Dorong Kinerja Ekonomi 2022, BNI Dukung Ekspansi Kredit
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 hingga 5,2 persen seiring dengan berlanjutnya reformasi struktural, deregulasi, dan debirokratisasi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan tahun depan merupakan momentum yang tepat untuk kembali menorehkan kinerja ekonomi terbaik pasca pandemi.
“Dengan penanganan yang komprehensif seperti yang diarahkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kami optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh di atas 5 persen atau sesuai APBN 5,2 persen,” ujarnya di acara Market Outlook 2022, Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Sejalan dengan hal tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) kian optimistis kinerja fungsi intermediasi pada tahun depan lebih agresif. Selain dikarenakan suku bunga kredit, hal ini diikuti oleh transformasi digital yang semakin meningkatkan dana murah guna percetakan laba lebih baik.
"BNI telah siap untuk menjawab tantangan bisnis di tahun 2022. Kami yakin, 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik karena masyarakat telah berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi new normal,” sebut Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam BNI Market Outlook 2022, Kamis (9/12/2021).
Dia menerangkan kinerja bisnis BNI yang terlihat di tahun 2021 sudah nampak sangat memuaskan dimana laba bersih perusahaan hingga kuartal 3 2021 tumbuh 96,7 persen secara tahunan.
Hal ini didukung oleh percetakan fee based income dan interest margin yang masing-masing terkerek sebesar 17,7% dan 16,8% YoY.
Sebagai persiapan ekspansi, Novita mengutarakan BNI saat ini memiliki modal yang sangat cukup untuk menjaga akselerasi pengembangan bisnis tahun depan. Terlebih, perseroan telah melakukan penerbitan surat utang yang memperkuat modal inti tier 2 dan modal inti tier 1 sehingga mendorong CAR ke posisi 19,9%. Percetakan laba tahun ini pun akan menambah kekuatan modal inti BNI secara organik.
Kualitas kredit juga menunjukkan pola perbaikan yang signifikan sehingga membuat persepsi risiko BNI lebih baik untuk melanjutkan ekspansi fungsi intermediasi. Adapun, NPL BNI pada kuartal ketiga ini sudah berada pada posisi 3,8% dari periode sama tahun lalu 4,3%.
BNI juga pun mampu meningkatkan daya saing suku bunga kredit. Hal ini berkat penghimpunan dana murah yang agresif tahun ini sehingga cost of fund terpangkas hingga 1,6%.
“Dengan penanganan yang komprehensif seperti yang diarahkan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, kami optimistis pertumbuhan ekonomi bisa tumbuh di atas 5 persen atau sesuai APBN 5,2 persen,” ujarnya di acara Market Outlook 2022, Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Sejalan dengan hal tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) kian optimistis kinerja fungsi intermediasi pada tahun depan lebih agresif. Selain dikarenakan suku bunga kredit, hal ini diikuti oleh transformasi digital yang semakin meningkatkan dana murah guna percetakan laba lebih baik.
"BNI telah siap untuk menjawab tantangan bisnis di tahun 2022. Kami yakin, 2022 akan menjadi tahun yang lebih baik karena masyarakat telah berangsur-angsur beradaptasi dengan kondisi new normal,” sebut Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini dalam BNI Market Outlook 2022, Kamis (9/12/2021).
Dia menerangkan kinerja bisnis BNI yang terlihat di tahun 2021 sudah nampak sangat memuaskan dimana laba bersih perusahaan hingga kuartal 3 2021 tumbuh 96,7 persen secara tahunan.
Hal ini didukung oleh percetakan fee based income dan interest margin yang masing-masing terkerek sebesar 17,7% dan 16,8% YoY.
Sebagai persiapan ekspansi, Novita mengutarakan BNI saat ini memiliki modal yang sangat cukup untuk menjaga akselerasi pengembangan bisnis tahun depan. Terlebih, perseroan telah melakukan penerbitan surat utang yang memperkuat modal inti tier 2 dan modal inti tier 1 sehingga mendorong CAR ke posisi 19,9%. Percetakan laba tahun ini pun akan menambah kekuatan modal inti BNI secara organik.
Kualitas kredit juga menunjukkan pola perbaikan yang signifikan sehingga membuat persepsi risiko BNI lebih baik untuk melanjutkan ekspansi fungsi intermediasi. Adapun, NPL BNI pada kuartal ketiga ini sudah berada pada posisi 3,8% dari periode sama tahun lalu 4,3%.
BNI juga pun mampu meningkatkan daya saing suku bunga kredit. Hal ini berkat penghimpunan dana murah yang agresif tahun ini sehingga cost of fund terpangkas hingga 1,6%.