Tahun Depan Utang Pemerintah Bertambah Lagi Rp973,6 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Keuangan ( Kemenkeu ) bakal menarik utang sebesar Rp973,6 triliun untuk membiayai defisit fiskal pada 2022 mendatang. Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Ditjen Pengelolaan pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Riko Amir mengatakan, utang dalam APBN 2022 akan dipenuhi dari penerbitan surat berharga negara (SBN).
"Akan ada pembiayaan melalui utang dan non-utang. Melalui utang Rp973,6 triliun, artinya bahwa selama tahun 2022 kita akan melakukan pembiayaan utang melalui SBN atau pelaksanaan pinjaman dengan target net Rp973,6 triliun," kata Amir dalam video virtual, Senin (13/12/2021).
Lanjutnya, Kemenkeu melaporkan realisasi utang pemerintah tahun ini lebih rendah dari yang direncanakan. Tercatat sampai 7 Desember 2021, utang pemerintah mencapai Rp1.186,2 triliun atau 88,3% dari target.
"Realisasi pembiayaan utang sampai 7 Desember telah mencapai 88,3%," katanya.
Dia menambahkan rasio utang di 2022 diperkirakan sebesar 43,2% dari PDB, namun dimungkinkan bisa lebih kecil. Pasalnya, pemerintah akan memaksimalkan penggunaan SAL maupun sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA), serta menarik lebih banyak basis pajak dengan adanya pengesahan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Baca juga: Ragam Hukuman bagi Koruptor di Dunia, dari Penjara hingga Hukuman Mati
“Proyeksi rasio utang di 2022 masih 43,2% tapi kita harapkan lebih kecil. Jadi dalam tahun berjalan ada penerbitan SBN. Artinya penerbitan utang bukan sporadis, tapi dalam satu rencana,” pungkasnya.
"Akan ada pembiayaan melalui utang dan non-utang. Melalui utang Rp973,6 triliun, artinya bahwa selama tahun 2022 kita akan melakukan pembiayaan utang melalui SBN atau pelaksanaan pinjaman dengan target net Rp973,6 triliun," kata Amir dalam video virtual, Senin (13/12/2021).
Lanjutnya, Kemenkeu melaporkan realisasi utang pemerintah tahun ini lebih rendah dari yang direncanakan. Tercatat sampai 7 Desember 2021, utang pemerintah mencapai Rp1.186,2 triliun atau 88,3% dari target.
"Realisasi pembiayaan utang sampai 7 Desember telah mencapai 88,3%," katanya.
Dia menambahkan rasio utang di 2022 diperkirakan sebesar 43,2% dari PDB, namun dimungkinkan bisa lebih kecil. Pasalnya, pemerintah akan memaksimalkan penggunaan SAL maupun sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA), serta menarik lebih banyak basis pajak dengan adanya pengesahan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
Baca juga: Ragam Hukuman bagi Koruptor di Dunia, dari Penjara hingga Hukuman Mati
“Proyeksi rasio utang di 2022 masih 43,2% tapi kita harapkan lebih kecil. Jadi dalam tahun berjalan ada penerbitan SBN. Artinya penerbitan utang bukan sporadis, tapi dalam satu rencana,” pungkasnya.
(uka)