Kredit sektor pertanian Jabar masih minim

Kamis, 29 November 2012 - 16:04 WIB
Kredit sektor pertanian Jabar masih minim
Kredit sektor pertanian Jabar masih minim
A A A
Sindonews.com - Perbankan diminta lebih agresif menyalurkan kredit ke sektor produktif seperti pertanian. Pembiayaan perbankan terhadap sektor pertanian baru mencapai Rp5,53 triliun atau sekitar 1,8 persen dari total kredit perbankan di Jabar.

Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) wilayah VI Jabar dan Banten Lucky Fathul Aziz Hadibrata menjelaskan, kredit perbankan pertahap sektor pertanian masih sangat minim.

Dari total kredit perbankan periode Januari-Oktober 2012 sebesar Rp193,83 triliun, pangsa pertanian hanya mengambil porsi sekitar 1,8 persen. Jumlah tersebut sangat sedikit dibandingkan kredit pada sektor lainnya seperti kredit konsumtif.

Menurut Lucky, komposisi kredit yang di salurkan perbankan terhadap sektor pertanian jauh di bawah sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) atau sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

BI Jabar mencatat, kredit pada sektor PHR dan industri pengolahan mencapai 37 persen. Sedangkan kredit perbankan pada sektor UMKM mencapai 28,1 persen dari total kredit perbankan di Jabar.

“Kami berharap, perbankan bisa menyalurkan kredit pada sektor produktif seperti insfrastruktur dan pertanian. Kredit pada sektor pertanian misalnya, masih sangat kecil,” kata Lucky di Bandung, Kamis (29/11/2012).

Menurut Lucky, kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domsetik Regional Bruto (PDRB) mencapai 12 persen. Perlambatan sektor pertanian, bisa memperburuk perekonomian Jabar. Keberpihakan perbankan terhadap sektor pertanian dapat mengawal stabilitas ekonomi kawasan.

“Peningkatan kredit perbankan terhadap pertanian, bisa mendukung momentum ekonomi Jabar yang saat ini tengah cukup bagus,” pungkas dia.

Diketahui, berdasarkan laporan kajian ekonomi regional periode Januari-Oktober 2012 yang dilangsir Bank Indonesia kanwil VI Jabar Banten, ekspor komoditas pertanian terjadi penurunan yang cukup besar yaitu mencapai 22,6 persen (yoy). Ekspor komoditas pertanian didominasi oleh hasil agrikultur (95,34 persen), dan sisanya adalah hasil hutan dan perikanan.

Sementara itu, Ketua DPRD Jabar Irfan Suryanagara mengatakan, perbankan semestinya lebih peduli terhadap kebutuhan masyarakat Jabar. Terutama mereka yang membutuhkan akses permodalan.

Pencapaian kredit perbankan di Jabar yang cukup fantastis, diakui Irfan belum sebanding dengan jumlah penduduk di Jabar yang mencapai 44 juta orang lebih.

“Petani di Jabar masih kesusahan mengakses permodalan. Alasannya, mereka dianggap tidak bankable. Padahal sektor ini membutuhkan modal besar,” jelas Irfan.

Perbankan, semestinya tidak hanya menggarap sektor sektor setrategis yang menghasilkan keuntungan secara finansial. Perbankan, diharapkan bisa masuk pada sektor kecil, seperti pedagang nasi goreng, pedagang bakso, dan lainnya.

Lebih lanjut Irfan menjelaskan, skema kredit cinta rakyat (KCR) yang diterbitkan Pemprov Jabar, merupakan solusi atas berbagai persoalan kredit di Jabar. Kredit ini diberikan kepada mereka yang membutuhkan suntikan modal dengan beban bunga 9,3 persen.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6484 seconds (0.1#10.140)