Kinerja Ekspor Indonesia Diyakini Bakal Naik Meski Dihantam Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Agus Suparmanto, tetap optimistis kinerja ekspor tahun ini bisa membaik meski dihantam pandemi virus corona baru alias covid-19. Optimisme tersebut melihat data neraca perdagangan pada Januari-April 2020 yang tercatat surplus sebesar USD2,25 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang defisit USD2,35 miliar.
"Saya optimis ekspor kita bisa meningkat walaupun pertumbuhan ini agak turun sedikit. Ada beberapa komoditas ekspor yang fokus kita tingkatkan karena bagaimanapun juga permintaan indeksnya sudah meningkat dan ini rebound," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Mendag melanjutkan ekspor nonmigas pada periode Januari-April 2020 masih mengalami penguatan meskipun sedang dilanda pandemi Covid-19. Menurut dia, kenaikan ekspor pada empat bulan pertama ini disebabkan oleh adanya kenaikan harga ekspor Indonesia secara agregat karena adanya beberapa permintaan terhadap produk ekspor.
"Hal ini juga ditunjukkan oleh volume ekspor yang mengalami penurunan 6,6% baik penurunan volume ekspor migas sebesar 3,7% maupun penurunan ekspor nonmigas sebesar 6,7%," tuturnya.
Selain itu, ekspor tersebut juga diperkirakan merupakan realisasi transaksi pembelian sebelumnya dimana hasil produksi yang diekspor tersebut merupakan hasil yang sudah diproduksi menggunakan bahan baku yang tersedia.
"Oleh sebab itu untuk menjamin keberlanjutan ekspor, ketersediaan kebutuhan bahan baku bagi industri yang berorientasi ekspor perlu dijaga. Penurunan impor terutama bahan baku perlu diperhatikan juga dalam hal ini, mengingat hambatan suplai bahan baku terus berlanjut maka akan menggangu proses produksi industri di dalam negeri. Ini akan berdampak terhadap ekspor," jelasnya.
Di sisi lain, pemerintah juga akan melindungi industri dalam negeri dari lonjakan impor dengan pengawasan yang ketat. "Kalau ada barang yang sampai menggangu industri, kita akan stop. Sekarang saya sedang melakukan pengetatan atau pengendalian impor apabila itu tidak menunjang industri kita. Kami berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menyikapi hal tersebut," jelas Mendag.
"Saya optimis ekspor kita bisa meningkat walaupun pertumbuhan ini agak turun sedikit. Ada beberapa komoditas ekspor yang fokus kita tingkatkan karena bagaimanapun juga permintaan indeksnya sudah meningkat dan ini rebound," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Mendag melanjutkan ekspor nonmigas pada periode Januari-April 2020 masih mengalami penguatan meskipun sedang dilanda pandemi Covid-19. Menurut dia, kenaikan ekspor pada empat bulan pertama ini disebabkan oleh adanya kenaikan harga ekspor Indonesia secara agregat karena adanya beberapa permintaan terhadap produk ekspor.
"Hal ini juga ditunjukkan oleh volume ekspor yang mengalami penurunan 6,6% baik penurunan volume ekspor migas sebesar 3,7% maupun penurunan ekspor nonmigas sebesar 6,7%," tuturnya.
Selain itu, ekspor tersebut juga diperkirakan merupakan realisasi transaksi pembelian sebelumnya dimana hasil produksi yang diekspor tersebut merupakan hasil yang sudah diproduksi menggunakan bahan baku yang tersedia.
"Oleh sebab itu untuk menjamin keberlanjutan ekspor, ketersediaan kebutuhan bahan baku bagi industri yang berorientasi ekspor perlu dijaga. Penurunan impor terutama bahan baku perlu diperhatikan juga dalam hal ini, mengingat hambatan suplai bahan baku terus berlanjut maka akan menggangu proses produksi industri di dalam negeri. Ini akan berdampak terhadap ekspor," jelasnya.
Di sisi lain, pemerintah juga akan melindungi industri dalam negeri dari lonjakan impor dengan pengawasan yang ketat. "Kalau ada barang yang sampai menggangu industri, kita akan stop. Sekarang saya sedang melakukan pengetatan atau pengendalian impor apabila itu tidak menunjang industri kita. Kami berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk menyikapi hal tersebut," jelas Mendag.
(tri)