Ketika IHSG Menguat, Rupiah Malah Melemah di Rp14.232 per Dolar

Jum'at, 19 November 2021 - 17:09 WIB
loading...
Ketika IHSG Menguat, Rupiah Malah Melemah di Rp14.232 per Dolar
kurs rupiah anomali terhadap IHSG hari ini. Foto/YorriFarli/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada penutupan perdagangan sore ini, Jumat (19/11/2021). Menilik pasar spot Bloomberg, mata uang Garuda turun 12 poin atau 0,08% ke level Rp14.232 per dolar.

Lesunya rupiah berbeda dengan pasar modal saat indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup cemerlang sore ini di level 6.270, atau naik 83,79 poin.



Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah sore ini sejalan dengan kenaikan dolar AS yang diperdagangkan lebih tinggi terhadap mata uang lainnya. Menilik RTI, indeks dolar AS diperdagangkan di level USD95,90 atau naik 0,38%.

Menurut Ibrahim, investor saat ini masih fokus mencermati langkah bank sentral, terutama dalam merespons kenaikan tingkat inflasi lewat suku bunga.

"The Fed saat ini tengah mempertimbangkan kenaikan suku bunga mengingat inflasi terus meningkat dan pemulihan ekonomi masih terus berlanjut. Data minggu sebelumnya juga menunjukkan bahwa inflasi naik ke level tertinggi dalam 30 tahun di bulan Oktober," kata Ibrahim, Jumat (19/11/2021).

Dari dalam negeri, Ibrahim menyebut momentum pemulihan ekonomi Indonesia masih tetap terjaga, meskipun juga sempat tertahan akibat lonjakan kasus Covid-19 varian delta. Berbagai lembaga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 dan 2022 mulai pulih, dengan adanya kondisi kasus harian Covid-19 global yang mulai melandai.



"Aktivitas manufaktur global juga terus tumbuh ekspansif, harga komoditas meningkat seiring geliat permintaan global, dan outlook ekonomi yang diperkirakan masih solid ke depan," tandasnya.

Ke depan, Ibrahim mencermati bahwa dalam jangka pendek, pandemi Covid-19 dan variannya masih menjadi tantangan utama bagi perekonomian global. Sementara, isu perubahan iklim juga menjadi tantangan bagi ekonomi global dalam jangka panjang.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1748 seconds (0.1#10.140)