Kementan Lepas Young Farmer Leaders Training ke Jepang untuk Belajar Agribisnis Modern

Senin, 22 November 2021 - 10:59 WIB
loading...
Kementan Lepas Young Farmer Leaders Training ke Jepang untuk Belajar Agribisnis Modern
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi (kanan) menyematkan selempang merah putih kepada peserta magang ke Jepang, Minggu (22/11/2021). (Foto: Dok. BPPSDMP)
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian ( Kementan ) melepas sejumlah petani muda ke Jepang, Minggu (21/11/2021). Keberangkatannya ke Jepang untuk mengikuti Young Farm Leaders Training Program In Japan selama 11 bulan.

Sebelum diberangkatkan ke Jepang, para petani muda ini telah mengikuti pelatihan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang selama 21 hari dengan materi utama bahasa dan budaya Jepang.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan tidak main-main dalam menyiapkan petani milenial. Seperti dilakukan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dengan motivasi dan pembekalan melalui kegiatan Inaugurasi Young Farm Leaders Training Program In Japan.

(Baca juga:Electrifying Agriculture Tarik Minat Petani Milenial)

“Petani milenial adalah penerus pembangunan pertanian, masa depan pertanian, karena itu kita siapkan secara maksimal,” kata Mentan Syahrul seperti dikutip Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi di Jakarta saat melepas sejumlah petani menuju Jepang.

Dedi Nursyamsi menambahkan BPPSDMP fokus pada pembinaan generasi muda petani yang kelak akan menggantikan petani saat ini, sebagai bagian dari program regenerasi petani.

Menurutnya, Kementan khususnya BPPSDMP meluncurkan aneka program untuk mendukung peningkatan kualitas dan kompetensi petani milenial. Utamanya program pelatihan di mancanegara seperti Jepang, Taiwan dan Korea Selatan yang dikenal sebagai negara maju pada sektor pertanian di kawasan Asia Pasifik.

(Baca juga:Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian)

“Sejak 1984, Kementan telah melaksanakan Peningkatan Kapasitas Pemuda Tani di Bidang Pertanian melalui Program Pelatihan dan Magang ke Jepang. Hingga saat ini sudah ada 1.384 peserta yang dikirimkan,” kata Dedi.

Dia menambahkan, sebelum bertolak ke Jepang, peserta telah mengikuti pendidikan dan pelatihan pemantapan selama 21 hari dengan materi bahasa dan budaya Jepang serta fisik, mental dan disiplin serta agribisnis modern di BBPP Lembang.

“Di Jepang, 10 peserta akan belajar agribisnis dari hulu ke hilir selama 11 bulan. Berangkat pada 22 November 2021, pemberangkatan selanjutnya dijadwalkan pada akhir Desember 2021 sebanyak 21 orang,” kata Dedi yang menempuh pendidikan S2 di Universitas Hokaido, Jepang pada 2000 ini.

Menurutnya, peserta wajib belajar dari sikap dan disiplin orang Jepang dalam berbisnis dan membangun usaha agribisnis. “Untuk peserta yang telah kembali, harus dan wajib menjadi petani andalan di daerahnya dan bisa menghasilkan produk berorientasi ekspor atau pelaku ekspor itu sendiri,” katanya.

(Baca juga:Kementan Siap Gaungkan Petani Milenial, Pilar Berkelanjutan Pertanian di Bengkulu)

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) Leli Nuryati, selaku panitia inagurasi mengatakan sejak 1984 Kementan telah melaksanakan Peningkatan Kapasitas Pemuda Tani di Bidang Pertanian melalui Program Pelatihan dan Magang ke Jepang.

“Hingga saat ini ada 1.384 peserta, yang merupakan kerja sama antara BPPSDMP khususnya Puslatan dengan Japan Agricultural Exchange Council atau JAEC,” katanya.

Menurutnya, peserta akan belajar agribisnis dari hulu ke hilir selama 11 bulan di Jepang yang diikuti 10 peserta. Mereka berasal dari Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Lampung dan dari Sumatera Utara.

Muhammad Fadhillah Imsa dari Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur mengaku mendapat informasi untuk pelatihan wirausahaan sekaligus seleksi awaldalam menjaring kandidat terpilih yang akan ke Jepang saat berada di lapangan.

“Saat itu, kami ada yang masih menyadap karet, babat rumput, dan lainnya. Tiba-tiba dihubungi oleh kelompok tani kami, untuk mengikuti seleksi pemagangan ke Jepang. Kami tidak pernah mengira mendapat kesempatan belajar ke Jepang. Ini anugrah sangat besar dan berarti bagi kami,” katanya.

Ia berharap sepulang dari Jepang dapat meningkatkan kapasitas mereka sebagai petani milenial dan mengimplementasikannya baik teknologinya, penggunaan bibit, manajemen pestisida, sehingga ekosistem tanah tetap terjaga.
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1711 seconds (0.1#10.140)