Pekan Terakhir IHSG Sideways, Ada Kejutan Sebelum Ganti Tahun?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan ( IHSG ) dalam sepekan terakhir masih mengalami tekanan, meski ditutup positif 0,11% di 6.562,90 pada akhir pekan ini, Jumat (24/12). Selama lima hari terakhir IHSG tertekan 0,59% dengan range pergerakan relatif sempit dan cenderung sideways di area 6.570-6.592.
Pengamat pasar modal , Oktavianus Audi, mengatakan IHSG berpeluang kembali masuk ke area psikologisnya di 6.600-an dalam beberapa hari terakhir sebelum pergantian tahun. Menurutnya, apabila sentimen positif mampu mendongkrak IHSG, maka IHSG bisa menuju 6.800.
"Kemungkinan terjadi penguatan saya pikir masih ada peluang untuk pekan depan, dengan target di range 6.600-6.800," kata Audi kepada MNC Portal Indonesia, dikutip Minggu (26/12/2021).
Secara teknikal, peluang IHSG menuju 6.600an dalam jangka dekat berpeluang besar. Meskipun, aksi profit taking dalam jangka panjang turut memberi rambu bagi pasar.
"Yang perlu diwaspadai adalah tren jangka lebih panjang dengan kondisi IHSG yang masih sideways. Sebenarnya tren negatif ini sudah terlihat, tetapi potensi ke depan setidaknya untuk ke 6.600 masih terlihat," lanjutnya.
Dari sisi katalis penggerak indeks, Audi menyebut kasus Omicron masih menjadi perhatian pasar, baik di tingkat domestik maupun internasional. Selain itu, pengumuman The Fed soal kenaikan suku bunga pada tahun depan turut menjadi titik balik.
"Kita masih melihat arah kebijakan dari The Fed itu sendiri mengingat ada pengumuman kenaikan suku bunga tahun depan," tukasnya.
Pengamat pasar modal , Oktavianus Audi, mengatakan IHSG berpeluang kembali masuk ke area psikologisnya di 6.600-an dalam beberapa hari terakhir sebelum pergantian tahun. Menurutnya, apabila sentimen positif mampu mendongkrak IHSG, maka IHSG bisa menuju 6.800.
"Kemungkinan terjadi penguatan saya pikir masih ada peluang untuk pekan depan, dengan target di range 6.600-6.800," kata Audi kepada MNC Portal Indonesia, dikutip Minggu (26/12/2021).
Secara teknikal, peluang IHSG menuju 6.600an dalam jangka dekat berpeluang besar. Meskipun, aksi profit taking dalam jangka panjang turut memberi rambu bagi pasar.
"Yang perlu diwaspadai adalah tren jangka lebih panjang dengan kondisi IHSG yang masih sideways. Sebenarnya tren negatif ini sudah terlihat, tetapi potensi ke depan setidaknya untuk ke 6.600 masih terlihat," lanjutnya.
Dari sisi katalis penggerak indeks, Audi menyebut kasus Omicron masih menjadi perhatian pasar, baik di tingkat domestik maupun internasional. Selain itu, pengumuman The Fed soal kenaikan suku bunga pada tahun depan turut menjadi titik balik.
"Kita masih melihat arah kebijakan dari The Fed itu sendiri mengingat ada pengumuman kenaikan suku bunga tahun depan," tukasnya.
(uka)