The power of happiness

Jum'at, 10 Agustus 2012 - 11:18 WIB
The power of happiness
The power of happiness
A A A
HAPPINESS atau kebahagian adalah sebuah kondisi hati yang tercipta dan merupakan gabungan dari faktor teologis–hubungan dengan tuhan–dan faktor psikologis- kejiwaan pribadi yang bersangkutan.

Ternyata tidak hanya berpengaruh dan memberi manfaat pada orang tersebut, akan tetapi juga berpengaruh dan memberi manfaat kepada perusahaan. Menurut The World Values Survey terhadap 90 ribu orang lebih–pria dan wanita–sejak tahun 1981, ditemukan bahwa orang-orang yang merasa bahagia, biasanya kondisi tubuhnya lebih sehat; sehat jasmani maupun rohani, memiliki keluarga yang lebih harmonis, lebih mudah dan terbuka berinteraksi dengan orang lain, kemudian berpikir lebih jernih dan bekerja lebih giat.

Jadi, kebahagiaan bukan merupakan outcome atau output (produk akhir) namun merupakan titik awal yang mempunyai kekuatan atau pengaruh kuat yang membawa kebaikan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Di perusahaan- perusahaan–yang biasanya berkonotasi sekuler–faktor kebahagiaan tidak mendapat perhatian dan sama sekali tidak dipertimbangkan, oleh karena itu merupakan urusan pribadi,tidak ada sangkut paut dengan perusahaan. Bagi perusahaan dengan ikatan kontrak kerja,kewajiban dan hak dinyatakan dengan jelas walau tidak selalu tertulis dan itu menjadi pegangan hubungan kerja sama.

Salah satu tidak memenuhi kewajiban, bisa saja memutuskan hubungan kerja, dan tidak jarang dilakukan dengan tanpa rasa belas kasihan atau pertimbangan. Bukan tidak berperikemanusiaan, tetapi ini masalah take and give atas persetujuan kedua belah pihak, antara yang bekerja dan yang mempekerjakan. Nothing wrong with that, tidak ada yang salah.Namun, bukankah lebih baik jika perusahaan sedikit lebih jauh berpikir bahwa jika saja orangorang yang ada di perusahaan memiliki kehidupan yang bahagia akan sangat meningkatkan kinerja perusahaan melalui kinerja mereka yang memberikan lebih dari ratarata standar perusahaan atau setidaknya mencapai standar?

Saatchi & Saacthi, perusahaan konsultan dalam bidang pengembangan organisasi, marketing dan employee empowerment melakukan pengamatan, dan menemukan bahwa ada tiga faktor yang interconnecteddengan kebahagiaan yaitu: 1. Positive Subjective Experiences. Yang bersifat individual, seperti perasaan bahagia itu sendiri,nikmat,nyaman,kepuasan. 2. Positive Individual Traits. Mencakup kekuatan karakter, tekad,talenta,fokus perhatian dan nilai-nilai. 3. Positive Institutions.Terdiri dari keluarga,sekolah atau pendidikan, bisnis atau pekerjaan, masyarakat, sosial dan agama (keyakinan,iman).

Tiga faktor tersebut ikut membentuk terciptanya kebahagiaan akan tetapi sebaliknya berpengaruh terhadap salah satu, dua dan bahkan tiga faktor positif. Ada hubungan timbal balik di mana kebahagiaan menjadi sentral. Seperti telah diungkapkan di atas bahwa kebahagiaan mempunyai pengaruh dan karenanya merupakan sebuah kekuatan. Kekuatan tersebut menjadi manfaat yang besar jika perusahaan dapat menyalurkannya atau memanfaatkannya, bukan menyalahgunakannya.

Saatchi & Saatchi menyebutnya sebagai Personal Sustainability Project (PSP). PSP bertujuan untuk meningkatkan interkoneksi tiga faktor positif di atas sehingga orang atau karyawan yang bersangkutan merasa lebih bahagia, lebih sehat dan memiliki daya tahan yang lebih besar terhadap tekanan yang dihadapi dalam pekerjaannya. PSP terdiri dari tiga faktor atau tahap yaitu: 1.Self Efficacy di mana yang bersangkutan memiliki tekad dan berusaha untuk mencapai apa yang menjadi cita-cita atau keinginannya tanpa harus dipacu oleh orang lain.Tekad yang kuat.

Ketika ia mencapai apa yang diinginkannya, maka ia pun membuat cita-cita yang baru dan berusaha untuk meraihnya. Tidak berhenti meningkatkan diri. 2.Self management.Berkaitan dengan mengatur dirinya bagaimana ia dapat mencapai atau meraih cita-citanya. Orang-orang yang memiliki self management senang jika mendapat kesempatan untuk mengikuti atau diikutkan dalam sebuah training.

Mereka melihatnya sebagai cara untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan sehingga dapat lebih memperlengkapi dirinya dalam meraih cita-cita. 3. Social Support, seseorang bisa saja mempunyai keyakinan yang begitu kuat dalam dirinya sehingga tidak memedulikan komentar atau pendapat orang lain, tetapi pada kenyataannya sulit mencari seseorang yang mempunyai keyakinan begitu besar,biasanya dan kebanyakan dipengaruhi oleh orang lain.

Keyakinan menjadi goyah ketika ia menemukan lingkungan yang tidak mendukung bahkan cenderung meremehkan. Sebaliknya, ia akan begitu bersemangat ketika menemukan orangorang di sekelilingnya sangat mendukungnya. Sama halnya ketika sebuah tim olahraga, apa pun, menjadi begitu bersemangat ketika para suporter menyoraki mereka untuk memenangkan pertandingan.

PSP mendorong terjadinya peningkatan interkoneksi tiga faktor positif dan selanjutnya tiga faktor positif akan meningkatkan kekuatan kebahagiaan, dan kekuatan kebahagiaan akan menciptakan orangorang yang lebih produktif, serta mengurangi bahkan meniadakan ketergantungan terhadap kontrol dari atasan. PSP mengubah sikap pesimistis menjadi optimistis,sikap negatif menjadi positif, menjadi orang-orang yang mengontrol secara efektif, pertama terhadap dirinya sendiri dan juga terhadap orang lain; bawahan ketika ia menjadi atasan.

Untuk menjalankan PSP sebetulnya tidak diperlukan extra-cost namun perlu dan cukup dengan perhatian yang lebih dari manajemen, untuk bersedia melihat dan mempertimbangkan kehidupan jiwa dan rohani dari karyawan. Memperlakukan mereka sebagai individu yang dihargai seutuhnya dan bukan sekedar alat atau aset perusahaan. Selamat mencoba dan sukses!

DR ELIEZER H HARDJO, PHD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) & Institute of Certified Professional Managers
(and)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7257 seconds (0.1#10.140)