Tak Lagi Dipasok Avtur Pertamina, Garuda Hanya Operasikan 11 Pesawat
loading...
A
A
A
Di lain sisi, dia menyayangkan bahwa jumlah pesawat Garuda yang semakin berkurang. Pasalnya, jumlah penumpang domestik lagi ramai-ramainya.
Dahlan berhitung, berapa pemasukan yang diterima Garuda. Lalu, berapa yang bisa disisihkan untuk membeli BBM eceran. Untuk keperluan besok, berapa pesawat yang akan terbang disesuaikan dengan berapa uang untuk BBM eceran hari itu.
Dia menilai hal itu mirip cara percetakan menyikapi utang penerbit surat kabar. Penerbit tidak tiap hari membayar ongkos cetak. Tunggu tagihan satu bulan. Walaupun belum bisa bayar koran harus tetap terbit setiap hari. Utang ke percetakan pun menumpuk, kian sulit ditagih.
"Pun ketika sampai tak tertahankan lagi. Percetakan pun mengancam: menghentikan cetak. Yang diancam cuek: bisa pindah ke percetakan lain. Utang lebih sulit lagi ditagih," celoteh Dahlan.
Dia kemudian bertanya, apakah untuk BBM eceran ini Pertamina mengenakan harga sedikit lebih tinggi ke Garuda? Apakah juga mengharuskan Garuda mencicil utang lama biarpun ala kadarnya?.
"Tak disangka perusahaan sebesar Pertamina kini harus ikut cara percetakan kecil. Apa boleh buat. Memang harus begitu –mestinya sejak dulu-dulu. Cara itu justru akan bisa memaksa Garuda lebih sehat, kalau saja tidak terlambat," tukasnya.
"Maka sebenarnya Pertamina memang bisa membantu menyehatkan Garuda secara tidak langsung. Dengan cara Pertamina bersikap keras seperti itu. Sejak dulu. Agar Garuda bisa sehat. Terpaksa sehat. Dan lagi, Pertamina pun tidak sampai punya tagihan segajah itu," papar Dahlan.
Dahlan berhitung, berapa pemasukan yang diterima Garuda. Lalu, berapa yang bisa disisihkan untuk membeli BBM eceran. Untuk keperluan besok, berapa pesawat yang akan terbang disesuaikan dengan berapa uang untuk BBM eceran hari itu.
Dia menilai hal itu mirip cara percetakan menyikapi utang penerbit surat kabar. Penerbit tidak tiap hari membayar ongkos cetak. Tunggu tagihan satu bulan. Walaupun belum bisa bayar koran harus tetap terbit setiap hari. Utang ke percetakan pun menumpuk, kian sulit ditagih.
"Pun ketika sampai tak tertahankan lagi. Percetakan pun mengancam: menghentikan cetak. Yang diancam cuek: bisa pindah ke percetakan lain. Utang lebih sulit lagi ditagih," celoteh Dahlan.
Dia kemudian bertanya, apakah untuk BBM eceran ini Pertamina mengenakan harga sedikit lebih tinggi ke Garuda? Apakah juga mengharuskan Garuda mencicil utang lama biarpun ala kadarnya?.
"Tak disangka perusahaan sebesar Pertamina kini harus ikut cara percetakan kecil. Apa boleh buat. Memang harus begitu –mestinya sejak dulu-dulu. Cara itu justru akan bisa memaksa Garuda lebih sehat, kalau saja tidak terlambat," tukasnya.
"Maka sebenarnya Pertamina memang bisa membantu menyehatkan Garuda secara tidak langsung. Dengan cara Pertamina bersikap keras seperti itu. Sejak dulu. Agar Garuda bisa sehat. Terpaksa sehat. Dan lagi, Pertamina pun tidak sampai punya tagihan segajah itu," papar Dahlan.
(ind)