Mendag Lutfi Sebut Ekspor Indonesia Sudah Naik Kelas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan bahwa ekspor Indonesia sudah naik kelas. Maksudnya, ekspor Indonesia dalam bentuk barang jadi mengalami peningkatan.
"Memang barang komoditas kita tengah tinggi, tetapi struktur ekspor kita sudah barang industri dan industri berteknologi tinggi. Mesti kita syukuri, ini evolusi ekspor sudah menjadi barang berteknologi tinggi," katanya dalam acara Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021, Kamis (23/12/2021).
Mendag pun menyebut, sejumlah komoditas ekspor nonmigas yang sedang naik daun. Di antaranya turunan atau produksi dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), besi dan baja, elektronik, hingga otomotif.
"Kita tidak pernah bayangkan Indonesia pada 10 tahun lalu akan menjadi negara super power dari besi dan baja, kemudian elektronik, dan selalu yang menjadi pujaan saya adalah otomotif," terangnya.
Lutfi mengungkapkan, dirinya sudah melihat prospek tinggi ekspor di segmen otomotif jauh-jauh hari atau sebelum dirinya menjadi Menteri Perdagangan. Dia juga mengatakan bahwa industri otomotif terus berkembang lantaran masih rendahnya rasio kepemilikan mobil di Indonesia.
"Saat menjadi Kepala Koordinasi Penanaman Modal, (saya melihat) di AS pada 2006 setiap 1.000 orang ada 1.001 mobil, berarti setiap orang punya satu mobil. Di Jepang setiap 1.000 orang, 583 punya mobil. Saya cari yang dekat dengan RI, ada Thailand. Di Thailand setiap 1.000 orang ada 179 mobil. Di Indonesia setiap 1.000 orangnya hanya da 37 mobil. Pada saat itu Indonesia paling prospektif," jelasnya.
Kemudian, tahun ini pertumbuhan ekspor besi dan baja mencapai 98%, yang nilainya bisa mencapai USD20 miliar. Pada 2020 Indonesia mampu mengekspor USD10,86 miliar produk besi dan baja.
"Pertumbuhan besi baja kita tahun ini 98% insya Allah akan mencapai USD20 miliar," tukasnya.
"Memang barang komoditas kita tengah tinggi, tetapi struktur ekspor kita sudah barang industri dan industri berteknologi tinggi. Mesti kita syukuri, ini evolusi ekspor sudah menjadi barang berteknologi tinggi," katanya dalam acara Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021, Kamis (23/12/2021).
Mendag pun menyebut, sejumlah komoditas ekspor nonmigas yang sedang naik daun. Di antaranya turunan atau produksi dari minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), besi dan baja, elektronik, hingga otomotif.
"Kita tidak pernah bayangkan Indonesia pada 10 tahun lalu akan menjadi negara super power dari besi dan baja, kemudian elektronik, dan selalu yang menjadi pujaan saya adalah otomotif," terangnya.
Lutfi mengungkapkan, dirinya sudah melihat prospek tinggi ekspor di segmen otomotif jauh-jauh hari atau sebelum dirinya menjadi Menteri Perdagangan. Dia juga mengatakan bahwa industri otomotif terus berkembang lantaran masih rendahnya rasio kepemilikan mobil di Indonesia.
"Saat menjadi Kepala Koordinasi Penanaman Modal, (saya melihat) di AS pada 2006 setiap 1.000 orang ada 1.001 mobil, berarti setiap orang punya satu mobil. Di Jepang setiap 1.000 orang, 583 punya mobil. Saya cari yang dekat dengan RI, ada Thailand. Di Thailand setiap 1.000 orang ada 179 mobil. Di Indonesia setiap 1.000 orangnya hanya da 37 mobil. Pada saat itu Indonesia paling prospektif," jelasnya.
Kemudian, tahun ini pertumbuhan ekspor besi dan baja mencapai 98%, yang nilainya bisa mencapai USD20 miliar. Pada 2020 Indonesia mampu mengekspor USD10,86 miliar produk besi dan baja.
"Pertumbuhan besi baja kita tahun ini 98% insya Allah akan mencapai USD20 miliar," tukasnya.
(uka)