sabtu, 06 November 2021 - 08:41 WIB
loading...
Oleh-oleh dari Dubai, Menteri Bahlil Kantongi Rp210 Triliun
Disaksikan presiden Joko Widodo, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil melakukan penandatanganan MoU dengan Air Products and Chemicals Inc (APCI) di Dubai, Kamis (4/11/2021). Foto/Instagram bahlillahadalia
A A A
JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sukses mengantongi Rp210 triliun dari lawatan ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Dana tersebut akan dipakai untuk menggarap megaproyek gasifikasi batu bara di Indonesia.

Investasi bernilai besar tersebut diraih saat Bahlil mendampingi kunjungan presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Dubai, Kamis (4/11/2021). Disaksikan presiden, Bahlil melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Air Products and Chemicals Inc (APCI).

Perusahaan besar di bidang pengolahan gas dan kimia tersebut akan mendirikan fasilitas gasifikasi untuk konservasi batu bara bernilai rendah menjadi produk kimia bernilai tambah tinggi seperti methanol, DME (Dimethyl Ether), dan bahan kimia lainnya.



Menurut Bahlil, kerja sama ini ditujukan untuk mendorong hilirisasi sumber daya alam dan meningkatkan substitusi impor. Hal ini merupakan perwujudan dari arah kebijakan presiden Jokowi terkait transformasi ekonomi.

“Ini adalah sebagai bentuk penerjemahan visi besar presiden RI termasuk dalam transformasi ekonomi dan hilirisasi industri. Total nilai investasi yang disepakati tadi mencapai USD15 miliar,” ungkap Bahlil dalam keterangannya, dikutip Sabtu (6/11/2021).

Bahlil menjelaskan bahwa dalam kesepakatan tersebut, APCI akan melakukan kerja sama dengan BUMN dan pengusaha nasional di beberapa lokasi, seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Ini merupakan komitmen pemerintah dalam menerapkan model investasi yang kolaboratif dan inklusif.

“Dalam konteks ini, kita langsung menindaklanjuti dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Realisasinya akan mulai berjalan awal tahun 2022 nanti. Jadi saya pikir ini angka yang baik, tinggal bagaimana kita mengawal pada tindakan teknisnya,” tukasnya.

Presiden, Chairman sekaligus CEO dari Air Products and Chemicals Shefi Ghasemi menyampaikan suka citanya atas penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan secara langsung oleh presiden RI Joko Widodo.

"Ini memberikan motivasi yang semakin kuat bagi kami untuk dapat segera merealisasikan investasi di Indonesia. Terima kasih atas dukungan penuh dari Kementerian Investasi selama ini. Kami siap untuk segera menindaklanjuti,” ucap Shefi.



Air Products and Chemicals merupakan perusahaan besar di bidang pengolahan gas dan kimia asal Amerika Serikat yang telah berdiri sejak tahun 1940. Air Products mengembangkan, membangun, memiliki, dan mengoperasikan beberapa proyek gas industri terbesar di dunia, termasuk proyek gasifikasi yang secara berkelanjutan mengubah sumber daya alam yang melimpah menjadi syngas (synthetic natural gas) untuk produksi tenaga, bahan bakar, dan bahan kimia bernilai tinggi.

Dengan lebih dari 19.000 karyawan dan beroperasi di 50 negara, Air Products mensuplai kepada berbagai jenis industri mulai dari industri makanan dan minuman hingga industri medis, energi, dan transportasi.

Sebagai langkah konkret dari nota kesepahaman dengan Kementerian Investasi/BKPM, Air Products juga langsung menandatangani Nota Kesepahaman dengan BUMN dan perusahaan nasional, yaitu:

1. Proyek batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) antara PT Indika Energy Tbk dan APCI
2. Proyek gas alam menjadi amonia biru antara PT Butonas Petrochemical Indonesia dan APCI
3. Proyek batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) antara PT Batulicin Enam Sembilan dan APCI
4. Proyek gasifikasi batu bara untuk produksi metanol antara PT Bukit Asam dan APCI
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1238 seconds (0.1#10.140)