Pantas Saja AS Berani Embargo Minyak Rusia, Efeknya Tak Separah Krisis Energi 1970-an

Rabu, 09 Maret 2022 - 18:03 WIB
loading...
Pantas Saja AS Berani Embargo Minyak Rusia, Efeknya Tak Separah Krisis Energi 1970-an
Mengapa larangan Amerika Serikat (AS) terhadap impor minyak Rusia berbeda dari embargo energi tahun 1970-an terkait dampaknya terhadap markets. Begini penjelasannya. Foto/Dok
A A A
WASHINGTON - Mengapa larangan Amerika Serikat (AS) terhadap impor minyak Rusia berbeda dari embargo energi tahun 1970-an terkait dampaknya terhadap markets. Harga minyak mentah sendiri telah menyentuh level USD123 per barel pada perdagangan hari Selasa, kemarin.

Level harga minyak tersebut belum pernah terlihat sejak tahun 2008. Setelahnya pemerintahan Biden secara resmi melarang impor minyak, gas alam dan batu bara dari Rusia sebagai pembalasan atas invasi Moskow ke Ukraina .



Perintah eksekutif juga menimbulkan kekhawatiran tentang dampak perang di Eropa Timur itu terhadap ekonomi Amerika, karena harga komoditas melonjak dan konsumen merasakan harga bensin mencapai di atas USD4 per galon.

"Dari sudut pandang saya, takeaway terbesar adalah tidak panik," kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global Invesco, dilansir Marketwatch.

"Kami telah melalui krisis sebelumnya dan guncangan harga yang sangat signifikan dan itu tidak mengakhiri potensi pertumbuhan saham," paparnya.

Kenaikan harga minyak CL00, -1,15% meningkatkan risiko stagflasi, atau pertumbuhan ekonomi yang stagnan dengan tingkat inflasi yang tinggi.

Tetapi Hooper mengatakan, ketika biaya energi yang tinggi telah mendorong inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun, ada tanda-tanda potensi pelonggaran tekanan dalam bentuk memoderasi upah dan pengurangan belanja konsumen.

"Stagflasi, saya akan menetapkan probabilitas 25% hingga 30%," kata Hooper.

"Saya tidak ingin meminimalkan risiko yang ditimbulkan oleh harga minyak yang melonjak lebih tinggi. Tapi kami tidak bergantung pada minyak impor sebanyak yang kami lakukan pada 1970-an," paparnya.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, keputusan untuk melarang produk minyak Rusia "bukan tanpa harga yang harus dibayar di sini,". Ia menambahkan, bahwa "perang Putin sudah menyakiti keluarga Amerika di pompa bensin."

Melihat sejarah jauh ke belakang, embargo minyak Organisasi Negara Pengekspor Minyak pada 1973 memberi lebih banyak tekanan pada ekonomi AS yang sudah tertekan. Di sisi lain hal itu menyebabkan langkah-langkah konservasi energi, termasuk batas kecepatan 55 mph di jalan raya Amerika dan pembentukan Cadangan Minyak Strategis.



Apalagi perbedaan dengan sekarang?, tanya Hooper, adalah pandemi yang telah mengajarkan perusahaan-perusahaan Amerika manfaat dari sistem bekerja dari rumah selama wabah.

"Dengan pendekatan kerja hibrida, apa yang kami rasakan di pompa bensin tidak akan sebanyak pra-pandemi," katanya.

Sebagai informasi Rusia merupakan eksportir minyak terbesar kedua di dunia dan biasanya mengekspor 4,5 juta barel minyak mentah dan 2,5 juta produk minyak setiap hari.

Namun Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa tahun lalu AS hanya mengimpor 700.000 barel per hari minyak mentah Rusia dan produk olahan, atau kurang dari 10% dari impor energi AS.

Bursa Saham AS turun untuk hari keempat berturut-turut, meninggalkan Dow Jones Industrial Average DJIA, -0,56% lebih dalam di wilayah koreksi, dan Nasdaq Composite Index COMP, -0,28% lebih jauh bearish.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1990 seconds (0.1#10.140)