APP Group di COP 29: Mengarahkan Transisi Energi Menuju Masa Depan Hijau
loading...
A
A
A
AZERBAIJAN - Dalam Konferensi Perubahan Iklim COP 29 di Azerbaijan, APP Group menegaskan komitmennya untuk berkontribusi pada pencapaian target iklim Indonesia serta tujuan global melalui inisiatif dekarbonisasi dan transisi energi berkelanjutan . Melalui partisipasinya, APP Group menekankan pentingnya transisi energi sebagai langkah kunci menuju pengurangan emisi, terutama di sektor industri.
“APP, sebagai bagian dari industri pulp dan kertas, berperan penting dalam mendukung target dekarbonisasi Indonesia. Kami berkomitmen pada pengurangan emisi di seluruh rantai pasokan dan proses produksi, menjalankan praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Chief Sustainability Officer APP Group, Elim Sritaba.
Dalam sesi diskusi bertema “Investing in a Green Tomorrow through Energy Transition", Elim menambahkan, bahwa keberlanjutan menjadi inti dari strategi bisnis APP, yang diwujudkan melalui program SRV2030 yang berfokus pada dekarbonisasi, energi terbarukan, dan pengurangan intensitas penggunaan air.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha mengungkapkan, bahwa pemerintah Indonesia sedang merevisi regulasi untuk memprioritaskan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Langkah ini membuka peluang besar bagi bisnis dan negara dalam transisi menuju dekarbonisasi, sekaligus menawarkan ruang bagi pengembangan produk dan layanan baru yang ramah lingkungan,” katanya.
Selain itu, Ketua Kadin Net Zero Hub, Dharsono Hartono turut membahas upaya Kadin dalam mendukung UMKM dan industri padat modal melakukan dekarbonisasi. “Kadin mendukung perusahaan, terutama sektor UMKM, untuk bergerak menuju ekonomi hijau. Dengan pemerintahan baru, kami berharap pertumbuhan ekonomi dapat merata melalui peningkatan literasi perbankan,” jelas Dharsono.
Panel diskusi tersebut juga diramaikan oleh pembicara lainnya yaitu Geoffrey Seeto, Senior Managing Director di New Forests dan Clea Kaske-Kuck, Direktur Kebijakan di WBCSD.
Dalam penjelasannya, Elim Sritaba juga menyoroti bahwa transisi energi yang dilakukan APP mencakup effiensi dan menambah pemakaian biomassa untuk menurunkan emisi, memastikan pasokan biomassa terkontrol serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan untuk mendukung daya serap karbon alami.
“Pentingnya menghitung risiko dan membuat rencana lebih teliti sehingga upaya dekarbonisasi bisa terus diupayakan, meskipun investasi diperlukan demi menuju industri yang lebih hijau dan secara berkesinambungan melakukan upaya konservasi dan perlindungan hutan untuk penyerapan karbon,” ujar Elim.
“APP, sebagai bagian dari industri pulp dan kertas, berperan penting dalam mendukung target dekarbonisasi Indonesia. Kami berkomitmen pada pengurangan emisi di seluruh rantai pasokan dan proses produksi, menjalankan praktik pengelolaan hutan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ujar Chief Sustainability Officer APP Group, Elim Sritaba.
Dalam sesi diskusi bertema “Investing in a Green Tomorrow through Energy Transition", Elim menambahkan, bahwa keberlanjutan menjadi inti dari strategi bisnis APP, yang diwujudkan melalui program SRV2030 yang berfokus pada dekarbonisasi, energi terbarukan, dan pengurangan intensitas penggunaan air.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Dewan Energi Nasional, Satya Widya Yudha mengungkapkan, bahwa pemerintah Indonesia sedang merevisi regulasi untuk memprioritaskan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
“Langkah ini membuka peluang besar bagi bisnis dan negara dalam transisi menuju dekarbonisasi, sekaligus menawarkan ruang bagi pengembangan produk dan layanan baru yang ramah lingkungan,” katanya.
Selain itu, Ketua Kadin Net Zero Hub, Dharsono Hartono turut membahas upaya Kadin dalam mendukung UMKM dan industri padat modal melakukan dekarbonisasi. “Kadin mendukung perusahaan, terutama sektor UMKM, untuk bergerak menuju ekonomi hijau. Dengan pemerintahan baru, kami berharap pertumbuhan ekonomi dapat merata melalui peningkatan literasi perbankan,” jelas Dharsono.
Panel diskusi tersebut juga diramaikan oleh pembicara lainnya yaitu Geoffrey Seeto, Senior Managing Director di New Forests dan Clea Kaske-Kuck, Direktur Kebijakan di WBCSD.
Dalam penjelasannya, Elim Sritaba juga menyoroti bahwa transisi energi yang dilakukan APP mencakup effiensi dan menambah pemakaian biomassa untuk menurunkan emisi, memastikan pasokan biomassa terkontrol serta pengelolaan hutan yang berkelanjutan untuk mendukung daya serap karbon alami.
“Pentingnya menghitung risiko dan membuat rencana lebih teliti sehingga upaya dekarbonisasi bisa terus diupayakan, meskipun investasi diperlukan demi menuju industri yang lebih hijau dan secara berkesinambungan melakukan upaya konservasi dan perlindungan hutan untuk penyerapan karbon,” ujar Elim.