Cuan 635 Persen Sejak IPO, BEI Gembok Emiten Boy Thohir

Kamis, 13 Januari 2022 - 11:13 WIB
loading...
Cuan 635 Persen Sejak...
Coal handling and preparation plant milik PT ADMR. Foto/ADMR
A A A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia ( BEI ) menghentikan sementara perdagangan saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyusul kenaikan yang sangat signifikan dalam beberapa hari terakhir. Secara efektif suspensi terhadap ADMR berlaku mulai perdagangan sesi pertama Kamis (13/1/2022).



BEI mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk 'cooling down' sementara mengingat ADMR telah masuk dalam radar unusual market activity (UMA).

"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham ADMR, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham ADMR, pada perdagangan tanggal 13 Januari 2022," tulis BEI dalam pengumumannya, Rabu (12/1/2022).

Menilik pasar, emiten pertambangan metalurgi milik Garibaldi 'Boy' Thohir itu bergerak menguat tanpa sekalipun di zona merah sejak hari pertama IPO pada 3 Januari 2022. Saat ini ADMR berada di level Rp735, melonjak 635% selama delapan hari perdagangan bursa dari harga perdana Rp100.

Apabila investor masih menggengam saham ADMR senilai Rp10 juta saat IPO, maka kemungkinan besar telah mendapatkan cuan alias profit sebesar Rp63,5 juta dengan total value Rp73,5 juta.

Penghentian sementara perdagangan saham ADMR dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan keputusan investasi di emiten ADMR.

Anak usaha Adaro Energy itu menerbitkan sekitar 6.048.580.000 saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Jumlah tersebut setara dengan 15% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.



Berdasarkan prospektus, perseroan menetapkan harga perdana Rp100 per saham. Dengan demikian, perseroan diperkirakan bakal meraup dana segar mencapai Rp604,86 miliar.

Dalam menjalankan usahanya, perseroan dan entitas anaknya mendapat dukungan dari rantai pasokan yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan transshipment area.

Dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi tersebut, masing-masing dari 5 perusahaan anak mempunyai konsesi tambang berdasarkan PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dengan total luas 146.579 hektare.

Pada tahun 2020, entitas anak perseroan memproduksi batu bara sebesar 1,88 juta ton, atau 70% di atas produksi pada tahun 2019 yang mencapai 1,1 juta ton.



Seluruh batu bara yang diproduksi pada tahun 2020 merupakan batu bara metalurgi jenis Hard Coking Coal (HCC) dari konsesi Maruwai yang memulai produksi pada tahun 2019. Per tanggal 31 Agustus 2021, keseluruhan konsesi PKP2B tersebut memiliki sumber daya sebesar 980,0 juta ton dan cadangan sebesar 170,7 juta ton batu bara metalurgi yang berkualitas tinggi.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1255 seconds (0.1#10.140)