Harga Minyak Catat Cuan Mingguan Terbesar Sejak Agustus

Minggu, 12 Desember 2021 - 07:10 WIB
loading...
Harga Minyak Catat Cuan Mingguan Terbesar Sejak Agustus
Harga minyak dunia pekan ini mencetak keuntungan mingguan terbesar sejak Agustus berkat meredanya kekhawatiran akan varian Omicron. Foto/Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia pada akhir perdagangan pekan ini kembali menguat tipis sehingga membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak akhir Agustus. Harga minyak didukung sentimen berkurangnya kekhawatiran pasar atas dampak varian Omicron pada pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar .

Tercatat, harga minyak mentah acuan Brent dan West Texas Intermediate (WTI) AS minggu ini masing-masing membukukan kenaikan sekitar 8%. Brent berjangka naik naik USD73 sen, atau 1%, menjadi USD75,15 per barel. Sementara WTI juga USD73 sen, atau 1%, menjadi USD71,67 per barel.



"Para trader keluar dari keterkejutan mereka dan merasa lebih bullish setelah mereka mengkalibrasi ulang ekspektasi permintaan akibat varian Omicron," kata analis senior pasar berjangka Phil Flynn, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (12/12/2021).

Indeks Harga konsumen AS yang naik lebih lanjut pada bulan November, yang menjadi kenaikan tahun ke tahun terbesar sejak 1982, ikut menambah sentimen bullish pada permintaan minyak mentah dunia.

Hingga awal pekan ini pasar minyak telah memulihkan sekitar setengah dari kerugian yang diderita sejak varian Omicron muncul pada 25 November lalu.

"Pasar minyak dengan demikian telah menetapkan harga 'skenario terburuk' lagi, tetapi akan disarankan untuk meninggalkan risiko residual tertentu pada permintaan minyak," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.



Terlepas dari itu, adanya pembatasan perjalanan udara domestik di China berpotensi membuat harga minyak goyah. Kepercayaan konsumen yang lebih lemah setelah wabah skala kecil yang berulang di negara importir minyak terbesar dunia itu dinilai bisa memengaruhi harga.

Di bagian lain, lembaga pemeringkat Fitch juga menurunkan peringkat pengembang properti China Evergrande Group dan Kaisa Group, dengan alasan kedua perusahaan itu gagal bayar obligasi luar negerinya. Perkembangan itu memperkuat kekhawatiran potensi perlambatan di sektor properti dan ekonomi China secara umum.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1931 seconds (0.1#10.140)