Hartanya Lampaui Bill Gates, Andrew Carnegie Bebaskan Filipina dari Jajahan Spanyol
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jauh sebelum Bill Gates , ada miliarder kaya raya bernama Andrew Carnegie yang hartanya terus menggunung sampai sekarang. Miliuner tanpa tanding di zamannya ini dikenal punya sifat yang sangat dermawan.
Bahkan kala itu, Carnegie sebagai salah satu manusia yang berhasil membantu Filipina keluar dari jajahan Spanyol. Mengutip laman Carnegie Corporation of New York, Carnegie merupakan pengusaha industri yang dijuluki sebagai Bapak Filantropi Modern. Ia adalah industrialis terkaya yang lahir pada 1835 di Inggris.
Lahir di kota Dunfermline yang terkenal sebagai produsen linen halus, praktis membuat keluarga Carnegie juga berprofesi sebagi pembuat tenun. Namun, era industrialisasi yang merajalela membuat usaha tenun rumahan usang dan mengalami penurunan pamor.
Keluarga Carnegie akhirnya memutuskan untuk bermigrasi ke Pennsylvania, Amerika Serikat dan menetap di sana. Sejak usianya menginjak 13 tahun, Carnegie memang sudah gemar bekerja. Ia pernah menjadi karyawan di sebuah pabrik kapas dan bertugas membawa bahan baku ke pekerja untuk ditenun. Dari hasil kerjanya itu, ia memperoleh upah 1,20 dolar AS per minggu.
Setahun kemudian, Carnegie ditawari bekerja di perusahaan telegraf lokal. Meskipun awalnya tak mengerti, namun ia berusaha sebisa mungkin untuk belajar dan memahami telegraf. Di usia 24 tahun, Carnegie sudah dipercaya sebagai pengawas perusahaan di Pennsylvania Railroad. Semakin terlihat bahwa Carnegie adalah sosok ambisius yang tak pernah lelah belajar.
Kariernya semakin cemerlang, harta yang ia miliki pun melimpah. Namun, Carnegie tak ingin menghabiskan uangnya itu secara percuma. Di umur 30 tahun, Carnegie sudah memiliki banyak bisnis, seperti kapal uap, rel kereta api, usaha besi, dan sumur minyak.
Dirinya juga terlibat dalam produksi baja dan mendirikan Carnegie Steel Corporation. Perusahaannya itu kemudian menjadi bisnis manufaktur baja raksasa di dunia. Kekayaan bersihnya mencapai USD372 miliar.
Ketika menikah pada tahun 1887 oleh Louise Whitfield, Carnegie membuat perjanjian pranikah. Isinya, ia akan memberikan seluruh harta kekayaannya untuk kegiatan kemanusiaan. Carnegie menyatakan bahwa kekayaan yang ia miliki sejatinya digunakan untuk membantu menciptakan kesejahteraan orang lain.
Pernyataan Carnegie ini terkenal hingga ke seantero dunia. Namanya pun kian disanjung sebagai Bapak Filantropi era modern.
Melansir IDX Channel, Carnegie menjual perusahaan besarnya itu kepada JP Morgan seharga 480 juta dolar AS di tahun 1901. Ia juga memiliki kekayaan sekitar 230 juta dolar AS obligasi emas, yang disimpannya di bank New Jersey selama bertahun-tahun.
Dengan kekayaannya itu, Carnegie mendirikan perpustakaan, sekolah, perguruan tinggi, dan organisasi nirlaba. Bahkan, dia juga menyelamatkan orang-orang Filipina dari imperialisme AS. Carnegie menggelontorkan dana hingga 20 juta dolar AS demi mewujudkan hal itu.
Carnegie meninggal pada 1919 di Massachusetts, AS. Namanya abadi sebagai orang terkaya sekaligus dermawan di muka bumi. "Tidak ada orang yang bisa menjadi kaya, tanpa dirinya memperkaya orang lain," begitu kalimat terkenal dari Carnegie.
Bahkan kala itu, Carnegie sebagai salah satu manusia yang berhasil membantu Filipina keluar dari jajahan Spanyol. Mengutip laman Carnegie Corporation of New York, Carnegie merupakan pengusaha industri yang dijuluki sebagai Bapak Filantropi Modern. Ia adalah industrialis terkaya yang lahir pada 1835 di Inggris.
Lahir di kota Dunfermline yang terkenal sebagai produsen linen halus, praktis membuat keluarga Carnegie juga berprofesi sebagi pembuat tenun. Namun, era industrialisasi yang merajalela membuat usaha tenun rumahan usang dan mengalami penurunan pamor.
Keluarga Carnegie akhirnya memutuskan untuk bermigrasi ke Pennsylvania, Amerika Serikat dan menetap di sana. Sejak usianya menginjak 13 tahun, Carnegie memang sudah gemar bekerja. Ia pernah menjadi karyawan di sebuah pabrik kapas dan bertugas membawa bahan baku ke pekerja untuk ditenun. Dari hasil kerjanya itu, ia memperoleh upah 1,20 dolar AS per minggu.
Setahun kemudian, Carnegie ditawari bekerja di perusahaan telegraf lokal. Meskipun awalnya tak mengerti, namun ia berusaha sebisa mungkin untuk belajar dan memahami telegraf. Di usia 24 tahun, Carnegie sudah dipercaya sebagai pengawas perusahaan di Pennsylvania Railroad. Semakin terlihat bahwa Carnegie adalah sosok ambisius yang tak pernah lelah belajar.
Kariernya semakin cemerlang, harta yang ia miliki pun melimpah. Namun, Carnegie tak ingin menghabiskan uangnya itu secara percuma. Di umur 30 tahun, Carnegie sudah memiliki banyak bisnis, seperti kapal uap, rel kereta api, usaha besi, dan sumur minyak.
Dirinya juga terlibat dalam produksi baja dan mendirikan Carnegie Steel Corporation. Perusahaannya itu kemudian menjadi bisnis manufaktur baja raksasa di dunia. Kekayaan bersihnya mencapai USD372 miliar.
Ketika menikah pada tahun 1887 oleh Louise Whitfield, Carnegie membuat perjanjian pranikah. Isinya, ia akan memberikan seluruh harta kekayaannya untuk kegiatan kemanusiaan. Carnegie menyatakan bahwa kekayaan yang ia miliki sejatinya digunakan untuk membantu menciptakan kesejahteraan orang lain.
Pernyataan Carnegie ini terkenal hingga ke seantero dunia. Namanya pun kian disanjung sebagai Bapak Filantropi era modern.
Melansir IDX Channel, Carnegie menjual perusahaan besarnya itu kepada JP Morgan seharga 480 juta dolar AS di tahun 1901. Ia juga memiliki kekayaan sekitar 230 juta dolar AS obligasi emas, yang disimpannya di bank New Jersey selama bertahun-tahun.
Dengan kekayaannya itu, Carnegie mendirikan perpustakaan, sekolah, perguruan tinggi, dan organisasi nirlaba. Bahkan, dia juga menyelamatkan orang-orang Filipina dari imperialisme AS. Carnegie menggelontorkan dana hingga 20 juta dolar AS demi mewujudkan hal itu.
Carnegie meninggal pada 1919 di Massachusetts, AS. Namanya abadi sebagai orang terkaya sekaligus dermawan di muka bumi. "Tidak ada orang yang bisa menjadi kaya, tanpa dirinya memperkaya orang lain," begitu kalimat terkenal dari Carnegie.
(nng)