Airlangga: Semangat Kolaborasi Kunci Utama Kebangkitan Industri di Asia Pasifik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi penyelenggaraan Konferensi Regional Pembangunan Industri (Regional Conference on Industrial Development/RCID) ke-2.
Dalam sambutan yang dilakukan secara hybrid di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Airlangga berharap ada terobosan dalam komitmen percepatan implementasi industri 4.0 untuk industri yang inklusif dan berkelanjutan.
“Visi bersama, semangat kolaborasi, dan langkah kebersamaan, menjadi kunci utama kebangkitan sektor industri di kawasan Asia Pasifik, terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19,” kata Airlangga dalam pidato pembukaannya, Rabu (10/11/2021).
RCID ini diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama United Nations on Industrial Development Organization (UNIDO) pada hari ini dan besok Kamis (11/11/2021), dengan mengusung tema “Acceleration of Industry 4.0 for Inclusive and Sustainable Industrialization”. Acara pembukaan turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
“Saya masih ingat ketika membuka RCID yang pertama di Bali, tahun 2018, saat itu kami memiliki semangat bersama, untuk membangun industri di daerah, yang dituangkan dalam Agenda Bali Industri 4.0. Setelah berjalan selama tiga tahun, saya yakin sudah banyak kemajuan dalam implementasi Bali Agenda on Industry 4.0 yang membawa kemajuan,” kata Airlangga.
Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengharapkan the 2nd RCID yang mengambil tema “Unlocking the Potential of Industry 4.0 for Developing Countries” dapat menghasilkan gagasan dan terobosan dalam mempercepat penerapan Industri 4.0, di negara berkembang dan kurang berkembang.
Khususnya, dalam aspek partisipasi UMKM pada global value chain (GVC), penguatan sumber daya manusia UMKM, implementasi sirkular ekonomi, dan optimalisasi penggunaan sumber daya alam melalui industri hijau, pada masa pandemi Covid-19 dan seterusnya.
Bagi Indonesia, The 2nd RCID ini, merupakan momentum yang sangat strategis, bagi kepemimpinan (Presidensi) G20 Indonesia, yang akan dimulai 1 Desember 2021, dengan tema besar “Recover Stronger, Recover Together”.
“Tema tersebut menetapkan visi, bahwa tidak ada yang tertinggal, dan pemulihan dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, bukanlah sebuah kontes. Tema ini menunjukkan harapan dan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi dalam kemitraan global, sebagai upaya mengatasi dampak pandemi,” paparnya.
“Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, akan difokuskan pada beberapa pilar, yaitu untuk mendorong produktivitas, meningkatkan stabilitas dan ketahanan ekonomi, memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta memberdayakan lingkungan dan kemitraan,” imbuh Ketua Umum Partai Golkar itu.
Airlangga juga mengemukakan kebanggaannya, karena untuk pertama kalinya isu industri masuk menjadi salah satu isu utama. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan sektor industri ke dalam Trade Investment and Industry Working Group (TIIWG) G20.
TIIWG akan fokus untuk memberikan pemulihan yang kuat bagi ekonomi G20, termasuk dengan membuat kemajuan dalam diskusi G20 tentang Industri 4.0, untuk pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam konteks itu, The 2nd RCID ini dapat dianggap sebagai forum pengantar, untuk membahas isu-isu terkait Industri 4.0, dan mempersiapkan masukan Regional Asia-Pasifik untuk dibahas dalam forum G20.
“Melalui konferensi ini, saya sangat mengharapkan, kita semua dapat berbagi pengalaman dan pencapaian, tentang Industri 4.0 di wilayah kita, terutama dalam mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ungkap Airlangga.
“Semoga kita bersama-sama, dapat melewati badai pandemi Covid-19 ini, dan dapat segera pulih, menjadi lebih baik dan lebih maju– Recover Together, Recover Stronger,” pungkasnya.
Konferensi Regional Pembangunan Industri pada hari ini juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Li Yong (Direktur Jenderal UNIDO), Nurul Majid Mahmud Humayun (Menteri Perindustrian Bangladesh), Wimal Weerawansa (Menteri Perindustrian Sri Lanka), Valerie Julliand, (Resident Coordinator United Nations Indonesia), Bernardo Calzadilla Sarmiento (Managing Director UNIDO), serta sejumlah Duta Besar negara sahabat.
Dalam sambutan yang dilakukan secara hybrid di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Airlangga berharap ada terobosan dalam komitmen percepatan implementasi industri 4.0 untuk industri yang inklusif dan berkelanjutan.
“Visi bersama, semangat kolaborasi, dan langkah kebersamaan, menjadi kunci utama kebangkitan sektor industri di kawasan Asia Pasifik, terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19,” kata Airlangga dalam pidato pembukaannya, Rabu (10/11/2021).
RCID ini diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama United Nations on Industrial Development Organization (UNIDO) pada hari ini dan besok Kamis (11/11/2021), dengan mengusung tema “Acceleration of Industry 4.0 for Inclusive and Sustainable Industrialization”. Acara pembukaan turut dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
“Saya masih ingat ketika membuka RCID yang pertama di Bali, tahun 2018, saat itu kami memiliki semangat bersama, untuk membangun industri di daerah, yang dituangkan dalam Agenda Bali Industri 4.0. Setelah berjalan selama tiga tahun, saya yakin sudah banyak kemajuan dalam implementasi Bali Agenda on Industry 4.0 yang membawa kemajuan,” kata Airlangga.
Menko Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) mengharapkan the 2nd RCID yang mengambil tema “Unlocking the Potential of Industry 4.0 for Developing Countries” dapat menghasilkan gagasan dan terobosan dalam mempercepat penerapan Industri 4.0, di negara berkembang dan kurang berkembang.
Khususnya, dalam aspek partisipasi UMKM pada global value chain (GVC), penguatan sumber daya manusia UMKM, implementasi sirkular ekonomi, dan optimalisasi penggunaan sumber daya alam melalui industri hijau, pada masa pandemi Covid-19 dan seterusnya.
Bagi Indonesia, The 2nd RCID ini, merupakan momentum yang sangat strategis, bagi kepemimpinan (Presidensi) G20 Indonesia, yang akan dimulai 1 Desember 2021, dengan tema besar “Recover Stronger, Recover Together”.
“Tema tersebut menetapkan visi, bahwa tidak ada yang tertinggal, dan pemulihan dari krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi, bukanlah sebuah kontes. Tema ini menunjukkan harapan dan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi dalam kemitraan global, sebagai upaya mengatasi dampak pandemi,” paparnya.
“Pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, akan difokuskan pada beberapa pilar, yaitu untuk mendorong produktivitas, meningkatkan stabilitas dan ketahanan ekonomi, memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta memberdayakan lingkungan dan kemitraan,” imbuh Ketua Umum Partai Golkar itu.
Airlangga juga mengemukakan kebanggaannya, karena untuk pertama kalinya isu industri masuk menjadi salah satu isu utama. Hal ini ditunjukkan dengan penambahan sektor industri ke dalam Trade Investment and Industry Working Group (TIIWG) G20.
TIIWG akan fokus untuk memberikan pemulihan yang kuat bagi ekonomi G20, termasuk dengan membuat kemajuan dalam diskusi G20 tentang Industri 4.0, untuk pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam konteks itu, The 2nd RCID ini dapat dianggap sebagai forum pengantar, untuk membahas isu-isu terkait Industri 4.0, dan mempersiapkan masukan Regional Asia-Pasifik untuk dibahas dalam forum G20.
“Melalui konferensi ini, saya sangat mengharapkan, kita semua dapat berbagi pengalaman dan pencapaian, tentang Industri 4.0 di wilayah kita, terutama dalam mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ungkap Airlangga.
“Semoga kita bersama-sama, dapat melewati badai pandemi Covid-19 ini, dan dapat segera pulih, menjadi lebih baik dan lebih maju– Recover Together, Recover Stronger,” pungkasnya.
Konferensi Regional Pembangunan Industri pada hari ini juga dihadiri oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Li Yong (Direktur Jenderal UNIDO), Nurul Majid Mahmud Humayun (Menteri Perindustrian Bangladesh), Wimal Weerawansa (Menteri Perindustrian Sri Lanka), Valerie Julliand, (Resident Coordinator United Nations Indonesia), Bernardo Calzadilla Sarmiento (Managing Director UNIDO), serta sejumlah Duta Besar negara sahabat.
(ind)