Danareksa Investment Targetkan Dana Kelolaan Tumbuh 15% di 2022

Selasa, 16 November 2021 - 17:00 WIB
loading...
Danareksa Investment...
Danareksa Investment Management pada 2022 menargetkan dana kelolaan tumbuh 15%. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Danareksa Investment Management (DIM) pada 2022 menargetkan dana kelolaan tumbuh 15% dengan memperkuat pemasaran dan memfokuskan produk reksa dana andalan perusahaan.

Direktur Utama Danareksa Investment Management Marsangap P Tamba menjelaskan Danareksa akan menggenjot pemasaran produk reksa dana open end dengan mengedepankan proposisi produk yang menjadi flagship DIM. Selain itu, perusahaan mengambil keputusan investasi berbasis riset serta optimalisasi kanal ritel.

"DIM juga akan mengedepankan manajemen risiko dan kepatuhan untuk menjaga tata kelola perusahaan," jelas Marsangap dalam konferensi pers virtual Selasa (16/11/2021).



Adapun produk reksa dana yang dikeluarkan DIM meliputi reksa dana saham, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, reksa dana pasar uang, reksa dana exchange traded fund (ETF) dan reksa dana indeks.

Menurut dia dana kelolaan industri reksa dana menurun sebesar 3% pada Oktober 2021 menjadi Rp554 triliun. Namun demikian, dana kelolaan DIM hanya menurun 2% sedikit dibandingkan penurunan kelolaan industri reksa dana, dengan pangsa pasar 4,8%-4,9%.

Sementara itu, Chief Investment Officer Danareksa Investment Management Herman Tjahjadi, mengatakan, menjelang akhir 2021 ini ada beberapa hal yang patut dicermati pasar. Pertama, meningkatnya risiko inflasi seiring naiknya harga minyak mentah dunia, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), gandum, dan kopi.

Kedua, perkembangan kasus Covid-19 di Tiongkok yang menunjukkan peningkatan di beberapa kota. Herman melihat apabila terjadi lockdown di beberapa pelabuhan utama Tiongkok, akan memberatkan rantai pasokan (supply chain).

"Kami berharap masyarakat Indonesia tetap menjaga protokol kesehatan dan tidak terlengah pada masa-masa liburan pada akhir tahun 2021," jelas Herman.

Sementara tahun depan, Herman optimistis fundamental ekonomi Indonesia semakin positif karena pandemi Covid-19 diproyeksi makin terkendali. Selain itu, adanya kemungkinan penurunan status menjadi endemi pada 2022.

Pelaku bisnis juga akan kembali melakukan investasi secara bertahap. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit yang meningkat 2% (year on year/yoy) pada September 2021, berbanding 1% (yoy) pada Agustus. Menurut Herman, ketika laju pertumbuhan kredit semakin positif, maka pertumbuhan ekonomi juga akan semakin baik.

"Kami yakin pertumbuhan GDP (gross domestic product) Indonesia pada 2022 dalam kisaran 4,5-5%, tingkat inflasi di 2,2-3,3% dan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 14.100-14.700," kata dia.



Lebih lanjut, beroperasinya tol-tol baru pada 2022 akan menjadi katalis positif dalam menurunkan biaya logistik atau transportasi. Selain itu, kemajuan pemasaran produk melalui e-commerce akan membantu pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan penjualan.

Perizinan dalam dunia usaha juga menjadi lebih baik melalui Omnibus Law yang telah disahkan pada akhir 2020 lalu.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1113 seconds (0.1#10.140)