Gokil! Serangan Rayap Timbulkan Kerugian Rp2,8 Triliun per Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Riztra, perusahaan pengendali hama (pest control) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN ) melakukan kerja sama penelitian mengenai serangan serangga perusak kayu. Kerja sama ini bertujuan untuk membuat kajian mengenai sistem proteksi dan penanggulangan yang efektif dan efisien terhadap hama rayap yang sangat merugikan.
Direktur Riztra Boyke Arie Pahlevi mengatakan, kerugian yang diakibatkan oleh hama rayap di Indonesia bisa mencapai triliunan rupiah. Aktivitas rayap sebagai hama, baik pada perumahan, bangunan gedung, perkebunan dan kehutanan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar.
"Kami memperkirakan, kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh rayap secara nasional sebesar Rp2,8 triliun setiap tahunnya," ungkap dia, Rabu (22/12/2021).
Menurut Boyke, kondisi iklim dan tanah di Indonesia sangat mendukung kehidupan rayap. Hampir 70% wilayah di Indonesia berpotensi terhadap serangan rayap.
"Selama dua dekade terakhir, ratusan perusahaan pengendali rayap telah banyak berdiri. Ratusan miliar rupiah dana telah digunakan untuk pengendalian serangga itu, termasuk penelitian dan pengembangan inovasi teknologi produk-produk antirayap," kata dia.
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Riset Biomaterial BRIN Akbar Hanif Dawam Abdullah menjelaskan, salah satu fokus penelitian yang dilakukan oleh Pusat Riset Biomaterial BRIN yaitu proteksi struktur bangunan dan tanaman dari serangan serangga perusak kayu.
Sementara Riztra merupakan perusahan yang bergerak di bidang pengendalian serangga hama rumah tangga termasuk serangga perusak kayu. Masing-masing pihak memiliki sumber daya dan kemampuan yang apabila diintegrasikan dan dimanfaatkan bersama dapat meningkatkan kinerja dan manfaat yang lebih besar.
Menurt Akbar, adanya sinergi riset antara BRIN dengan Riztra menjadi startegis untuk diwujudkan melalui skema kerja sama penelitian dan pengembangan untuk menekan kerugian serta menemukan sistem proteksi yang efektif terhadap hama rayap.
"Bersama dengan Riztra, BRIN akan melakukan inspeksi di wilayah Jabodetabek, penelitian mengenai tingkat kerusakan bangunan dan tanaman akibat serangan rayap dan jenis-jenis rayap yang menyerang bangunan dan tanaman. Selain itu juga melakukan pemilihan metode dan bahan isektisida yang tepat, juga melakukan kajian tekno ekonomi," terang Akbar.
Kerja sama ini berlaku selama tiga tahun, dan pihaknya berharap hasil kajian ilmiah nantinya dapat bermanfaat untuk menekan kerugian ekonomis yang besar akibat hama rayap. Demikian juga menjadi sumber referensi yang komprehensif untuk pengembangan metode penanggulangan hama.
"Kami akan mempublikasikan hasil risetnya. Karena ini tidak dilihat dari permasalahan dan metode ilmiahnya saja atau dari sisi ekonominya saja, tetapi juga dari temuan teknologi terapan yang dipergunakan nantinya," terang Akbar.
Lihat Juga: BPJSTK dan Kejaksaan Tinggi Sulsel Jalin Kerja Sama untuk Tingkatkan Kepatuhan Jaminan Sosial
Direktur Riztra Boyke Arie Pahlevi mengatakan, kerugian yang diakibatkan oleh hama rayap di Indonesia bisa mencapai triliunan rupiah. Aktivitas rayap sebagai hama, baik pada perumahan, bangunan gedung, perkebunan dan kehutanan telah menimbulkan kerugian yang sangat besar.
"Kami memperkirakan, kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh rayap secara nasional sebesar Rp2,8 triliun setiap tahunnya," ungkap dia, Rabu (22/12/2021).
Menurut Boyke, kondisi iklim dan tanah di Indonesia sangat mendukung kehidupan rayap. Hampir 70% wilayah di Indonesia berpotensi terhadap serangan rayap.
"Selama dua dekade terakhir, ratusan perusahaan pengendali rayap telah banyak berdiri. Ratusan miliar rupiah dana telah digunakan untuk pengendalian serangga itu, termasuk penelitian dan pengembangan inovasi teknologi produk-produk antirayap," kata dia.
Sementara itu, Plt Kepala Pusat Riset Biomaterial BRIN Akbar Hanif Dawam Abdullah menjelaskan, salah satu fokus penelitian yang dilakukan oleh Pusat Riset Biomaterial BRIN yaitu proteksi struktur bangunan dan tanaman dari serangan serangga perusak kayu.
Sementara Riztra merupakan perusahan yang bergerak di bidang pengendalian serangga hama rumah tangga termasuk serangga perusak kayu. Masing-masing pihak memiliki sumber daya dan kemampuan yang apabila diintegrasikan dan dimanfaatkan bersama dapat meningkatkan kinerja dan manfaat yang lebih besar.
Menurt Akbar, adanya sinergi riset antara BRIN dengan Riztra menjadi startegis untuk diwujudkan melalui skema kerja sama penelitian dan pengembangan untuk menekan kerugian serta menemukan sistem proteksi yang efektif terhadap hama rayap.
"Bersama dengan Riztra, BRIN akan melakukan inspeksi di wilayah Jabodetabek, penelitian mengenai tingkat kerusakan bangunan dan tanaman akibat serangan rayap dan jenis-jenis rayap yang menyerang bangunan dan tanaman. Selain itu juga melakukan pemilihan metode dan bahan isektisida yang tepat, juga melakukan kajian tekno ekonomi," terang Akbar.
Kerja sama ini berlaku selama tiga tahun, dan pihaknya berharap hasil kajian ilmiah nantinya dapat bermanfaat untuk menekan kerugian ekonomis yang besar akibat hama rayap. Demikian juga menjadi sumber referensi yang komprehensif untuk pengembangan metode penanggulangan hama.
"Kami akan mempublikasikan hasil risetnya. Karena ini tidak dilihat dari permasalahan dan metode ilmiahnya saja atau dari sisi ekonominya saja, tetapi juga dari temuan teknologi terapan yang dipergunakan nantinya," terang Akbar.
Lihat Juga: BPJSTK dan Kejaksaan Tinggi Sulsel Jalin Kerja Sama untuk Tingkatkan Kepatuhan Jaminan Sosial
(uka)