Mengintip Praktik Bisnis Berkelanjutan di Perusahaan Pionir Air Minum Kemasan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nyaris setengah abad beroperasi, pionir industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia, Aqua, berkomitmen terus menghadirkan hidrasi sehat dan menjalankan bisnis berkelanjutan.
Sejarah Aqua dimulai dari pengusaha yang memiliki visi besar, Tirto Utomo, yang melihat kebutuhan masyarakat Indonesia akan air minum yang aman dan sehat.
Sejak didirikan tahun 1973, hingga saat ini Aqua terus menghadirkan berbagai inovasi. Perusahaan yang saat ini menjadi bagian dari Danone Indonesia juga terus menjalankan berbagai praktik bisnis yang berkelanjutan dengan kepedulian terhadap isu sosial dan lingkungan.
Lisa Tirto Utomo, istri dari pendiri Aqua Tirto Utomo menjelaskan, Aqua lahir dari sebuah visi besar untuk menghadirkan produk berkualitas dan membawa kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
“Kala itu, tidak banyak yang melihat pentingnya air minum yang berkualitas. Untuk itu Aqua hadir dan terus menjaga komitmen tersebut hingga saat ini, untuk Indonesia,” ujarnya, dikutip Kamis (24/2/2022).
Menurut Lisa, visi besar tersebut didukung oleh komitmen Tirto Utomo terhadap bisnis berkelanjutan. Sejak awal didirikan, Aqua selalu memegang teguh prinsip komitmen ganda di mana bisnis haruslah sejalan dengan kinerja sosial dan lingkungan.
Sejalan dengan hal itu, CEO Danone Indonesia Connie Ang menjelaskan, sebagai merek yang lahir dan besar bersama Indonesia, hingga saat ini, Danone-Aqua terus memegang prinsip tersebut, dengan membangun model pertumbuhan bisnis yang seimbang, menguntungkan, dan berkelanjutan yang menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan.
“Komitmen tersebut juga sejalan dengan visi besar Danone secara global, One Planet One Health, di mana kami percaya bahwa kesehatan dan keberlanjutan alam merupakan hal yang saling memiliki keterkaitan,” tuturnya.
Connie menyatakan, seluruh program tersebut dikembangkan bekerja sama dan melibatkan berbagai mitra secara kolaboratif. “Melalui berbagai upaya kolaboratif, kami terus mengambangkan operasional bisnis yang berkelanjutan dan bertanggungjawab dengan memiliki tiga fokus utama, yaitu menjaga sirkularitas sumber daya air, mitigasi perubahan iklim, dan pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi,” urainya.
Dalam menjaga sirkularitas dan keberlanjutan sumber daya air, hingga saat ini Danone–Aqua telah melakukan berbagai inisiatif untuk tetap menjaga kualitas dan kuantitasnya dan tercatat telah menanam lebih dari 2,5 juta pohon.
Juga, membangun lebih dari 1.900 sumur resapan, membangun lebih dari 81.000 biopori, membangun fasilitas panen hujan, serta mengembangkan 19 Taman Keanekaragaman Hayati baik di dalam area pabrik ataupun di luar area pabrik.
Selain itu, untuk membantu mitigasi perubahan iklim, Danone-Aqua mengembangkan program pengurangan jejak karbon dengan mendorong penggunaan energi terbarukan.
Menurut Connie, inisiatif ini sejalan dengan komitmen Danone-Aqua untuk menjadi perusahaan dengan Emisi Nol atau Netral Karbon dalam seluruh rantai pasok perusahaan pada tahun 2050, serta penggunaan 100% energi listrik terbarukan pada tahun 2030. Pada periode 2019-2020, Danone–Aqua telah berhasil mengurangi jejak karbon sebesar 157,597 ton CO2.
Danone-AQUA juga berupaya untuk terus mengelola sampah kemasan paska konsumsi serta berperan aktif dalam mendukung target pencapaian pemerintah dalam hal pengelolaan sampah.
Melalui Gerakan #BijakBerplastik yang diluncurkan sejak 2018, Danone-Aqua berambisi mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang digunakan, menggunakan 100% kemasan yang dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali ataupun dapat terurai, serta meningkatkan proporsi konten daur ulang dalam kemasan menjadi 50% pada tahun 2025.
Melalui berbagai inisiaif dan kolaborasi hingga saat ini Danone-Aqua telah berhasil mengumpulkan lebih dari 13.000 ton plastik setiap tahunnya melalui 6 Recycling Business Unit yang tersebar di Indonesia, Bank Sampah, serta Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Connie menambahkan, pemberdayaan masyarakat dan komunitas juga menjadi fokus Danone-Aqua, di mana hingga saat ini telah tercatat lebih dari 318 hektar lahan yang telah dikonversi menjadi pertanian ramah lingkungan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta menjaga kualitas dan kuantitas air.
Selain itu Danone-Aqua juga mengembangkan program Aqua Home Service (AHS) yang telah memberdayakan lebih dari 8.000 ibu rumah tangga dan keluarga di Indonesia serta meningkatkan iklim usaha kecil dan menengah melalui program Damping yang telah menjangkau lebih dari 500 penerima manfaat.
Selain terus menjaga komitmen untuk melestarikan ekosistem dan alam Indonesia, imbuh Connie, Danone-Aqua juga terus memegang prinsip untuk dapat menghadirkan produk dan layanan dengan kualitas terbaik bagi seluruh konsumen di Indonesia.
“Melalui berbagai inovasi, seluruh produk telah memiliki standar kualitas yang tinggi dan melalui lebih dari 400 parameter cek kualitas untuk menjaga kemurnian dan kualitas terbaik hingga ke tangan konsumen,” pungkasnya.
Sejarah Aqua dimulai dari pengusaha yang memiliki visi besar, Tirto Utomo, yang melihat kebutuhan masyarakat Indonesia akan air minum yang aman dan sehat.
Sejak didirikan tahun 1973, hingga saat ini Aqua terus menghadirkan berbagai inovasi. Perusahaan yang saat ini menjadi bagian dari Danone Indonesia juga terus menjalankan berbagai praktik bisnis yang berkelanjutan dengan kepedulian terhadap isu sosial dan lingkungan.
Lisa Tirto Utomo, istri dari pendiri Aqua Tirto Utomo menjelaskan, Aqua lahir dari sebuah visi besar untuk menghadirkan produk berkualitas dan membawa kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
“Kala itu, tidak banyak yang melihat pentingnya air minum yang berkualitas. Untuk itu Aqua hadir dan terus menjaga komitmen tersebut hingga saat ini, untuk Indonesia,” ujarnya, dikutip Kamis (24/2/2022).
Menurut Lisa, visi besar tersebut didukung oleh komitmen Tirto Utomo terhadap bisnis berkelanjutan. Sejak awal didirikan, Aqua selalu memegang teguh prinsip komitmen ganda di mana bisnis haruslah sejalan dengan kinerja sosial dan lingkungan.
Sejalan dengan hal itu, CEO Danone Indonesia Connie Ang menjelaskan, sebagai merek yang lahir dan besar bersama Indonesia, hingga saat ini, Danone-Aqua terus memegang prinsip tersebut, dengan membangun model pertumbuhan bisnis yang seimbang, menguntungkan, dan berkelanjutan yang menciptakan nilai jangka panjang bagi para pemangku kepentingan.
“Komitmen tersebut juga sejalan dengan visi besar Danone secara global, One Planet One Health, di mana kami percaya bahwa kesehatan dan keberlanjutan alam merupakan hal yang saling memiliki keterkaitan,” tuturnya.
Connie menyatakan, seluruh program tersebut dikembangkan bekerja sama dan melibatkan berbagai mitra secara kolaboratif. “Melalui berbagai upaya kolaboratif, kami terus mengambangkan operasional bisnis yang berkelanjutan dan bertanggungjawab dengan memiliki tiga fokus utama, yaitu menjaga sirkularitas sumber daya air, mitigasi perubahan iklim, dan pengelolaan sampah kemasan paska konsumsi,” urainya.
Dalam menjaga sirkularitas dan keberlanjutan sumber daya air, hingga saat ini Danone–Aqua telah melakukan berbagai inisiatif untuk tetap menjaga kualitas dan kuantitasnya dan tercatat telah menanam lebih dari 2,5 juta pohon.
Juga, membangun lebih dari 1.900 sumur resapan, membangun lebih dari 81.000 biopori, membangun fasilitas panen hujan, serta mengembangkan 19 Taman Keanekaragaman Hayati baik di dalam area pabrik ataupun di luar area pabrik.
Selain itu, untuk membantu mitigasi perubahan iklim, Danone-Aqua mengembangkan program pengurangan jejak karbon dengan mendorong penggunaan energi terbarukan.
Menurut Connie, inisiatif ini sejalan dengan komitmen Danone-Aqua untuk menjadi perusahaan dengan Emisi Nol atau Netral Karbon dalam seluruh rantai pasok perusahaan pada tahun 2050, serta penggunaan 100% energi listrik terbarukan pada tahun 2030. Pada periode 2019-2020, Danone–Aqua telah berhasil mengurangi jejak karbon sebesar 157,597 ton CO2.
Danone-AQUA juga berupaya untuk terus mengelola sampah kemasan paska konsumsi serta berperan aktif dalam mendukung target pencapaian pemerintah dalam hal pengelolaan sampah.
Melalui Gerakan #BijakBerplastik yang diluncurkan sejak 2018, Danone-Aqua berambisi mengumpulkan lebih banyak plastik daripada yang digunakan, menggunakan 100% kemasan yang dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali ataupun dapat terurai, serta meningkatkan proporsi konten daur ulang dalam kemasan menjadi 50% pada tahun 2025.
Melalui berbagai inisiaif dan kolaborasi hingga saat ini Danone-Aqua telah berhasil mengumpulkan lebih dari 13.000 ton plastik setiap tahunnya melalui 6 Recycling Business Unit yang tersebar di Indonesia, Bank Sampah, serta Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Connie menambahkan, pemberdayaan masyarakat dan komunitas juga menjadi fokus Danone-Aqua, di mana hingga saat ini telah tercatat lebih dari 318 hektar lahan yang telah dikonversi menjadi pertanian ramah lingkungan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta menjaga kualitas dan kuantitas air.
Selain itu Danone-Aqua juga mengembangkan program Aqua Home Service (AHS) yang telah memberdayakan lebih dari 8.000 ibu rumah tangga dan keluarga di Indonesia serta meningkatkan iklim usaha kecil dan menengah melalui program Damping yang telah menjangkau lebih dari 500 penerima manfaat.
Selain terus menjaga komitmen untuk melestarikan ekosistem dan alam Indonesia, imbuh Connie, Danone-Aqua juga terus memegang prinsip untuk dapat menghadirkan produk dan layanan dengan kualitas terbaik bagi seluruh konsumen di Indonesia.
“Melalui berbagai inovasi, seluruh produk telah memiliki standar kualitas yang tinggi dan melalui lebih dari 400 parameter cek kualitas untuk menjaga kemurnian dan kualitas terbaik hingga ke tangan konsumen,” pungkasnya.
(ind)