RI Bebas Karbon 2060, Begini Pandangan Asosiasi Pertambangan Batu Bara

Senin, 21 Februari 2022 - 13:31 WIB
loading...
RI Bebas Karbon 2060,...
Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI), Pandu Patria Sjahrir bicara soal transisi perubahan dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI), Pandu Patria Sjahrir mengatakan, transisi perubahan dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT) sangat penting untuk Indonesia. Untuk itu, peran pengusaha dan pemain industri sangat dibutuhkan untuk mendukung transisi energi tersebut.

“ Transisi energi itu tidak terjadi dalam waktu satu atau dua tahun. Tapi, dari sisi presiden sudah mengatakan, net zero emission 2060 , lalu di tahun 2030 sudah mulai ada pengurangan (energi fosil). Tugas kita sebagai pemain industri adalah membantu visi misi tersebut,” ujar Pandu dalam acara Indonesia Energy Outlook 2022.



Pandu menyebutkan, transisi energi merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Bahkan, lanjutnya, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 untuk energi terbarukan lebih besar 51,6% dibanding energi fosil yang hanya 48,4%.

“Saya ada satu catatan, tahun lalu pada saat kita rapat anggota APBI. Saya bilang ke teman-teman batu bara, bahwa perubahan energi sudah pasti terjadi. Kalau kita tidak berubah, kita yang diubah. Jadi penting sekali rencana pemerintah di mana kita perlu melakukan transisi energi,” ucapnya.

Pandu yang merupakan Wakil Direktur Utama TBS Energi Utama juga mengatakan, transisi energi juga tidak terlepas dari akselerasi teknologi. Apalagi, sambungnya, Pandemi mempercepat akselerasi teknologi hingga lima tahun ke depan dan menyadarkan manusia betapa pentingnya hidup berdampingan dengan ekosistem lingkungan.

“Energi terbarukan sangat penting, dilihat dari infrastruktur digital. Sebab, infrastruktur digital dengan konektivitas yang sangat baik serta transmisi yang efisien, dapat memainkan peran penting dalam mempercepat ekonomi digital,” terangnya.



Menurut Pandu, konsumsi energi di sektor digital akan semakin meningkat di setiap tahun karena akselerasi digital masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari semakin terpenuhi. Salah satu kebutuhannya adalah data center yang akan menjadi fokus para perusahaan teknologi di Indonesia.

“Energi terbarukan bisa memasok kebutuhan listrik di sini. Jadi peran energi dan teknologi saling membutuhkan satu sama lain,” pungkasnya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1755 seconds (0.1#10.140)