Dukungan KUR BRI Bikin Bisnis Perhiasan Mutiara di Lombok Kian Berkilau

Senin, 08 November 2021 - 07:02 WIB
loading...
Dukungan KUR BRI Bikin Bisnis Perhiasan Mutiara di Lombok Kian Berkilau
Kilau putih mutiara itu kontras dengan tulisan nama galeri yang berdasar hitam: Toko emas & mutiara Ana Pearl. Bagi kebanyakan traveler, nama galeri ini tak asing. Foto/Dok
A A A
LOMBOK - Etalase bening itu dipenuhi berbagai perhiasan dari mutiara. Kalung, gelang, cincin, hingga anting, semuanya berkilau indah.

Pajangan di dinding tak kalah cantik. Aneka rupa aksesori mutiara tertata rapi dan bernuansa mewah. Sejauh mata memandang keindahan yang tampak.

Kilau putih mutiara itu kontras dengan tulisan nama galeri yang berdasar hitam: “Toko emas & mutiara Ana Pearl”. Bagi kebanyakan traveler, nama galeri ini tak asing.



Ana Pearl merupakan salah satu galeri kerajinan emas, perak dan juga mutiara dengan kualitas terbaik. Toko ini menjadi salah satu jujugan bagi wisatawan yang hendak berbelanja cenderamata mutiara.

“Ana Pearl berdiri sejak 2014,” kata Anita, co-owner sekaligus representative dari toko Ana Pearl kepada SINDOnews.com, Minggu (8/11/2021).

Anita menuturkan, usaha kerajinan mutiara itu sesungguhnya telah dirintis sejak 2001. Semuanya bermula dari usaha rumahan. Ketika itu metode pemasarannya pun sangat sederhana.

Selain ditawarkan langsung dan melalui mulut ke mulut, kerajinan mutiara itu dipromosikan lewat pesan instan di Blackberry Messanger kala itu.

Dalam perjalanannya, usaha ini terus tumbuh dan berkembang. Ana Pearl bahkan bisa mendirikan galeri dan mampu membuka cabang di pusat pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat, yakni Senggigi.

Mengusung konsep “Crafted by Local Artisan”, Ana Pearl mengedepankan produk dari hasil karya seniman/perajin lokal dengan harapan mampu membawa hasil karya tersebut menuju level lebih tinggi.

Dukungan KUR BRI Bikin Bisnis Perhiasan Mutiara di Lombok Kian Berkilau


Pasokan mutiara berasal dari pembudidaya di Kampung Sekarbela, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram yang juga dikenal sebagai sentra mutiara. Menurut Anita, terdapat dua jenis mutiara, yakni air laut dan air tawar.

Mutiara air laut relatif lebih mahal dari air tawar. Dia mengingatkan agar pembeli tidak tertipu dengan mutiara palsu. Salah satu cara membedakannya yakni dengan merendam dengan cairan aseton. “Kalau palsu, nanti setelah digosok pada kain akan pudar warnanya, luntur,” kata dia, seraya mempraktikkan metode itu.

Tahan Banting dari Terpaan Pandemi

Pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor ekonomi. Tak terkecuali kerajinan dan bisnis perhiasan mutiara. Kendati tak sampai terjerembab, omzet penjualan sempat turun.

Anita mengisahkan, sebelum pandemi omzet Ana Pearl bisa Rp100 juta hingga Rp110 juta per bulan. Ketika ramai-ramainya pembeli, omzet bisa melesat hingga Rp1,5 miliar per tahun. Namun di awal badai virus corona, omzet per bulan sempat meredup Rp900 juta per tahun.



Sisi baiknya, pandemi turut mengerek belanja digital. Ana Pearl yang juga mengandalkan pemasaran lewat online, baik melalui website, social media maupun marketplace, turut kecipratan berkah.

Perlahan omzet itu kembali terdongkrak. Orang belanja secara daring juga naik. Angka Rp1,5 miliar per tahun pun kembali diraup, bahkan kini mulai lebih. Maklum, pembeli tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga mancanegara.

Ana Pearl memiliki seorang co-owner dan 4 pegawai. Mereka memiliki rekanan 4-10 perajin aktif mutiara yang bekerja dari rumah masing-masing.

Karyawan dan perajin mutiara ini merupakan nasabah pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI dengan plafon Rp25 juta. Dengan bantuan permodalan itu, para perajin menjadi sangat terbantu. Mengapa demikian?

Permodalan KUR BRI itu membantu perajin untuk meningkatkan usaha mereka. Salah satunya digunakan untuk pembaruan alat-alat kerajinan untuk menciptakan produk mutiara yang elok dan berkelas.

Alhasil, KUR BRI menjadi pendorong bagi para perajin mutiara untuk terus berproduksi. Dengan kata lain pinjaman permodalan itu juga berdampak pada meningkatnya cuan mereka.

Hebatnya, Bank BRI menyadari situasi sulit kala pandemi ini. Demi membantu eksistensi para perajin mutiara, Bank BRI meringankan beban dengan cara hanya membayar setoran bunga.

Kehadiran Bank BRI juga berarti besar bagi Ana Pearl. Transaksi keuangan di toko ini sekarang menjadi jauh lebih mudah dengan dipasangnya merchant BRI, aplikasi BRIMO, untuk mengecek pembayaran atau transfer masuk. Kini mereka tidak perlu repot repot ke mesin ATM untuk mengecek.

Untuk diketahui, sebagian besar nasabah Ana Pearl menggunakan rekening BRI dalam melakukan transaksi, baik itu transaksi di toko maupun di marketplace.

Prospek Pasar

Anita menuturkan, barang yang diperdagangkan yakni emas, perak dan mutiara. Khusus mutiara, selain telah dirakit dalam bentuk perhiasan, dijual pula butiran.

Hingga saat ini penjualan menyasar seluruh tempat di Indonesia, dari Aceh hingga Jayapura. “Kami juga aktif melakukan pameran-pameran di tingkat lokal maupun mancanegara,” ucapnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2403 seconds (0.1#10.140)