BUMN Harus Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional

Kamis, 16 Desember 2021 - 22:35 WIB
loading...
BUMN Harus Jadi Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional
BUMN didorong harus menjadi lokomotif sekaligus mitra dalam membangun ekonomi masyarakat. Setelah sebelumnya BUMN terlibat dalam upaya pencegahan dan penularan virus. Foto/Dok
A A A
NGANJUK - BUMN didorong harus menjadi lokomotif sekaligus mitra dalam membangun ekonomi masyarakat. Anggota Komisi VI DPR-RI, Abdul Hakim Bafagih menerangkan, pandemi Covid-19 telah memukul ekonomi masyarakat dan menggerus sektor usaha .

Lantaran itu sambungnya, BUMN memiliki tanggung jawab besar ikut turut serta dalam pemulihan. Hakim Bafagih mengaku, akan mendorong BUMN agar terlibat aktif dalam pemulihan ekonomi masyarakat.

"Jika sebelumnya BUMN terlibat dalam upaya pencegahan dan penularan virus, maka setelah pandemi ini BUMN harus menjadi pilar kebangkitan ekonomi," ujar Abdul Hakim Bafagih yang juga Ketua DPD PAN Kabupaten Nganjuk saat Seminar di Balai Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk, Kamis (16/12/2021).



Salah satu pemulihan ekonomi yang ingin didorong oleh Abdul Hakim Bafagih adalah terkait dengan pemulihan ekonomi pertanian di wilayah kecamatan Ngluyu, Rejoso dan Gondang.

Sementara itu pembicara lain, Nu'man Iskandar sebagai Ketua Brutal (Buruh Tani Nelayan) menyampaikan bahwa pangan adalah kunci dalam pemulihan ekonomi ini. Karena itu, konsep pembangunan pertanian yang dilaksanakan harus berbasis kedaulatan dan kemandirian.

"Ada banyak konsep pembangunan kemandirian, tapi praktiknya justru sebaliknya, justru dilaksanakan agar petani memiliki ketergantungan. Harus ada transformasi dalam pemberdayaan petani ini," ucap Nu'man Iskandar yang juga Tenaga Ahli Anggota DPR RI.

Tanpa ada transformasi terang dia, pemberdayaan masyarakat adalah hanya jargon tanpa isi. Untuk itu, kemandirian ini yang akan menjadi ujung tombak dalam pemulihan ekonomi.

Fajar Sasora, Ketua Asosiasi Kakao Indonesia (APKAI) menyampaikan, budidaya kakao sebagai salah satu pilar pertanian yang bisa diharapkan. Apalagi menurutnya banyak warga di Nganjuk menggarap lahan Perhutani.

"Ini menjadi peluang besar dalam membangun ekonomi dibidang pertanian. Kebutuhan kakao dalam negeri sangat tinggi, pasar eksport sangat terbuka lebar," terang Fajar.



Pada saat penanaman awal, ketika kakao belum berproduksi, kakao bisa ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Jadi masyarakat tidak perlu takut tidak mendapatkan hasil pertanian pada saat awal jika nanti dilaksanakan penanaman kakao nanti.

"Petani tidak perlu takut jika produknya nanti tidak dibeli, asosiasi kakao Indonesia akan membeli secara keseluruhan hasil kakao dari petani. Tentu juga dengan harga yang menyejahterakan petani," paparnya.

Menurutnya, kebangkitan ekonomi petani akan bangkit jika petani sejahtera. Dan hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1452 seconds (0.1#10.140)