Bisnis Kecantikan Tetap Kinclong Saat Pandemi, Ini 3 Resep dari The Bath Box
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 memukul banyak sektor bisnis, salah satunya adalah bisnis kecantikan. Berbagai pembatasan dilakukan termasuk penutupan pusat perbelanjaan yang mengakibatkan sejumlah bisnis kecantikan terpaksa menutup tokonya dan beralih jualan daring (online) untuk memaksimalkan penjualannya.
Di sisi lain, pandemi mengubah kebiasaan dan kebutuhan masyarakat. Dengan himbauan untuk lebih banyak berdiam di rumah, masyarakat terlebih kaum hawa memiliki waktu luang untuk merawat diri menggunakan produk kecantikan seperti skincare dan body care.
Hal tersebut tentunya menjadi kabar baik bagi para pelaku industri kecantikan. Mengutip data Statista, pendapatan industri kecantikan Indonesia pada tahun 2020 diprediksi mencapai USD7,095 miliar atau setara Rp99,3 triliun (asumsi kurs Rp14.000) atau tumbuh 2,84% dari tahun sebelumnya.
"Industri kecantikan tetap tumbuh di masa pandemi karena penjualan online meningkat dua kali lipat, orang enggan mendatangi klinik kecantikan saat pandemi, dan orang lebih banyak melakukan perawatan sendiri di rumah," ujar B2B Domestic Head Indocare Gunawan Tegar Bakti dalam acara seminar yang digelar belum lama ini oleh Entrepreneurs.id bersama merek produk kecantikan lokal The Bath Box, dikutip Sabtu (20/11/2021).
Geliat bisnis kecantikan di masa pandemi juga dikonfirmasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyebut bahwa minat dan potensi bisnis kosmetika tetap tumbuh walaupun pandemi melanda Indonesia sejak Maret 2020. Berdasarkan data perizinan yang didapatkan di BPOM, ada peningkatan perizinan notifikasi kosmetik di BPOM yaitu sekitar kurang lebih 73.000-an notifikasi di 2019 menjadi 75.500 di 2020.
Sementara itu, berdasarkan data customer Indocare B2B, pengusaha yang memproduksi produk kecantikan sebelumnya hanyalah merek ternama. Namun per tahun 2021, sudah ada ratusan pengusaha yang mampu memproduksi produk kecantikan lokal. Hal ini membuktikan bahwa semenjak pandemi, industri kecantikan adalah salah satu peluang usaha yang cukup diminati masyarakat.
"Kalau tertarik berbisnis kecantikan, sebaiknya miliki brand skincare sendiri karena kita bisa langsung jualan dan menjangkau market Indonesia, sehingga bisa langsung cuan," kata Gunawan kepada para peserta yang hadir secara luring (offline) dan daring. "Untuk memulainya kita harus punya konsep, paham kebutuhan pasar, ilmu pemasaran, dan keterampilan pemasaran digital," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Co-Founder dan CEO The Bath Box Nikolaus Kristama membeberkan resep sukses merek kecantikan lokal dalam presentasi berjudul "3 Strategi Bisnis The Bath Box Tumbuh 400% Hingga Menembus Pasar Luar Negeri Hanya Dalam Waktu 1 Tahun".
Dia bercerita bisnis yang dibangun bersama beberapa rekannya sejak 2013 itu diawali dari percobaan membuat produk kecantikan dengan menggunakan alat masak dapur. "Kebetulan salah satu Co Founder kami seorang chef," ungkapnya.
Lima tahun berselang, tepatnya pada 2018 Nikolaus dan rekan bisnisnya mulai resmi menjual produk The Bath Box setelah mengantongi izin BPOM dan memiliki pabrik serta tim RnD sendiri. Kini, produk yang banyak dipasarkan secara daring ini banyak disukai konsumen dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Dia pun lantas membagikan tiga kunci sukses The Bath Box hingga mampu menembus pasar luar negeri dalam waktu setahun. Pertama, pelanggan itu nomor 1.
"Semua customer service (CS) dilatih untuk menjadi teman dan fokus membantu pelanggan. Kami tekankan bahwa apapun pertanyaan dan masalahnya, masalah pelanggan adalah masalah kita. Selain itu, CS harus memahami produk sehingga bisa menjelaskan ke konsumen," tuturnya.
Lihat juga grafis: Jenis Produk Obat-obatan dan Kosmetik yang Wajib Bersertifikat Halal
Resep kedua adalah transformasi digital. Menurut Nikolaus, menggunakan platform digital atau melakukan perubahan ke digital dengan teknologi dapat mempercepat banyak proses yang dilakukan di dalam usaha dan membuat kita lebih hemat waktu. "Dalam melakukan pemasaran di platform daring, buatlah konten yang berkualitas dan bernilai serta menjadi lebih human di media sosial," saran dia.
Ketiga, membangun pengalaman pelanggan. Nikolaus bilang, fokuslah pada hal-hal yang dapat menciptakan pengalaman yang berarti, yang bisa diceritakan kembali dari satu orang ke orang lain. "Ini akan memberikan dampak retensi dan kepuasan jauh lebih baik dari yang Anda bayangkan. ini real branding dan marketing," tandasnya.
Lebih lanjut Nikolaus menambahkan, semua tim punya andil dalam peningkatan omzet The Bath Box hingga 400%. "Saat ini penjualan memang lebih banyak dilakukan secara online, tapi yang pasti kami akan membuka toko (offline) sendiri, kemungkinan pada 2022," bebernya.
Sebagai informasi, seminar kolaborasi Entrepreneurs.id dan The Bath Box bertujuan memberikan sarana edukasi untuk para pengusaha dan calon pengusaha di Indonesia khususnya di bidang industri kecantikan agar dapat semakin berkembang dalam hal pengembangan produk, strategi branding dan pemasaran digital. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 300 peserta ini merupakan salah satu komitmen Entrepreneurs.id dalam membantu 1 juta wirausaha melalui edukasi dan teknologi.
Di sisi lain, pandemi mengubah kebiasaan dan kebutuhan masyarakat. Dengan himbauan untuk lebih banyak berdiam di rumah, masyarakat terlebih kaum hawa memiliki waktu luang untuk merawat diri menggunakan produk kecantikan seperti skincare dan body care.
Hal tersebut tentunya menjadi kabar baik bagi para pelaku industri kecantikan. Mengutip data Statista, pendapatan industri kecantikan Indonesia pada tahun 2020 diprediksi mencapai USD7,095 miliar atau setara Rp99,3 triliun (asumsi kurs Rp14.000) atau tumbuh 2,84% dari tahun sebelumnya.
"Industri kecantikan tetap tumbuh di masa pandemi karena penjualan online meningkat dua kali lipat, orang enggan mendatangi klinik kecantikan saat pandemi, dan orang lebih banyak melakukan perawatan sendiri di rumah," ujar B2B Domestic Head Indocare Gunawan Tegar Bakti dalam acara seminar yang digelar belum lama ini oleh Entrepreneurs.id bersama merek produk kecantikan lokal The Bath Box, dikutip Sabtu (20/11/2021).
Geliat bisnis kecantikan di masa pandemi juga dikonfirmasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menyebut bahwa minat dan potensi bisnis kosmetika tetap tumbuh walaupun pandemi melanda Indonesia sejak Maret 2020. Berdasarkan data perizinan yang didapatkan di BPOM, ada peningkatan perizinan notifikasi kosmetik di BPOM yaitu sekitar kurang lebih 73.000-an notifikasi di 2019 menjadi 75.500 di 2020.
Sementara itu, berdasarkan data customer Indocare B2B, pengusaha yang memproduksi produk kecantikan sebelumnya hanyalah merek ternama. Namun per tahun 2021, sudah ada ratusan pengusaha yang mampu memproduksi produk kecantikan lokal. Hal ini membuktikan bahwa semenjak pandemi, industri kecantikan adalah salah satu peluang usaha yang cukup diminati masyarakat.
"Kalau tertarik berbisnis kecantikan, sebaiknya miliki brand skincare sendiri karena kita bisa langsung jualan dan menjangkau market Indonesia, sehingga bisa langsung cuan," kata Gunawan kepada para peserta yang hadir secara luring (offline) dan daring. "Untuk memulainya kita harus punya konsep, paham kebutuhan pasar, ilmu pemasaran, dan keterampilan pemasaran digital," imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Co-Founder dan CEO The Bath Box Nikolaus Kristama membeberkan resep sukses merek kecantikan lokal dalam presentasi berjudul "3 Strategi Bisnis The Bath Box Tumbuh 400% Hingga Menembus Pasar Luar Negeri Hanya Dalam Waktu 1 Tahun".
Dia bercerita bisnis yang dibangun bersama beberapa rekannya sejak 2013 itu diawali dari percobaan membuat produk kecantikan dengan menggunakan alat masak dapur. "Kebetulan salah satu Co Founder kami seorang chef," ungkapnya.
Lima tahun berselang, tepatnya pada 2018 Nikolaus dan rekan bisnisnya mulai resmi menjual produk The Bath Box setelah mengantongi izin BPOM dan memiliki pabrik serta tim RnD sendiri. Kini, produk yang banyak dipasarkan secara daring ini banyak disukai konsumen dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.
Dia pun lantas membagikan tiga kunci sukses The Bath Box hingga mampu menembus pasar luar negeri dalam waktu setahun. Pertama, pelanggan itu nomor 1.
"Semua customer service (CS) dilatih untuk menjadi teman dan fokus membantu pelanggan. Kami tekankan bahwa apapun pertanyaan dan masalahnya, masalah pelanggan adalah masalah kita. Selain itu, CS harus memahami produk sehingga bisa menjelaskan ke konsumen," tuturnya.
Lihat juga grafis: Jenis Produk Obat-obatan dan Kosmetik yang Wajib Bersertifikat Halal
Resep kedua adalah transformasi digital. Menurut Nikolaus, menggunakan platform digital atau melakukan perubahan ke digital dengan teknologi dapat mempercepat banyak proses yang dilakukan di dalam usaha dan membuat kita lebih hemat waktu. "Dalam melakukan pemasaran di platform daring, buatlah konten yang berkualitas dan bernilai serta menjadi lebih human di media sosial," saran dia.
Ketiga, membangun pengalaman pelanggan. Nikolaus bilang, fokuslah pada hal-hal yang dapat menciptakan pengalaman yang berarti, yang bisa diceritakan kembali dari satu orang ke orang lain. "Ini akan memberikan dampak retensi dan kepuasan jauh lebih baik dari yang Anda bayangkan. ini real branding dan marketing," tandasnya.
Lebih lanjut Nikolaus menambahkan, semua tim punya andil dalam peningkatan omzet The Bath Box hingga 400%. "Saat ini penjualan memang lebih banyak dilakukan secara online, tapi yang pasti kami akan membuka toko (offline) sendiri, kemungkinan pada 2022," bebernya.
Sebagai informasi, seminar kolaborasi Entrepreneurs.id dan The Bath Box bertujuan memberikan sarana edukasi untuk para pengusaha dan calon pengusaha di Indonesia khususnya di bidang industri kecantikan agar dapat semakin berkembang dalam hal pengembangan produk, strategi branding dan pemasaran digital. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 300 peserta ini merupakan salah satu komitmen Entrepreneurs.id dalam membantu 1 juta wirausaha melalui edukasi dan teknologi.
(ind)