Jawaban Makjleb Luhut Saat Dikritik Dubes Amerika Soal Kebijakan Impor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan dirinya pernah menerima kritik dari duta besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia ihwal kebijakan pemerintah Indonesia yang mengurangi impor.
“Mengapa Indonesia mengurangi jumlah impor produk-produk asing?” kata Luhut menirukan ucapan sang Dubes, dikutip dari akun Instagram resmi Luhut, Selasa (22/2/2022).
Menko Luhut pun lantas menyampaikan bahwa langkah pemerintah Indonesia menekan impor dan mengampanyekan pembelian produk buatan lokal sejatinya tak jauh berbeda dengan kebijakan yang telah diterapkan di AS. Dalam hal ini adalah program “Buy American” yang dikampanyekan oleh presiden Joe Biden.
“Bukankah kalian telah beri contoh kepada kami lewat ‘Buy American’ Executive Order?” kata Luhut menjawab pertanyaan Dubes AS.
Dia menilai “Buy American” merupakan kebijakan yang bagus dari presiden Joe Biden dan pemerintah Indonesia juga berupaya untuk menerapkan hal yang sama.
Perbincangan dengan Dubes AS itu kerap diceritakan Luhut di hadapan seluruh jajaran kementerian dan lembaga, serta kepala daerah, termasuk saat sosialisasi pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri yang merupakan bagian dari kampanye Gernas BBl (Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia).
“Saya ingin pemerintah daerah yang notabene punya ‘buying power’ besar bisa memanfaatkan potensi pembelian produk dalam negeri sebesar Rp1.131,4 triliun melalui belanja barang atau jasa dan belanja modal di mana alokasi pemerintah daerah sebesar Rp532,5 triliun,” tuturnya.
Dengan begitu, kata dia, permintaan terhadap produk dalam negeri, proses industrialisasi, dan lapangan kerja bisa tercipta. “Serta yang paling penting bisa dimanfaatkan untuk menggiring produsen luar negeri berinvestasi di Indonesia,” tandasnya.
Luhut menerangkan dampak dari kebijakan Gernas BBI menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan gingga 1,7%.
“Selain itu juga aka nada 500 UMKM per daerah yang dapat masuk ke dalam sistem pengadaan ini dan akan menciptakan multiplier effect yang luar biasa, bukan hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun juga penyerapan tenaga kerja besar-besaran,” tuturnya.
Luhut pun berpesan kepada para gubernur, bupati dan walikota bahwa mereka dipilih oleh rakyat dan sudah saatnya membayar utang kepercayaan rakyat dengan membukakan jalan agar konstituen sejahtera.
“Caranya? dengan melakukan aksi nyata keberpihakan terhadap produk dalam negeri. Karena sudah waktunya produk-produk hasil karya UMKM local dan nasional kita bisa naik kelas, jangan lagi menjadi ‘second class’ dan didikte oleh negara lain,” tegasnya. Agar hal itu terwujud, Luhut menekankan perlunya keberanian dan niat yang konkret dalam pelaksanaannya.
“Mengapa Indonesia mengurangi jumlah impor produk-produk asing?” kata Luhut menirukan ucapan sang Dubes, dikutip dari akun Instagram resmi Luhut, Selasa (22/2/2022).
Menko Luhut pun lantas menyampaikan bahwa langkah pemerintah Indonesia menekan impor dan mengampanyekan pembelian produk buatan lokal sejatinya tak jauh berbeda dengan kebijakan yang telah diterapkan di AS. Dalam hal ini adalah program “Buy American” yang dikampanyekan oleh presiden Joe Biden.
“Bukankah kalian telah beri contoh kepada kami lewat ‘Buy American’ Executive Order?” kata Luhut menjawab pertanyaan Dubes AS.
Dia menilai “Buy American” merupakan kebijakan yang bagus dari presiden Joe Biden dan pemerintah Indonesia juga berupaya untuk menerapkan hal yang sama.
Perbincangan dengan Dubes AS itu kerap diceritakan Luhut di hadapan seluruh jajaran kementerian dan lembaga, serta kepala daerah, termasuk saat sosialisasi pembelian dan pemanfaatan produk dalam negeri yang merupakan bagian dari kampanye Gernas BBl (Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia).
“Saya ingin pemerintah daerah yang notabene punya ‘buying power’ besar bisa memanfaatkan potensi pembelian produk dalam negeri sebesar Rp1.131,4 triliun melalui belanja barang atau jasa dan belanja modal di mana alokasi pemerintah daerah sebesar Rp532,5 triliun,” tuturnya.
Dengan begitu, kata dia, permintaan terhadap produk dalam negeri, proses industrialisasi, dan lapangan kerja bisa tercipta. “Serta yang paling penting bisa dimanfaatkan untuk menggiring produsen luar negeri berinvestasi di Indonesia,” tandasnya.
Luhut menerangkan dampak dari kebijakan Gernas BBI menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan gingga 1,7%.
“Selain itu juga aka nada 500 UMKM per daerah yang dapat masuk ke dalam sistem pengadaan ini dan akan menciptakan multiplier effect yang luar biasa, bukan hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi namun juga penyerapan tenaga kerja besar-besaran,” tuturnya.
Luhut pun berpesan kepada para gubernur, bupati dan walikota bahwa mereka dipilih oleh rakyat dan sudah saatnya membayar utang kepercayaan rakyat dengan membukakan jalan agar konstituen sejahtera.
“Caranya? dengan melakukan aksi nyata keberpihakan terhadap produk dalam negeri. Karena sudah waktunya produk-produk hasil karya UMKM local dan nasional kita bisa naik kelas, jangan lagi menjadi ‘second class’ dan didikte oleh negara lain,” tegasnya. Agar hal itu terwujud, Luhut menekankan perlunya keberanian dan niat yang konkret dalam pelaksanaannya.
(ind)