Akibat Pandemi, Kondisi Ekonomi Indonesia Mundur 35 Tahun

Selasa, 09 Juni 2020 - 15:13 WIB
loading...
Akibat Pandemi, Kondisi...
Kondisi Ekonomi Mundur Jauh ke Belakang
A A A
JAKARTA - Wabah Corona telah memukul sektor ekonomi. Indonesia pun berpeluang besar masuk dalam jurang resesi. Jika saja di kuartal II tahun ini pertumbuhan ekonomi lebih kecil dari pertumbuahn ekonomi di kuartal I (2,97%), maka sah, secara hukum ekonomi Indonesia masuk dalam fase resesi.
Tanda-tanda ke arah sana memang cukup terlihat. Dari prediksi yang dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani, hingga akhir tahun nanti pertumbuan ekonomi bisa mencapai 0% atau bahkan lebih rendah dari itu alias negatif.

Jika pada akhirnya Indonesia benar-benar masuk dalam resesi, maka seberapa parah kondisinya jika dibandingkan dengan resesi ekonomi di tahun 1998. Banyak kalangan menilai, di tahun itu merupakan kondisi terkelam dalam perekonomian Indonesia. Sebab bukan hanya ekonomi yang terpukul akibat rersesi, pemerintahan Orde Baru pun ikut tumbang.

Jadi lebih parah mana resesi ekonomi 1998 atau 2020? Jawaban mengejutkan disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Ia menyatakan, kondisi saat ini memang lebih berat ketimbang badai ekonomi yang menyapu Indonesia dan juga dunia pada 1998.

Sebagai gambaran, di 1998 sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) menjadi motor penggerak untuk membangkitkan ekonomi. Saat ini, sebaliknya UMKM yang jadi hero di 1998, malah menjadi sektor usaha yang paling terpuruk terhempas pandemic Virus Cofid 19.

Berdasarkan data indikator ekonomi, apa yang disampaikan oleh Menteri Airlangga ada benarnya. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi angka kemiskinan maupun pengangguran tahun ini dapat bertambah masing-masing lebih dari 5 juta orang.

Sehingga angka kemiskinan yang semula 24,79 juta (September 2019), akan bertambah menjadi sekitar 30 juta orang. Angka kemsikinan sebanyak itu hampir sama dengan angka kemiskinan yang dicatat BPS pada 2010 sebesar 31,02 juta dan pada 2011 sebanyak 29,9 juta. Dilihat dari angka kemiskinan, Indonesia mundur 10 tahun.

Demikian pula dengan angka pengangguran terbuka yang sebelumnya mencapai 4,99 juta (Februari 2020), diprediksi akan bertambah 5 juta, menjadi sekitar 10 juta. Angka ini mirip dengan angka pengangguran terbuka yang terjadi pada 2008, sebanyak 9,39 juta. Dilihat dari angka pengangguran maka kondisi ekonomi di negeri ini mundur 11 tahun.

Bagaimana dengan pertumbuhan ekonomi? Katakanlah angka pertumbuhan ekonomi di kuartal I tahun ini, yang sebesar 2,97% dijadikan acuan. Dari data yang ada, angka pertumbuhan itu mendekati angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 1966, sebesar 2,79% dan pertumbuhan ekonomi pada 1985 sebesar 2,46%. Jika demikian, dari sisi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini mirip dengan kondisi 35 tahun yang lalu.

Menurut Menteri Airlangga, meski dilihat dari indikator makro ekonomi, kondisinya merosot jauh, namun masih ada kabar baiknya. Saat ini lembaga keuangan, khususnya perbankan punya ketahanan yang kuat.

Indikasinya jika pada 1998 banyak bank yang tumbang akibat dana masyarakat yang di tarik besar-besaran dalam waktu yang bersamaan. Maka, sebaliknya, saat ini jumlah dana masyarakat yang disimpan di bank alias Dana Pihak Ketiga (DPK) bertambah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2069 seconds (0.1#10.140)