Bos Geo Dipa Pastikan Situasi Sudah Kondusif Pasca Insiden Kebocoran Gas di PLTP Dieng
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki F Ibrahim memastikan wilayah kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng, Jawa Tengah, sudah kondusif pasca insiden kebocoran gas pada Sabtu (12/3/2022) sore. Dia juga memastikan tidak paparan gas beracun H2S yang menyebar kepemukiman warga.
"Tidak ada sterilisasi maupun evaluasi karena H2S yang tadi keluar dan sempat terakumulasi sudah menguap di udara. Lokasi sudah aman," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (12/3/2022) malam.
Dia menjelaskan bahwa kejadian itu bermula saat ada kebocoran terjadi pada sumur produksi yang sedang diperbaiki. Di sana ada rig/menara pengeboran. Untuk proses perbaikan, maka sumur harus diinjeksi terlebih dulu supaya mati.
"Ketika diinjeksi itulah salah satu pompa terbuka sehingga H2S-nya keluar. Jadi, tidak ada ledakan atau semburan. Dan kebocoran di pompa, bukan di kepala sumur," terangnya.
Lebih lanjut, Riki menuturkan bahwa alat itu terbuka dengan tekanan 2.000 psi. Padahal, sumur saat itu baru diinjeksi pada tekanan 400 psi atau seperlimanya.
"Pimpinan tim, saudara Lili Marsudi bermaksud menutup pompa tersebut. Namun H2S yang terkonsentrasi di lokasi terhirup hingga korban tak sadarkan diri. Belakangan, saudara Lili meninggal saat dalam perawatan di RSUD Wonosobo," ucapnya.
Dia menambahkan, melihat temannya tak sadarkan diri sejumlah pekerja lain tim kontraktor bermaksud membantu dan menolongnya. Namun sayangnya mereka juga ikut menghirup H2S juga.
"Sejumlah pekerja lain, tim kontraktor bermaksud membantu dan menolong saudara Lili dan mereka menghirup H2S juga. Saat ini mereka sedang dalam perawatan di RSUD Wonosobo," terangnya.
Dia pun memastikan bahwa tidak ada korban jiwa atau luka yang berasal dari masyarakat atas kejadian ini. Seluruh korban berasal dari para perkerja profesional.
"Kami sangat berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya saudara Lili serta jatuhnya para korban. Kami pastikan para korban adalah para pekerja profesional dan tidak ada warga yang menjadi korban," pungkasnya.
"Tidak ada sterilisasi maupun evaluasi karena H2S yang tadi keluar dan sempat terakumulasi sudah menguap di udara. Lokasi sudah aman," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (12/3/2022) malam.
Dia menjelaskan bahwa kejadian itu bermula saat ada kebocoran terjadi pada sumur produksi yang sedang diperbaiki. Di sana ada rig/menara pengeboran. Untuk proses perbaikan, maka sumur harus diinjeksi terlebih dulu supaya mati.
"Ketika diinjeksi itulah salah satu pompa terbuka sehingga H2S-nya keluar. Jadi, tidak ada ledakan atau semburan. Dan kebocoran di pompa, bukan di kepala sumur," terangnya.
Lebih lanjut, Riki menuturkan bahwa alat itu terbuka dengan tekanan 2.000 psi. Padahal, sumur saat itu baru diinjeksi pada tekanan 400 psi atau seperlimanya.
"Pimpinan tim, saudara Lili Marsudi bermaksud menutup pompa tersebut. Namun H2S yang terkonsentrasi di lokasi terhirup hingga korban tak sadarkan diri. Belakangan, saudara Lili meninggal saat dalam perawatan di RSUD Wonosobo," ucapnya.
Dia menambahkan, melihat temannya tak sadarkan diri sejumlah pekerja lain tim kontraktor bermaksud membantu dan menolongnya. Namun sayangnya mereka juga ikut menghirup H2S juga.
"Sejumlah pekerja lain, tim kontraktor bermaksud membantu dan menolong saudara Lili dan mereka menghirup H2S juga. Saat ini mereka sedang dalam perawatan di RSUD Wonosobo," terangnya.
Dia pun memastikan bahwa tidak ada korban jiwa atau luka yang berasal dari masyarakat atas kejadian ini. Seluruh korban berasal dari para perkerja profesional.
"Kami sangat berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya saudara Lili serta jatuhnya para korban. Kami pastikan para korban adalah para pekerja profesional dan tidak ada warga yang menjadi korban," pungkasnya.
(ind)