Misi BRI di Liga 1: Geliatkan Kembali Ekonomi di Saat Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRI Liga 1 telah digelar di Pulau Dewata sejak Juni tahun lalu. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola ini memboyong sejumlah misi pemulihan dari BRI, tak hanya untuk industri kulit bundar, namun UMKM yang terlibat.
Survei LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) pada pertengahan 2020 menyebutkan, kerugian ekonomi yang tercipta akibat terhentinya kegiatan sepak bola diperkirakan mencapai Rp2,7 hingga Rp3 triliun. Setidaknya, ada 24.000 orang yang terlibat langsung di dalam industri sepak bola.
Tentu, kondisi itu berpengaruh besar terhadap ekonomi Tanah Air. Apalagi, tahun 2022 menjadi momentum pemulihan ekonomi sejak dihantam pandemi Covid-19.
"Melihat efek langsung ini, BRI merasa perlu mendukung ekonomi nasional," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, dikutip Senin (28/2/2022).
Memantau tren sejak digelarnya BRI Liga 1, setidaknya pelaku usaha yang berkaitan langsung dengan industri sepak bola seperti penjual bola, sepatu, jersey hingga pernak-pernik khas klub mengalami kenaikan penjualan setelah sebelumnya anjlok hingga 90%.
Misalnya, penjualan Arema FC Official Store yang melonjak 90%, demikian pula Persebaya Official Store yang penjualannya naik 10-20%. Omzet Bali United Cafe juga tercatat meroket Rp8-10 juta per hari. Hadirnya kompetisi ini membantu usaha mereka kembali bangkit.
"Harapannya kompetisi terus berlanjut. Saya berharap semuanya lancar aman dan nyaman hingga kompetisi selesai sesuai jadwal," ujar Manager Store Arema FC, Tjiptadi Purnomo.
Tak hanya dari sisi pendapatan, bergulirnya pertandingan sepak bola juga menyerap tenaga kerja langsung di lokasi gelaran Liga 1, mulai dari tim internal hingga eksternal pertandingan seperti petugas keamanan dan kebersihan. Belum lagi bagi pengusaha katering, layanan transportasi hingga perhotelan.
BRI Liga 1 menjadi bukti nyata kontribusi BRI bagi ekonomi nasional. Tak hanya di ajang ini, sejak awal pandemi, BRI juga telah menunjukkan loyalitasnya mendampingi UMKM.
"Dari awal pandemi, saya katakan kalau mau selamatkan ekonomi, selamatkan UMKM. Karena itu menjadi fokus dari BRI," ujar Sunarso.
Oleh karenanya, restrukturisasi UMKM gencar dilakukan, dari nilai Rp245,22 triliun pada awal pandemi, menjadi Rp156,93 triliun hingga akhir Desember 2021. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama 2021 juga telah mencapai Rp194,9 triliun kepada 6,5 juta nasabah, dan akan terus bertambah pada tahun-tahun ke depan.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
Survei LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) pada pertengahan 2020 menyebutkan, kerugian ekonomi yang tercipta akibat terhentinya kegiatan sepak bola diperkirakan mencapai Rp2,7 hingga Rp3 triliun. Setidaknya, ada 24.000 orang yang terlibat langsung di dalam industri sepak bola.
Tentu, kondisi itu berpengaruh besar terhadap ekonomi Tanah Air. Apalagi, tahun 2022 menjadi momentum pemulihan ekonomi sejak dihantam pandemi Covid-19.
"Melihat efek langsung ini, BRI merasa perlu mendukung ekonomi nasional," ujar Direktur Utama BRI Sunarso, dikutip Senin (28/2/2022).
Memantau tren sejak digelarnya BRI Liga 1, setidaknya pelaku usaha yang berkaitan langsung dengan industri sepak bola seperti penjual bola, sepatu, jersey hingga pernak-pernik khas klub mengalami kenaikan penjualan setelah sebelumnya anjlok hingga 90%.
Misalnya, penjualan Arema FC Official Store yang melonjak 90%, demikian pula Persebaya Official Store yang penjualannya naik 10-20%. Omzet Bali United Cafe juga tercatat meroket Rp8-10 juta per hari. Hadirnya kompetisi ini membantu usaha mereka kembali bangkit.
"Harapannya kompetisi terus berlanjut. Saya berharap semuanya lancar aman dan nyaman hingga kompetisi selesai sesuai jadwal," ujar Manager Store Arema FC, Tjiptadi Purnomo.
Tak hanya dari sisi pendapatan, bergulirnya pertandingan sepak bola juga menyerap tenaga kerja langsung di lokasi gelaran Liga 1, mulai dari tim internal hingga eksternal pertandingan seperti petugas keamanan dan kebersihan. Belum lagi bagi pengusaha katering, layanan transportasi hingga perhotelan.
BRI Liga 1 menjadi bukti nyata kontribusi BRI bagi ekonomi nasional. Tak hanya di ajang ini, sejak awal pandemi, BRI juga telah menunjukkan loyalitasnya mendampingi UMKM.
"Dari awal pandemi, saya katakan kalau mau selamatkan ekonomi, selamatkan UMKM. Karena itu menjadi fokus dari BRI," ujar Sunarso.
Baca Juga
Oleh karenanya, restrukturisasi UMKM gencar dilakukan, dari nilai Rp245,22 triliun pada awal pandemi, menjadi Rp156,93 triliun hingga akhir Desember 2021. Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama 2021 juga telah mencapai Rp194,9 triliun kepada 6,5 juta nasabah, dan akan terus bertambah pada tahun-tahun ke depan.
Lihat Juga: Kisah Sukses Agen Mitra UMi BRI di Merauke, Tingkatkan Ekonomi Keluarga hingga Sekolahkan Anak
(uka)