Kisah Pengusaha AS di Bali, Bahagia Hidup Mewah dengan Rp31 Juta

Kamis, 17 Februari 2022 - 11:54 WIB
loading...
Kisah Pengusaha AS di Bali, Bahagia Hidup Mewah dengan Rp31 Juta
Olumide Gbenro, pengusaha asal AS merasa bahagia setelah tinggal ke Bali. FOTO/Tangkapan Layar Instagram/Nanang Wijayanto
A A A
JAKARTA - Kisah pengusaha Amerika Serikat (AS) merasa bahagia setelah tinggal di Bali. Di samping kebutuhan hidup yang realtif murah, masyarakatnya juga ramah. Pria tersebut bernama Olumide Gbenro hanya menghabiskan USD2.233 atau setara Rp31.931.900 (kurs Rp14.300 per USD) dalam waktu satu bulan.

Pengusaha berusia 33 tahun itu dibesarkan di Nigeria hingga berusia 6 tahun. Kemudian, Olumide Gbenro pindah ketika orang tuanya yang merupakan pejabat memutuskan pindah ke London, Inggris.

7 tahun setelah itu, Gbenro diberikan visa bermigrasi ke Amerika Serikat lewat kartu hijau. Bersama orang tua, serta dua saudara kandungnya, dia memutuskan pindah ke Columbus, Ohio.

"Menjadi orang kulit berwarna, saya merasa bahwa ada saat-saat tertentu dalam hidup saya di mana saya tidak merasa dihargai sebagai manusia," kata Gbenro seperti dilansir dari CNBC, Kamis (17/2/2022).



Gbenro menginginkan kehidupan yang kreatif. Adapun kehidupan yang dimaksud yakni dipenuhi dengan perjalanan, seni, dan kesempatan untuk bertemu orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, orang tuanya ingin dia menjadi dokter, pengacara atau insinyur.

Pada tahun 2016, dia menyelesaikan gelar master ganda dalam bidang epidemiologi dan ilmu perilaku di San Diego State University. Dia menemukan dirinya terjebak di antara dua jalan, yakni pergi ke sekolah kedokteran dan menjadi dokter atau berkeliling dunia.

"Sepanjang hidup saya, saya hanya mengikuti aturan, apakah itu dari orang tua, agama, atau masyarakat saya," katanya.

"Tetapi jauh di lubuk hati saya tahu bahwa jika saya mengambil posisi dalam program PhD, saya tidak akan pernah bisa kembali, saya tidak akan pernah bisa bepergian ke luar negeri. Saya akan terjebak di laboratorium, jadi saya memutuskan untuk mengatakan tidak," tambahnya.

Lalu, Gbenro memutuskan untuk mengemasi semua barang-barangnya dan meninggalkan AS untuk melihat dunia. Akan tetapi, itu akan memakan waktu bertahun-tahun untuk mendarat di Bali, rumahnya selamanya.

Pemberhentian pertama Gbenro adalah Berlin, di mana dia punya teman dari sekolah pascasarjana. Dia menghabiskan tiga bulan di sana dengan visa turis yang terpental di antara sofa teman dan hostel.

Ketika Gbenro meninggalkan Amerika Serikat, dia hampir tidak memiliki tabungan dan tidak memiliki rencana. Dia dengan cepat mengembangkan Instagram-nya dengan memposting tips perjalanan, video dance, dan konten lainnya. Gbenro memutuskan untuk memonetisasi hobinya.

"Memulai bisnis jarak jauh sangat sulit pada awalnya," kenang Gbenro. Akan tetapi segera dia memiliki daftar klien yang lengkap dan penghasilan yang cukup untuk menjadikan media sosial sebagai pekerjaan penuh waktu.

Dia mengambil kursus online dalam pemasaran media sosial yang membantunya menyusun bisnisnya, dan seorang teman lama di San Diego merujuknya ke dua klien pertamanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2415 seconds (0.1#10.140)