Harga BBM Makin Tinggi, Pengamat: Saatnya Kita Berhemat!

Senin, 14 Maret 2022 - 15:42 WIB
loading...
Harga BBM Makin Tinggi,...
Kenaikan harga minyak dunia perlu disikapi dengan gerakan menghemat BBM. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Naiknya harga minyak dunia yang berdampak terhadap semakin tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, terutama untuk jenis BBM yang tidak disubsidi oleh pemerintah.

Sesuai dengan Perpres 191/2014, di Indonesia beredar 3 jenis BBM, yakni BBM Jenis Tertentu (JBT) yang mendapatkan subsidi yaitu minyak tanah dan solar subsidi, lalu BBM Jenis Khusus Penugasan (JBKP) yaitu BBM RON mininal 88. Terakhir, BBM Umum, yakni jenis BBM di luar ke dua jenis BBM sebelumnya seperti Pertamax Series, Dexlite dan Pertamina Dex.



Formula dan harga BBM Umum mengacu kepada KepMen ESDM 62/2020 dimana memang ditetapkan oleh Badan Usaha dengan acuan harga rata-rata MOPS/Argus yang pastinya mengikuti harga minyak dunia. Hal ini yang menyebabkan harga BBM Umum fluktuatif dan mengikuti harga minyak dunia.

"Oleh karena itu, di tengah kondisi ekonomi dan harga komoditas global yang yang tidak menentu, sebaiknya kita mulai kembali berhemat menggunakan BBM," ujar Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/3/2022)
.
Mamit mengatakan, seiring dengan mulai tumbuhnya roda perekonomian pasca pandemi, dimana mobilitas masyarakat mulai kembali masif, kebutuhan pun BBM kembali meningkat. Di sisi lain, harga BBM saat ini mengalami lonjakan yang cukup signifikan akibat kenaikan harga minyak dunia.

"Ini pastinya akan berdampak terhadap beban keuangan, maka saya mengimbau agar kita bisa lebih berhemat dalam menggunakan BBM dalam kegiatan sehari-hari. Agar beban keuangan akibat naiknya harga BBM itu juga berkurang," jelasnya.

Mamit menyampaikan, salah satu upaya untuk melakukan penghematan BBM adalah dengan menggunakan transportasi umum. Apalagi, saat ini transportasi umum sudah berbenah dan mampu memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

"Penggunaan moda transportasi umum merupakan upaya agar kita bisa lebih berhemat dalam menggunakan keuangan kita, apalagi transportasi umum sudah nyaman dalam memberikan pelayanan kepada penggunanya. Kita juga bisa membantu pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca. Ingat, kita mempunyai target mengurangi emisi gas karbondioksida sebesar 29% pada 2030 yang akan datang," urainya.

Mamit juga mendorong agar penggunaaan kendaraan listrik terus ditingkatan. Selain menghemat penggunaan BBM, hal ini juga akan membantu PLN meningkatkan konsumsi listrik yang pasokannya saat ini sedang berlebih.



"Memang perlu upaya khusus dari pemerintah agar penggunaan kendaraan listrik ini terus meningkat. Selain infrastruktur, untuk harga dan desain kendaraan listrik harus bisa menyesuaikan dengan karakter dan kondisi jalan di Indonesia," imbuhnya.

Jika upaya ini berjalan masif, Mamit yakin hal ini akan mampu menekan konsumsi BBM di dalam negeri, sekaligus meningkatkan konsumsi listrik oleh masyarakat.

"Saat ini harga BBM RON 92 di SPBU swasta saja, secara keekonomian sudah berada di angka Rp12.900 perliternya. Belum lagi untuk biaya parkir dan juga biaya tol yang harus di keluarkan. Dengan menggunakan moda transportasi umum dan kendaraan listrik, kita bisa berhemat dan juga membantu pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dioksida dalam rangka menjaga udara yang kita hirup bisa lebih bersih dan sehat," pungkasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1950 seconds (0.1#10.140)