Begini Tips Cerdas Pilih Oli untuk Jaga Performa Mesin Kendaraan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Penggantian oli harus dilakukan secara berkala agar performa mesin kendaraan terjaga. Oli yang digunakan terdiri dari beberapa varian, dua di antaranya adalah oli mineral dan sintetik.
Menurut Supervisor Sparepart Astra Motor Sulawesi Selatan (Asmo Sulsel), Hendri, mayoritas warga di Sulsel yang merupakan pengguna motor Honda memakai oli mineral untuk kendaraan mereka. "Kalau di Sulsel sendiri, (oli) mineral masih banyak karena segmen lebih luas," jelasnya.
Oli mineral memang cenderung lebih terjangkau dibandingkan sintetik. Keistimewaan oli sintetik, ada tambahan aditif yang akan membentuk lapisan film sehingga akan membuat komponen mesin kendaraan lebih awet.
"Oli sintetik jauh lebih mahal dan biasanya berdampak pada umur pakai (kendaraan) bisa lebih lama dibanding jika menggunakan tipe mineral," lanjut Hendri.
Dia mengatakan, pihaknya senantiasa mengedukasi konsumen untuk menggunakan oli sintetik jika memiliki dana lebih, karena memang lebih unggul. Meski demikian, baik oli mineral maupun sintetik tidak masalah, asal konsumen melakukan penggantian oli secara berkala, yaitu ketika jarak tempuh mencapai 2.000 kilometer (KM).
Banyak pengguna motor yang melakukan penggantian oli sebulan sekali atau ketika mencapai jarak tempuh 4.000 KM. Padahal menurut Hendri, penggantian oli kendaraan bergantung pada aktivitas seseorang.
"Aktivitas seseorang itu berbeda-beda, banyak terjebak macet, orang berkecepatan tinggi dengan normal, itu beban mesin berbeda," urainya.
Adapun sejumlah risiko yang bisa muncul akibat tidak melakukan penggantian oli secara berkala, di antaranya mesin motor cepat aus, penumpukan kerak di dalam mesin, hingga kehabisan oli pada mesin.
"Risikonya ketika kehabisan oli maka mesin akan berhenti scara tiba-tiba. Ketika kehabisan oli, solusinya oli dibuang semua dan harus dilakukan penggantian suku cadang dan diberikan oli baru," kata Hendri.
Khusus untuk motor Honda , oli resmi yang digunakan adalah AHM Oil. Tipe oli mineral terdiri atas tiga, yaitu MPX1, MPX2 dan MPX3. MPX3 untuk motor berkarburator, MPX1 untuk motor injeksi, dan MPX2 untuk motor matic.
"Tipe motor lama pori-pori di dalam mesin sistemnya masih lama, makanya pakai oli MPX3 yang agak kental. Sekarang pori-pori mesin jauh lebih kecil jadi pakai MPX1," urai Hendri.
Sedangkan oli sintetik terdiri atas SPX1 dan SPX2. Perbedaannya, masing-masing digunakan untuk kopling basah dan kopling kering. "Penggunaan oli harus sesuai dengan spesifikasi. Karena kami sudah melakukan riset. Penggunaan oli yang tidak sesuai akan menghanguskan garansi, umur pakai suku cadang juga bisa lebih pendek," pungkas Hendri.
Menurut Supervisor Sparepart Astra Motor Sulawesi Selatan (Asmo Sulsel), Hendri, mayoritas warga di Sulsel yang merupakan pengguna motor Honda memakai oli mineral untuk kendaraan mereka. "Kalau di Sulsel sendiri, (oli) mineral masih banyak karena segmen lebih luas," jelasnya.
Oli mineral memang cenderung lebih terjangkau dibandingkan sintetik. Keistimewaan oli sintetik, ada tambahan aditif yang akan membentuk lapisan film sehingga akan membuat komponen mesin kendaraan lebih awet.
"Oli sintetik jauh lebih mahal dan biasanya berdampak pada umur pakai (kendaraan) bisa lebih lama dibanding jika menggunakan tipe mineral," lanjut Hendri.
Dia mengatakan, pihaknya senantiasa mengedukasi konsumen untuk menggunakan oli sintetik jika memiliki dana lebih, karena memang lebih unggul. Meski demikian, baik oli mineral maupun sintetik tidak masalah, asal konsumen melakukan penggantian oli secara berkala, yaitu ketika jarak tempuh mencapai 2.000 kilometer (KM).
Banyak pengguna motor yang melakukan penggantian oli sebulan sekali atau ketika mencapai jarak tempuh 4.000 KM. Padahal menurut Hendri, penggantian oli kendaraan bergantung pada aktivitas seseorang.
"Aktivitas seseorang itu berbeda-beda, banyak terjebak macet, orang berkecepatan tinggi dengan normal, itu beban mesin berbeda," urainya.
Adapun sejumlah risiko yang bisa muncul akibat tidak melakukan penggantian oli secara berkala, di antaranya mesin motor cepat aus, penumpukan kerak di dalam mesin, hingga kehabisan oli pada mesin.
"Risikonya ketika kehabisan oli maka mesin akan berhenti scara tiba-tiba. Ketika kehabisan oli, solusinya oli dibuang semua dan harus dilakukan penggantian suku cadang dan diberikan oli baru," kata Hendri.
Khusus untuk motor Honda , oli resmi yang digunakan adalah AHM Oil. Tipe oli mineral terdiri atas tiga, yaitu MPX1, MPX2 dan MPX3. MPX3 untuk motor berkarburator, MPX1 untuk motor injeksi, dan MPX2 untuk motor matic.
"Tipe motor lama pori-pori di dalam mesin sistemnya masih lama, makanya pakai oli MPX3 yang agak kental. Sekarang pori-pori mesin jauh lebih kecil jadi pakai MPX1," urai Hendri.
Sedangkan oli sintetik terdiri atas SPX1 dan SPX2. Perbedaannya, masing-masing digunakan untuk kopling basah dan kopling kering. "Penggunaan oli harus sesuai dengan spesifikasi. Karena kami sudah melakukan riset. Penggunaan oli yang tidak sesuai akan menghanguskan garansi, umur pakai suku cadang juga bisa lebih pendek," pungkas Hendri.
(agn)