Genjot Ekspor, Kliring Berjangka Dorong Eksportir Rumput Laut Gunakan Resi Gudang

Jum'at, 19 November 2021 - 14:57 WIB
loading...
Genjot Ekspor, Kliring...
Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi meninjau gudang rumput laut milik Rahmat Bahari Indonesia di kawasan Tabanan, Bali. FOTO/dok.KBI
A A A
JAKARTA - Kliring Berjangka Indonesia (KBI) terus mendorong eksportir rumput laut untuk memanfaatkan Sistem Resi Gudang untuk meningkatkan kegiatan ekspor. Hal ini dalam upaya mitigasi harga internasional, serta terkait pergerakan kurs dolar AS yang menjadi mata uang acuan dalam ekspor.

"Dengan memanfaatkan Sistem Resi Gudang, petani rumput laut dapat memasukkan komoditas rumput laut yang mereka miliki saat kurs dolar AS turun, dan melakukan ekspor pada saat kurs dolar AS membaik," ujar Direktur Utama Kliring Berjangka Indonesia Fajar Wibhiyadi dikutip melalui pernyataan resmi, Jumat (19/11/2021).



Menurut dia pemanfaatan Resi Gudang juga bisa dilakukan saat terjadi pergerakan harga di pasar internasional yang menurun. Indonesia yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan, menjadi salah satu negara eksportir terbesar untuk komoditas rumput terutama rumput laut kering.

Nilai rumput laut di pasar dunia saat ini, kata dia mencapai USD 2,9 miliar dengan hampir 807 ribu ton. Sementara Indonesia berkontribusi sebesar 195 ribu ton dengan pangsa pasar mencapai 25%.

Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama rentang waktu 2014-2019, ekspor rumput laut nasional juga tercatat tumbuh rata-rata sebesar 6,53% per tahun. Untuk Tahun 2020 volume ekspor tercatat sebesar 195.574 ton dengan nilai mencapai USD279,58 juta. Salah satu pengelola gudang dan eksportir rumput laut yang memanfaatkan Sistem Resi Gudang adalah PT Rahmat Bahari Indonesia yang berada di Bali.

Terkait pemanfaatan Resi Gudang, lanjut Fajar, KBI sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait manfaat dari instrumen ini. Selain kepada para pemilik komoditas, kami juga melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak termasuk ke sektor perbankan dan lembaga pembiayaan lain.

"Dari sisi bisnis pembiayaan, Sistem Resi Gudang merupakan salah satu potensi yang bisa dikembangkan. Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan Sistem resi Gudang. Kami optimis, seiring dengan peningkatan pemanfaatan Resi Gudang, sisi pembiayaan juga akan mengalami peningkatan," jelas Fajar.

Sepanjang tahun 2021, Rahmat Bahari Indonesia telah meregistrasikan rumput laut sebanyak 4 Resi Gudang, dengan volume 63.592 kg senilai Rp508,7 juta. Pimpinan Rahmat Bahari Indonesia Ni Nyoman Ribek mengatakan dengan adanya Sistem Resi Gudang pihaknya dapat menjaga ketersediaan barang yang ada, sehingga dapat menawarkan kepada buyer-buyer diluar negeri.

"Selain itu dengan adanya SRG ini, kami dapat memitigasi fluktuasi harga serta rate kurs yang ada," jelasnya. "Apa yang dilakukan Rahmat Bahari Indonesia ini tentunya bisa menjadi kisah sukses pemanfaatan Resi Gudang di Indonesia, khususnya dari sisi eksportir. Kedepan, tentunya harapan kami para eksportir komoditas rumput laut di berbagai wilayah di Indonesia juga mulai memanfaatkan sistem resi gudang. Selain dalam upaya menjaga stabilitas harga, Resi Gudang dapat dimanfaatkan pemilik komoditas untuk mendapatkan pembiayaan bagi kelangsungan usahanya," terang Fajar.



Berdasarkan catatan Pusat Registrasi Resi Gudang, sepanjang tahun 2021 sampai dengan bulan Oktober tercatat 19 RG dari komoditas rumput laut yang diregistrasi dalam volume 1,4 ton, dengan nilai barang Rp32,7 miliar dan nilai pembiayaan sebesar Rp21,9 miliar. Sedangkan sepanjang tahun 2020, komoditas rumput laut yang teregistrasi sebanyak 10 RG dengan volume 743,5 kg senilai Rp15 miliar, dan nilai pembiayaan sebesar Rp2,3 miliar.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1854 seconds (0.1#10.140)