Surat Kadisadal Bocor, PT Pal Indonesia: Bukan Konsumsi Publik

Jum'at, 19 November 2021 - 13:18 WIB
loading...
Surat Kadisadal Bocor, PT Pal Indonesia: Bukan Konsumsi Publik
Galangan kapal PT Pal. Foto/KementerianBUMN
A A A
JAKARTA - Manajemen PT PAL Indonesia (Persero) menyayangkan beredarnya surat Kepala Dinas Pengadaan TNI Angkatan Laut (Kadisadal) kepada perseroan. Isi surat itu mengenai kontraktual kerja sama proyek pembangunan kapal bantu rumah sakit.



Kadep Hubungan Masyarakat PAL Indonesia, Utario Esna Putra, menyebut korespondensi terkait kontrak merupakan sesuatu yang rahasia, sehingga tidak bisa menjadi konsumsi masyarakat.

Menurutnya, PAL Indonesia menghormati surat tersebut sebagai bagian dari tanggung jawab Disadal untuk memastikan kemajuan proyek pembangunan kapal bantu rumah sakit yang kini sedang dikerjakan PAL Indonesia.

"Yang surat Kadisadal murni hubungan kontraktual dan proyek masih berjalan," ujar Utario saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Jumat (19/11/2021).

Manajemen BUMN di sektor galangan kapal itu, kata dia, berkomitmen agar proyek pembangunan kapal bantu rumah sakit dapat memenuhi tanggal pengiriman kontrak pada 8 Desember 2021 mendatang.

Dalam lima tahun terakhir, PAL Indonesia memiliki track record dan terbukti saat melakukan pengiriman proyek secara tepat waktu. Beberapa di antaranya, yaitu FFBNW 2 unit Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), Midlife Modernization (MLM) KRI Malahayati, dan Join Section KRI Alugoro-405. Selain itu, beberapa proyek yang diserahkan sebelum tanggal penyerahan, yaitu pembangunan KRI Kerambit dan penyelesaian FFBNW Kapal Cepat Rudal (KCR).

Utario mengungkap, pihaknya memahami keinginan pemerintah agar kapal bantu rumah sakit dapat segera dipergunakan dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Pada saat bersamaan, pandemi ini juga memberikan dampak besar pada deviasi dalam kemajuan pembangunan kapal itu.



"Adanya deviasi dalam kemajuan proyek pembangunan kapal bantu rumah sakit merupakan peristiwa yang tidak menguntungkan bagi semua pemangku kepentingan. Salah satu pertimbangan utama penyebabnya adalah efek dari pandemi," katanya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1816 seconds (0.1#10.140)