Iklan Berbasis Humor dan Realita Paling Digemari Konsumen

Jum'at, 21 Januari 2022 - 19:51 WIB
loading...
Iklan Berbasis Humor...
Hasil studi melaporkan bahwa iklan berbasis humor dan realita paling banyak digemari konsumen. FOTO/Shutterstock
A A A
JAKARTA - Riset data dan analitik, Nielsen meluncurkan Trust in Advertising Study 2021 tentang kepercayaan dalam periklanan secara global . Studi tersebut mengungkap pendapat konsumen tentang berbagai jenis iklan secara global.

Berdasarkan hasil riset, Nielsen menyoroti tiga hal mengenai periklanan. Pertama, iklan yang menggambarkan situasi nyata dan penuh humor menempati urutan teratas sebagai iklan yang disukai konsumen. Penelitian Nielsen , di sebagian besar negara, karakteristik iklan yang paling penting adalah iklan yang menggambarkan situasi kehidupan nyata. Iklan tersebut semakin menarik ketika ditambah bumbu-bumbu humor di dalamnya.

"Jadi tidak mengherankan ketika humor dan situasi kehidupan nyata menjadi konten paling dekat dengan pemirsa. Iklan yang menyentuh hati terkait dengan esensi menjadi manusia akan tetap unggul dari jenis maupun topik iklan lainnya dan membantu mempertahankan audiens," kata International Media Analytics Lead, Nielsen Cathy Heeley dikutip melalui pernyataan resmi, Jumat (21/1/2022).



Menurut dia tertawa merupakan hal yang sangat pokok bagi manusia dan memiliki kekuatan untuk memberi energi dan menambah keseruan setiap hari. Sementara, iklan dari mulut ke mulut berada di posisi kedua paling sukses. "Hampir 88% orang paling mempercayai rekomendasi dari orang yang mereka kenal," kata dia.

Sedangkan lebih dari 50% orang mempercayai saluran ini dibandingkan dengan saluran lainnya, seperti spanduk online dan iklan video yang ada di ponsel atau tablet, iklan SMS dan iklan mesin pencari. Bahkan, pengaruh influencer tidak berjalan sebaik teman dan keluarga, dengan hanya 71% hanya sekedar cukup hingga sangat mempercayai.

"Di setiap belahan dunia yang diteliti, rekomendasi personal dari keluarga atau teman adalah yang paling dipercaya. Kita tahu iklan reguler mampu menjaga brand tetap hidup, berdasarkan pengalaman pribadi yang dirasakan oleh teman dan keluarga. Kami melihat ketika ‘brand promise’ dan ‘brand experience’ bersinergi dengan baik, angka penjualan dapat meningkat secara signifikan," kata Cathy.

Posisi ketiga dari penelitian Nielsen mengenai iklan yang dipercaya terkait dengan nilai jual, bukan hanya soal produk. Studi ini menunjukkan minimnya kepercayaan dalam iklan secara keseluruhan, kecuali jika rekomendasi berasal dari teman dan keluarga.

Iklan produk tembakau adalah yang paling tidak dipercaya, sementara iklan makanan adalah yang paling dipercaya secara keseluruhan. Temuan dari studi Nielsen ini menunjukkan adanya pergeseran kepercayaan konsumen pada merek yang secara otentik menunjukkan nilai-nilai merek yang kuat.

Cathy menjelaskan, saat ini orang-orang tertarik pada bagaimana sebuah merek akan membawa manfaat bagi dunia, tidak hanya pada kegunaan apa yang ditawarkan produk tersebut. "Kami diberondong dengan beragam pesan setiap hari bahwa semakin sulit bagi sebuah iklan untuk sukses. Konsumen lebih peduli tentang bagaimana merek dapat membantu dunia bergerak maju. Sangat penting bahwa merek saat ini menunjukkan visi, misi, dan nilai-nilai mereka, bukan hanya produk atau layanan mereka," jelasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3131 seconds (0.1#10.140)