Rusia-Ukraina Perang, Harga CPO Meroket Lebih dari 4%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melonjak lebih dari 4% pada perdagangan Kamis (23/2/2022) siang. Kenaikan harga minyak nabati ini terus berlanjut di tengah ketegangan dunia yang dipicu perang Rusia-Ukraina.
Hingga pukul 13:40 WIB di Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO kontrak Maret 2022 naik 284 poin atau 4,36% menjadi MYR6.790 per ton dari sebelumnya MYR6.506 per ton. Ini merupakan kontrak pasar spot CPO tertinggi.
Kontrak April 2022 melonjak 283 poin atau 4,52% di MYR6.536 per ton. Sedangkan kontrak teraktif yang diperdagangkan untuk Mei 2022 melesat 258 poin atau 4,31% di MYR6.240 per ton, memperpanjang reli enam sesi berturut-turut, terpanjang sejak pertengahan Maret 2021.
Secara fundamental, harga CPO tampak terpengaruh atas krisis geopolitik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina, yang meningkatkan kekhawatiran gangguan pasokan minyak nabati di tingkat global.
Baru-baru ini, pasukan Rusia menembakkan serangan rudal ke beberapa kota di Ukraina dan mendaratkan pasukannya di pantai wilayah selatan pada Kamis (24/2/2022), menurut laporan para pejabat, menyusul operasi militer khusus yang dikeluarkan Presiden Vladimir Putin.
"Selama masalah Rusia-Ukraina tidak diselesaikan dalam waktu dekat, kami akan terus melihat rekor tertinggi barunya, tetapi ini bisa menjadi jangka pendek," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, dilansir Reuters, Kamis (24/2/2022).
Harga akan secara otomatis merosot apabila tidak ada sentimen yang membuat pasar CPO mempertahankan tren bullish-nya. Ketidakpastian pasokan di tengah konflik juga mendongkrak harga minyak bunga matahari dan minyak kedelai.
Kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian China naik 3,4%, sementara kontrak minyak CPO naik 3,2%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga melompat 2,7%. Selain karena sentimen geopolitik, pasar komoditas CPO juga terbebani derasnya permintaan ekspor di tingkat global.
Data surveyor kargo Societe Generale de Surveillance baru-baru ini juga mencatat tingkat ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1 - 20 Februari 2022 naik 30,5% dibandingkan periode sama pada bulan Januari 2022 lalu.
Hingga pukul 13:40 WIB di Bursa Derivatif Malaysia, harga CPO kontrak Maret 2022 naik 284 poin atau 4,36% menjadi MYR6.790 per ton dari sebelumnya MYR6.506 per ton. Ini merupakan kontrak pasar spot CPO tertinggi.
Kontrak April 2022 melonjak 283 poin atau 4,52% di MYR6.536 per ton. Sedangkan kontrak teraktif yang diperdagangkan untuk Mei 2022 melesat 258 poin atau 4,31% di MYR6.240 per ton, memperpanjang reli enam sesi berturut-turut, terpanjang sejak pertengahan Maret 2021.
Secara fundamental, harga CPO tampak terpengaruh atas krisis geopolitik di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina, yang meningkatkan kekhawatiran gangguan pasokan minyak nabati di tingkat global.
Baru-baru ini, pasukan Rusia menembakkan serangan rudal ke beberapa kota di Ukraina dan mendaratkan pasukannya di pantai wilayah selatan pada Kamis (24/2/2022), menurut laporan para pejabat, menyusul operasi militer khusus yang dikeluarkan Presiden Vladimir Putin.
"Selama masalah Rusia-Ukraina tidak diselesaikan dalam waktu dekat, kami akan terus melihat rekor tertinggi barunya, tetapi ini bisa menjadi jangka pendek," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, dilansir Reuters, Kamis (24/2/2022).
Harga akan secara otomatis merosot apabila tidak ada sentimen yang membuat pasar CPO mempertahankan tren bullish-nya. Ketidakpastian pasokan di tengah konflik juga mendongkrak harga minyak bunga matahari dan minyak kedelai.
Kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian China naik 3,4%, sementara kontrak minyak CPO naik 3,2%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade juga melompat 2,7%. Selain karena sentimen geopolitik, pasar komoditas CPO juga terbebani derasnya permintaan ekspor di tingkat global.
Data surveyor kargo Societe Generale de Surveillance baru-baru ini juga mencatat tingkat ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1 - 20 Februari 2022 naik 30,5% dibandingkan periode sama pada bulan Januari 2022 lalu.
(ind)