KTT G20 Jadi Momentum Pendorong Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rangkaian acara KTT G20 yang dihelat di Indonesia nyaris sepanjang tahun 2022 menjadi momentum untuk menunjukkan kepada dunia bangkitnya pariwisata Indonesia dari pandemi serta komitmen mendorong pariwisata berkelanjutan.
Penyelenggaraan KTT G20 akan berlangsung dan terpusat di Bali. Sebagaimana diketahui, Pulau Dewata selama ini merupakan salah satu gerbang utama bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.
Tak hanya Bali, pemerintah juga ingin mengenalkan potensi destinasi unggulan lainnya di Tanah Air. Oleh karena itu, sederet agenda side event yang menarik selama Presidensi G20 akan disebar di sejumlah destinasi wisata.
Sebanyak 19 kota atau destinasi wisata di Indonesia, di mana 5 di antaranya adalah Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Labuan Bajo, Likupang, Mandalika, Borobudur, dan Danau Toba, dipastikan akan ikut menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi akbar tersebut.
"Kehadiran Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi side event penyelenggaraan konferensi G20 tentu menjadi sebuah isu penting tentang produktivitas juga pariwisata berkelanjutan, sekaligus pengembangan ekonomi digital setempat lewat jalur Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)," kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina dalam keterangannya, dikutipKamis (17/2/2022).
Menurut dia, sejak tahun 2019, wajah Labuan Bajo sudah dipoles dengan menghadirkan berbagai fasilitas publik yang diharapkan mampu memberi ruang bagi masyarakat dan juga wisatawan yang datang untuk dapat menikmati keindahan Labuan Bajo.
"Kolaborasi pentahelix bersama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan Labuan Bajo untuk menyambut penyelenggaraan KTT G20 terus kami maksimalkan dengan para stakeholder, dari pelaku usaha hingga komunitas juga media,” tandasnya.
Dia menambahkan, badan otorita hadir bukan hanya sebagai respresentasi pemerintah pusat di daerah, tapi juga mengorkestrasikan seluruh kepentingan dalam membangun pariwisata Labuan Bajo.
“Kami juga hadir untuk menjawab tuntutan atas pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing yang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian daerah sesuai misi dan arahan presiden Joko Widodo,” papar Shana.
Seperti disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno beberapa waktu lalu, pihaknya juga memastikan Labuan Bajo siap menyambut rangkaian side event G20.
Setidaknya 10 side event G20 akan digelar di Labuan Bajo. Diawali dengan Tourism Working Group pada bulan Mei dan akan diakhiri dengan Tourism Ministerial Meeting (Site Visit) pada Oktober.
Selain itu, terdapat kegiatan seminar dan workshop ECSWG yang membahas isu lingkungan dan iklim. Tak kalah penting adalah pertemuan Digital Economy Task Force (DETF) pada bulan Juli.
Sebagai catatan, KTT G20 yang merupakan forum kerjasama multilateral dan melibatkan 19 negara utama juga Uni Eropa (EU) dengan kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju adalah momen penting untuk membangun kembali ekonomi bangsa yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Penyelenggaraan KTT G20 akan berlangsung dan terpusat di Bali. Sebagaimana diketahui, Pulau Dewata selama ini merupakan salah satu gerbang utama bagi wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia.
Tak hanya Bali, pemerintah juga ingin mengenalkan potensi destinasi unggulan lainnya di Tanah Air. Oleh karena itu, sederet agenda side event yang menarik selama Presidensi G20 akan disebar di sejumlah destinasi wisata.
Sebanyak 19 kota atau destinasi wisata di Indonesia, di mana 5 di antaranya adalah Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) seperti Labuan Bajo, Likupang, Mandalika, Borobudur, dan Danau Toba, dipastikan akan ikut menjadi tuan rumah penyelenggaraan konferensi akbar tersebut.
"Kehadiran Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi side event penyelenggaraan konferensi G20 tentu menjadi sebuah isu penting tentang produktivitas juga pariwisata berkelanjutan, sekaligus pengembangan ekonomi digital setempat lewat jalur Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)," kata Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina dalam keterangannya, dikutipKamis (17/2/2022).
Menurut dia, sejak tahun 2019, wajah Labuan Bajo sudah dipoles dengan menghadirkan berbagai fasilitas publik yang diharapkan mampu memberi ruang bagi masyarakat dan juga wisatawan yang datang untuk dapat menikmati keindahan Labuan Bajo.
"Kolaborasi pentahelix bersama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan Labuan Bajo untuk menyambut penyelenggaraan KTT G20 terus kami maksimalkan dengan para stakeholder, dari pelaku usaha hingga komunitas juga media,” tandasnya.
Dia menambahkan, badan otorita hadir bukan hanya sebagai respresentasi pemerintah pusat di daerah, tapi juga mengorkestrasikan seluruh kepentingan dalam membangun pariwisata Labuan Bajo.
“Kami juga hadir untuk menjawab tuntutan atas pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing yang diharapkan dapat menggerakkan perekonomian daerah sesuai misi dan arahan presiden Joko Widodo,” papar Shana.
Seperti disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno beberapa waktu lalu, pihaknya juga memastikan Labuan Bajo siap menyambut rangkaian side event G20.
Setidaknya 10 side event G20 akan digelar di Labuan Bajo. Diawali dengan Tourism Working Group pada bulan Mei dan akan diakhiri dengan Tourism Ministerial Meeting (Site Visit) pada Oktober.
Selain itu, terdapat kegiatan seminar dan workshop ECSWG yang membahas isu lingkungan dan iklim. Tak kalah penting adalah pertemuan Digital Economy Task Force (DETF) pada bulan Juli.
Sebagai catatan, KTT G20 yang merupakan forum kerjasama multilateral dan melibatkan 19 negara utama juga Uni Eropa (EU) dengan kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju adalah momen penting untuk membangun kembali ekonomi bangsa yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19.
(ind)