Kimia Farma Resmi Kantongi Izin Obat Covid Molnupiravir dari MPP
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kimia Farma (Persero) Tbk. mendapatkan izin sub-lisensi dari Medicines Patent Pool (MPP) untuk obat Molnupiravir . Obat tersebut dianggap efektif melawan virus Covid-19.
"Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan akses obat esensial yang masih dalam paten khususnya Molnupiravir, sehingga dapat diakses masyarakat Indonesia dan negara lain," ungkap Corporate Secretary Kimia Farma , Ganti Winarno P, dikutip melalui pernyataan resmi, di Jakarta, Jumat (21/1/2022).
MPP sendiri adalah organisasi kesehatan masyarakat yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi tersebut dibentuk dengan tujuan meningkatkan akses dan memfasilitasi pengembangan obat untuk negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Berdasarkan laporan, penandatangan perjanjian tersebut bertujuan untuk memfasilitasi jangkauan akses global terhadap Molnupiravir. Menurut dia, perjanjian Kimia Farma dengan MPP akan mendukung transformasi dan aksesibilitas kesehatan di Indonesia.
Sebagai informasi, Molnupiravir dikembangkan di Universitas Emory dan dilisensikan ke Ridgeback Biotherapeutics oleh Drug Innovation Ventures di Emory. Molnupiravir sedang diteliti oleh Merck & Ridgeback untuk pengobatan covid-19 ringan hingga sedang pada orang dewasa berisiko tinggi, termasuk rawat inap atau kematian.
Sejauh ini, Molnupiravir telah diizinkan untuk digunakan di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Sementara, Food and Drug Administraton (FDA) sedang meninjau aplikasi Merck untuk otorisasi penggunaan darurat.
MPP sendiri didirikan oleh Unitaid sebagai penyandang dana utama. Kerja MPP pada akses ke obat-obatan esensial juga didanai oleh Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).
Molnupiravir telah terbukti efektif dalam beberapa model praklinis SARS-CoV-2, termasuk untuk profilaksis, pengobatan, dan pencegahan penularan. Selain itu, data pra-klinis dan klinis menunjukkan molnupiravir efektif melawan varian SARS-CoV-2 yang paling umum.
"Ini adalah langkah penting untuk meningkatkan akses obat esensial yang masih dalam paten khususnya Molnupiravir, sehingga dapat diakses masyarakat Indonesia dan negara lain," ungkap Corporate Secretary Kimia Farma , Ganti Winarno P, dikutip melalui pernyataan resmi, di Jakarta, Jumat (21/1/2022).
MPP sendiri adalah organisasi kesehatan masyarakat yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi tersebut dibentuk dengan tujuan meningkatkan akses dan memfasilitasi pengembangan obat untuk negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Berdasarkan laporan, penandatangan perjanjian tersebut bertujuan untuk memfasilitasi jangkauan akses global terhadap Molnupiravir. Menurut dia, perjanjian Kimia Farma dengan MPP akan mendukung transformasi dan aksesibilitas kesehatan di Indonesia.
Sebagai informasi, Molnupiravir dikembangkan di Universitas Emory dan dilisensikan ke Ridgeback Biotherapeutics oleh Drug Innovation Ventures di Emory. Molnupiravir sedang diteliti oleh Merck & Ridgeback untuk pengobatan covid-19 ringan hingga sedang pada orang dewasa berisiko tinggi, termasuk rawat inap atau kematian.
Sejauh ini, Molnupiravir telah diizinkan untuk digunakan di Inggris dan Amerika Serikat (AS). Sementara, Food and Drug Administraton (FDA) sedang meninjau aplikasi Merck untuk otorisasi penggunaan darurat.
MPP sendiri didirikan oleh Unitaid sebagai penyandang dana utama. Kerja MPP pada akses ke obat-obatan esensial juga didanai oleh Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC).
Molnupiravir telah terbukti efektif dalam beberapa model praklinis SARS-CoV-2, termasuk untuk profilaksis, pengobatan, dan pencegahan penularan. Selain itu, data pra-klinis dan klinis menunjukkan molnupiravir efektif melawan varian SARS-CoV-2 yang paling umum.
(nng)