Masa Pandemi, SKK Migas Sebut Perusahaan Migas Perlu Figur Berkompeten

Jum'at, 05 Juni 2020 - 09:55 WIB
loading...
Masa Pandemi, SKK Migas...
Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) saat ini memegang peranan penting di sektor hulu migas nasional. Apalagi pada 2021 akan mengelola Blok Rokan, kontributor produksi nomor dua terbesar minyak nasional setelah Blok Cepu.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiranto mengatakan, pimpinan di hulu migas, termasuk di Pertamina, tidak hanya harus mengerti soal teknis, tetapi juga kemampuan adaptif dalam suatu kasus. Tidak hanya mementingkan sektor saja, tapi harus melihat lebih luas lagi.

“Butuh sosok yang bisa melihat jangka panjang. Lebih makro akan lebih survive. Jadi harus mempunyai kemampuan prediksi ke depan,” kata Julius saat konferensi pers virtual yang digelar Energy and Mining Editor Society (E2S) di Jakarta, kemarin. (Baca: SKK Migas Siapkan Juknis Penyesuaian Harga Gas)

Menurut Julius, Pertamina memiliki banyak anak usahanya yang sebagian pimpinannya akan memasuki masa pensiun. Namun, kata dia, usia pensiun bukan berarti tidak produktif lagi. “Kita harusnya percaya pada next generation. Itu yang diperlukan ke depan. Yang masuk masa pensiun itu tetap dibutuhkan, khususnya dalam memberikan saran-saran,” katanya.

Dia menambahkan, Pertamina merupakan perusahaan besar dan BUMN. Semakin tinggi posisi, CEO atau direksi harus punya pandangan nyang lebih luas, tidak hanya teknis saja, karena mau tidak mau berhubungan dengan nonteknis.

“Idealisme yang kuat di teknis bisa terkalahkan dengan soal lain. Untuk itu, harus berani. Pertamina itu pelat merah, kalau terlalu idealis, bisa mati juga. Jadi leader di Pertamina tidak hanya harus pintar, tapi pintar-pintar,” kata Julius.

Guru Besar Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung Tutuka Ariadji berpendapat, Pertamina akan menghadapi permasalahan teknis kelas dunia seiring masuknya Blok Rokan. Pasalnya, Lapangan Minas memiliki permasalahan teknis kelas dunia. (Baca juga: Investor Hulu Migas Asal Kanada Hengkang dari RI, Ini Alasannya)

“Permasalahannya kelas dunia. Untuk itu, perlu pimpinan di Pertamina yang bisa melihat teknologi yang dibutuhkan untuk mengatasinya. Pimpinannya memang perlu mengetahui politik, tetapi jika tidak menguasai teknologi yang dibutuhkan, untuk apa,” kata Tutuka.

Dia menegaskan, pimpinan yang dibutuhkan Pertamina adalah yang bisa membawanya menjadi perusahaan kelas dunia karena masalah yang dihadapi juga kelas dunia. “Kalau dari sisi manusia, Indonesia saya yakin punya reputasi baik, sekarang masalahnya pada manajemen,” katanya.

Sementara itu, Direktur ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menambahkan, Pertamina membutuhkan sosok unik, tidak hanya pintar tapi juga mengerti. Salah satu standar utama adalah kompetensi yang mumpuni dan harus bisa diterima serta berkomunikasi dengan banyak pihak. (Yanto Kusdiantono)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1293 seconds (0.1#10.140)