Kilang Pertamina Balikpapan Kebakaran, Produksinya BBM hingga LPG
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kilang Refinery Unit (RU) V Balikpapan milik PT Pertamina (Persero) dilalap api, Jumat pagi tadi. Kilang tersebut memproduksi Bahan Bakar Minyak atau BBM (Premium, Kero, Solar, Pertadex & Pertamax), non BBM (Smooth Fluid 05), dan liquefied petroleum gas (LPG).
Mengutip laman resmi Pertamina, kilang RU V Balikpapan menjadi salah satu unit bisnis Direktorat Pengolahan Pertamina yang produknya disalurkan ke kawasan Indonesia Timur. Bahkan, beberapa produknya disalurkan ke Indonesia Barat dan diekspor ke luar negeri.
Meski api sudah berhasil dipadamkan tim di lapangan, hingga operasional kembali berjalan, manajemen Pertamina belum merinci beberapa kerugian yang dialami akibat insiden tersebut.
"Api yang sempat timbul telah berhasil dikendalikan sekitar pukul 11.00 WITA. Penyebab timbulnya api saat ini belum diketahui dan masih menunggu hasil investigasi," kata Are Manager Communication, Relation dan CSR Kilang Balikpapan Ely Chandra, Jumat (4/3/2022).
Manajemen perseroan juga mencatat, sejak pertama kali dibangun RU V telah mengalami beberapa kali perubahan untuk meningkatkan margin dan kapasitas produksi. Pasalnya, seluruh produk yang dihasilkan digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri, khususnya wilayah Indonesia Timur.
Adapun Refinery Unit V memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD setara 25 % dari kapasitas intake nasional dan market share BBM 15,6 % skala nasional.
Kapasitas kilang RU V ditargetkan untuk dikembangkan menjadi 360 MBSD melalui Program RDMP yang mentransformasi kilang Pertamina dalam empat aspek yakni Crude Flexibility, Profitability,Energy Security, dan Product Quality.
Hasilnya, RU V tak hanya berhasil mencapai target kuantitas produksi, namun juga dari segi kualitas. RU V telah beroperasi sejak 1922 dan saat ini memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia.
Lokasi RU V sangat strategis untuk memasok kebutuhan BBM di kawasan Indonesia Timur, dan didukung oleh jaringan distribusi mencakup pipa distribusi, kapal tanker, serta moda transportasi darat.
Sementara, cikal bakal pendirian Pertamina RU V Balikpapan lantaran terjadinya peristiwa pengeboran minyak untuk yang pertama kalinya di Balikpapan yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda pada 10 Februari 1897.
Peristiwa bersejarah tersebut menjadi awal mula berdirinya Kota Balikpapan. Pengeboran sumur minyak pertama yang diberi nama Sumur Mathilda, dilakukan oleh Mathilda Corporation, kerjasama antara J. H. Menten dan Adams dari Samuel & Co.
Mengutip laman resmi Pertamina, kilang RU V Balikpapan menjadi salah satu unit bisnis Direktorat Pengolahan Pertamina yang produknya disalurkan ke kawasan Indonesia Timur. Bahkan, beberapa produknya disalurkan ke Indonesia Barat dan diekspor ke luar negeri.
Meski api sudah berhasil dipadamkan tim di lapangan, hingga operasional kembali berjalan, manajemen Pertamina belum merinci beberapa kerugian yang dialami akibat insiden tersebut.
"Api yang sempat timbul telah berhasil dikendalikan sekitar pukul 11.00 WITA. Penyebab timbulnya api saat ini belum diketahui dan masih menunggu hasil investigasi," kata Are Manager Communication, Relation dan CSR Kilang Balikpapan Ely Chandra, Jumat (4/3/2022).
Manajemen perseroan juga mencatat, sejak pertama kali dibangun RU V telah mengalami beberapa kali perubahan untuk meningkatkan margin dan kapasitas produksi. Pasalnya, seluruh produk yang dihasilkan digunakan untuk memasok kebutuhan dalam negeri, khususnya wilayah Indonesia Timur.
Adapun Refinery Unit V memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD setara 25 % dari kapasitas intake nasional dan market share BBM 15,6 % skala nasional.
Kapasitas kilang RU V ditargetkan untuk dikembangkan menjadi 360 MBSD melalui Program RDMP yang mentransformasi kilang Pertamina dalam empat aspek yakni Crude Flexibility, Profitability,Energy Security, dan Product Quality.
Hasilnya, RU V tak hanya berhasil mencapai target kuantitas produksi, namun juga dari segi kualitas. RU V telah beroperasi sejak 1922 dan saat ini memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia.
Lokasi RU V sangat strategis untuk memasok kebutuhan BBM di kawasan Indonesia Timur, dan didukung oleh jaringan distribusi mencakup pipa distribusi, kapal tanker, serta moda transportasi darat.
Sementara, cikal bakal pendirian Pertamina RU V Balikpapan lantaran terjadinya peristiwa pengeboran minyak untuk yang pertama kalinya di Balikpapan yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda pada 10 Februari 1897.
Peristiwa bersejarah tersebut menjadi awal mula berdirinya Kota Balikpapan. Pengeboran sumur minyak pertama yang diberi nama Sumur Mathilda, dilakukan oleh Mathilda Corporation, kerjasama antara J. H. Menten dan Adams dari Samuel & Co.
(ind)