Mengungkap Fakta-fakta DME, Calon Pengganti LPG untuk Masak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether( DME ) resmi dimulai usai kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya melakukan groundbreaking proyek yang berada di Sumatera Selatan (Sumsel). DME nantinya akan menjadi pengganti LPG untuk kebutuhan sehari-hari yang lebih efisien dan aman bagi lingkungan.
Berikut fakta-fakta terkait DME yang dirangkum dari beberapa sumber, Selasa (25/1/2022).
1. Proyek 'Molor' 6 Tahun
Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya sudah berkali-kali menginstruksikan anak buahnya untuk merealisasikan proyek ini, namun baru dilakukan sekarang.
"Saya sudah berkali-kali menyampaikan hilirisasi, industrialisasi, pentingnya mengurangi impor ini sudah 6 tahun lalu saya perintah, tapi alhamdulillah hari ini meskipun dalam jangka yang panjang bisa dimulai," ujar Jokowi dalam tayangan video di kanal Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).
2. Impor LPG Indonesia Capai Rp 80 Triliun
Tak cuma kemandirian energi, alasan kuat dibalik dimulainya proyek ini adalah karena Indonesia sudah terlalu nyaman impor LPG. Padahal, Indonesia memiliki bahan baku yang bisa diolah menjadi gas serupa.
Jokowi menyebutkan, impor LPG Indonesia mencapai Rp 80 triliun, belum lagi dengan subsidinya.
"Impor LPG kita ini gede banget, mungkin Rp 80-an triliun dari kebutuhan RP 100-an triliun impornya. Itu pun harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya sudah tinggi sekali, Rp 60-70 triliun subsidinya," ujar Jokowi.
3. Investasi Proyek DME Terbesar Setelah Freeport
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi Air Products, perusahaan perdagangan gas dan kimia asal Amerika Serikat, di proyek hilirisasi batu bara mencapai Rp33 triliun. Realisasi investasi Air Products di proyek ini tergolong sangat besar.
"Ini investasi terbesar setelah Freeport tahun ini," ujarnya.
4. Proyek Dikerjakan Dalam 30 Bulan
Jokowi menegaskan, pengerjaan proyek ini harus selesai di waktu yang sudah ditetapkan, yaiu 30 bulan atau 2,5 tahun. "Tadi sebelum masuk, saya kumpulkan yang berkaitan dengan ini, untuk memastikan ini selesai sesuai dengan waktu yang dipastikan yaitu 30 bulan. Jangan ada mundur-mundur lagi," tegasnya.
Menambahkan, Bahlil menyebut awalnya pengerjaan proyek dilakukan dalam 36 bulan. Namun, setelah berdiskusi dengan pihak terkait, disepakati pengerjaan gasifikasi batu bara harus rampung dalam 30 bulan.
5. Kelebihan DME
Sebagai produk ramah lingkungan hasil konversi energi fosil, DME memang memiliki keunggulan yang lebih banyak dibanding LPG. Mengutip laman Ditjen Migas Kementerian ESDM, pemanfaatan DME sebagai bahan bakar energi memiliki keunggulan seperti mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon, yang pastinya lebih baik bagi lingkungan.
"Nyala api yang dihasilkan lebih stabil, tidak menghasilkan polutan particulate matter (PM) dan nitrogen oksida (NOx), tidak mengandung sulfur serta pembakaran lebih cepat dari LPG," demikian dikutip.
6. Kurangi Subsidi APBN
Hilirisasi batu bara menjadi DME di Sumsel akan kurangi Rp7 Triliun subsidi di dalam APBN
7. Buka Lapangan Kerja
Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Sumsel bakal serap lapangan kerja 11-12 ribu secara langsung
8. Perluasan Hilirisasi
Proyek hilirisasi ini akan diperluas ke tempat lain karena deposit batu bara yang berlimpah, seperti diklaim oleh Kementerian BUMN
9. Substitusi Pangkas Subsidi
Substitusi LPG ke DME akan kurang subsidi sebesar Rp60 sampai dengan Rp70 triliun di APBN
10. Produk DME
Produk DME disebutkan bisa menyuplai kebutuhan 6 juta KK (Kepala Keluarga) di Sumsel dan sekitarnya
Berikut fakta-fakta terkait DME yang dirangkum dari beberapa sumber, Selasa (25/1/2022).
1. Proyek 'Molor' 6 Tahun
Presiden Joko Widodo mengatakan, dirinya sudah berkali-kali menginstruksikan anak buahnya untuk merealisasikan proyek ini, namun baru dilakukan sekarang.
"Saya sudah berkali-kali menyampaikan hilirisasi, industrialisasi, pentingnya mengurangi impor ini sudah 6 tahun lalu saya perintah, tapi alhamdulillah hari ini meskipun dalam jangka yang panjang bisa dimulai," ujar Jokowi dalam tayangan video di kanal Sekretariat Presiden, Senin (24/1/2022).
2. Impor LPG Indonesia Capai Rp 80 Triliun
Tak cuma kemandirian energi, alasan kuat dibalik dimulainya proyek ini adalah karena Indonesia sudah terlalu nyaman impor LPG. Padahal, Indonesia memiliki bahan baku yang bisa diolah menjadi gas serupa.
Jokowi menyebutkan, impor LPG Indonesia mencapai Rp 80 triliun, belum lagi dengan subsidinya.
"Impor LPG kita ini gede banget, mungkin Rp 80-an triliun dari kebutuhan RP 100-an triliun impornya. Itu pun harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya sudah tinggi sekali, Rp 60-70 triliun subsidinya," ujar Jokowi.
3. Investasi Proyek DME Terbesar Setelah Freeport
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, realisasi investasi Air Products, perusahaan perdagangan gas dan kimia asal Amerika Serikat, di proyek hilirisasi batu bara mencapai Rp33 triliun. Realisasi investasi Air Products di proyek ini tergolong sangat besar.
"Ini investasi terbesar setelah Freeport tahun ini," ujarnya.
4. Proyek Dikerjakan Dalam 30 Bulan
Jokowi menegaskan, pengerjaan proyek ini harus selesai di waktu yang sudah ditetapkan, yaiu 30 bulan atau 2,5 tahun. "Tadi sebelum masuk, saya kumpulkan yang berkaitan dengan ini, untuk memastikan ini selesai sesuai dengan waktu yang dipastikan yaitu 30 bulan. Jangan ada mundur-mundur lagi," tegasnya.
Menambahkan, Bahlil menyebut awalnya pengerjaan proyek dilakukan dalam 36 bulan. Namun, setelah berdiskusi dengan pihak terkait, disepakati pengerjaan gasifikasi batu bara harus rampung dalam 30 bulan.
5. Kelebihan DME
Sebagai produk ramah lingkungan hasil konversi energi fosil, DME memang memiliki keunggulan yang lebih banyak dibanding LPG. Mengutip laman Ditjen Migas Kementerian ESDM, pemanfaatan DME sebagai bahan bakar energi memiliki keunggulan seperti mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon, yang pastinya lebih baik bagi lingkungan.
"Nyala api yang dihasilkan lebih stabil, tidak menghasilkan polutan particulate matter (PM) dan nitrogen oksida (NOx), tidak mengandung sulfur serta pembakaran lebih cepat dari LPG," demikian dikutip.
6. Kurangi Subsidi APBN
Hilirisasi batu bara menjadi DME di Sumsel akan kurangi Rp7 Triliun subsidi di dalam APBN
7. Buka Lapangan Kerja
Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Sumsel bakal serap lapangan kerja 11-12 ribu secara langsung
8. Perluasan Hilirisasi
Proyek hilirisasi ini akan diperluas ke tempat lain karena deposit batu bara yang berlimpah, seperti diklaim oleh Kementerian BUMN
9. Substitusi Pangkas Subsidi
Substitusi LPG ke DME akan kurang subsidi sebesar Rp60 sampai dengan Rp70 triliun di APBN
10. Produk DME
Produk DME disebutkan bisa menyuplai kebutuhan 6 juta KK (Kepala Keluarga) di Sumsel dan sekitarnya
(akr)