Ekonom Imbau SP Pertamina ke Depan Lebih Bijak Suarakan Aspirasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Serikat Pekerja (SP) Pertamina diimbau untuk tidak lagi mengulangi aksi yang berpotensi mengganggu kepentingan masyarakat seperti ancaman mogok kerja beberapa waktu lalu. SP Pertamina diminta bisa menggunakan cara-cara yang lebih arif dalam menyuarakan aspirasinya.
Hal itu disuarakan Ekonom Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Gunawan Benjamin, mengingat pentingnya peran Pertamina terhadap pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat luas. "Jadi jangan lagi sampai ada ancaman-ancaman mogok kerja serupa di masa yang akan datang. Saya berharap ada cara-cara yang lebih baik dalam usaha membangun posisi tawar," kata Gunawan dalam penjelasannya, Senin (24/1/2022).
Dosen ekonomi Universitas Islam Negeri Sumatra Utara ini mengingatkan, masyarakat akan menjadi pihak yang paling dirugikan jika aksi mogok kerja tersebut benar-benar terlaksana. Aktivitas masyarakat akan terganggu dan bahkan bisa terhenti akibat mogok kerja tersebut. "Itu bisa jadi bumerang buat serikat pekerja itu sendiri, karena akhirnya akan dikecam banyak orang akibat aksi yang merugikan kepentingan masyarakat," ujarnya.
Dia mengatakan, semua orang tahu bahwa para pekerja Pertamina memiliki kekuatan yang dapat mengontrol distribusi kebutuhan BBM nasional. Karena itu, dia berpesan agar pekerja Pertamina tidak menggunakan kemampuan tersebut demi kepentingan pribadi atau golongan.
"Jangan sampai power yang begitu besar digunakan untuk mencapai pemenuhan kepentingan pribadi atau kelompok dan imbasnya justru mengancam kami masyarakat yang ada di luar," tuturnya.
Terlepas dari itu, Gunawan menghargai aspirasi dari Serikat Pekerja Pertamina untuk meningkatkan kesejahteraan dengan kenaikan gaji. Namun, tegasnya, usaha untuk mencapai hal itu tidak boleh dengan mengabaikan kepentingan masyarakat. "Yang dikhawatirkan kemarin adalah terjadinya panic buying akibat masyarakat sudah mendengar adanya ancaman mogok tersebut yang berpotensi mengganggu pasokan BBM," ujarnya.
Ke depan, serikat pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menurutnya harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat dalam setiap aksinya. Sebab, aksi tersebut bukan hanya akan berdampak pada internal Pertamina, tapi juga terhadap masyarakat luas.
"Pada dasarnya Pertamina ini kan objek vital, perusahaan negara, sehingga sudah seharusnya para pekerjanya sadar untuk lebih mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan," tegasnya.
Hal itu disuarakan Ekonom Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Gunawan Benjamin, mengingat pentingnya peran Pertamina terhadap pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bagi masyarakat luas. "Jadi jangan lagi sampai ada ancaman-ancaman mogok kerja serupa di masa yang akan datang. Saya berharap ada cara-cara yang lebih baik dalam usaha membangun posisi tawar," kata Gunawan dalam penjelasannya, Senin (24/1/2022).
Dosen ekonomi Universitas Islam Negeri Sumatra Utara ini mengingatkan, masyarakat akan menjadi pihak yang paling dirugikan jika aksi mogok kerja tersebut benar-benar terlaksana. Aktivitas masyarakat akan terganggu dan bahkan bisa terhenti akibat mogok kerja tersebut. "Itu bisa jadi bumerang buat serikat pekerja itu sendiri, karena akhirnya akan dikecam banyak orang akibat aksi yang merugikan kepentingan masyarakat," ujarnya.
Dia mengatakan, semua orang tahu bahwa para pekerja Pertamina memiliki kekuatan yang dapat mengontrol distribusi kebutuhan BBM nasional. Karena itu, dia berpesan agar pekerja Pertamina tidak menggunakan kemampuan tersebut demi kepentingan pribadi atau golongan.
"Jangan sampai power yang begitu besar digunakan untuk mencapai pemenuhan kepentingan pribadi atau kelompok dan imbasnya justru mengancam kami masyarakat yang ada di luar," tuturnya.
Terlepas dari itu, Gunawan menghargai aspirasi dari Serikat Pekerja Pertamina untuk meningkatkan kesejahteraan dengan kenaikan gaji. Namun, tegasnya, usaha untuk mencapai hal itu tidak boleh dengan mengabaikan kepentingan masyarakat. "Yang dikhawatirkan kemarin adalah terjadinya panic buying akibat masyarakat sudah mendengar adanya ancaman mogok tersebut yang berpotensi mengganggu pasokan BBM," ujarnya.
Ke depan, serikat pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) menurutnya harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat dalam setiap aksinya. Sebab, aksi tersebut bukan hanya akan berdampak pada internal Pertamina, tapi juga terhadap masyarakat luas.
"Pada dasarnya Pertamina ini kan objek vital, perusahaan negara, sehingga sudah seharusnya para pekerjanya sadar untuk lebih mendahulukan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan," tegasnya.
(fai)